Sapan Didiah cerita Rakyat dari Sumatra Barat
Penulis/ penggarang : Joni Syahputra
Penerbit : Badan Pengembangan dan Pembukuan Ja
Tahun terbit : 2016
Halaman : 76 halaman
Isi buku/ intisari
Buku cerita Sapan Didiah: cerita Rakyat dari Sumatra Barat: mencceritakan tentang kisah seorang ibu tua dan anaknya, dari sebuah kampung yang bernama “kampung Limo Kaum” daerah batu sangkar Minangkabau wilah provinsi sumarta Barat. Musim kamarau telah tiba, beberapa bulah hujan tidak turun di daerah batu sangkar. Di sebuah kampung limo kaum seorang seorang ibu tua sedang menyapu teras rumahnya. Tiba-tiba dia memanggil anaknya yang bernama “Si Upik” untuk mengambil air di sungai, akantetapi dia tidah menuruti perintah sang ibu untuk mengambil air di sungai.
Musim kamarau terus belalu sumua persedian hamper habis untuk memennuhi persedian mereka berdua, tiba-tiba si ibu tua itu berkata, “seandainnya suamiku masih ada, tentunya keadaan kami tidak separah ini”. Imbas musim kamarau tidak haya berdampak pada keluarga si ibu tua ini tapi juga berdampak pada kampung “limo kaum”. Sore harinya meraka kedatannga tamu dari istana yaitu istana pegaruyung, untuk mengajak anak nya bekerja di kerajaan/ istana tetapi sang ibuk menolak tawaranya.
Karna musim kamarau terus berkepanjangan, tokoh-tokoh adat mengadakan musyawarah untuk solusi musim kamarau yang panjang, di pimpin oleh Atuk Tumanggung dan Atuk Derajat. Karna sudah banyak penduduk kampung yang pergi meminjam ke kampung tetangga dan persediaan makanan sudah habis. Ibu Rusma pun mengajak anak nya “Si Upik” untuk pergi ke Peraguyung menemui saudara saudara jauhnya. Saat menuju pulang dengan anaknya sang ibu melihat melihat sebuah telaga kecil orang-orang menyebutnya sapan, dan menjadi bersemangt lagi karna bias menghilangkan hausnya bersama sang anak , akan tetapi di saat sang anak “Si Upik” hendak minum tiba ia tergelincir dan tenggelam di telan sapan. Sang anak menyesali perbuatannya akan tetapi penyesalan selalu datang terlambat dan kata pepatah nasi sudah menjadi bubur.
Keunggulan Buku
- Keunggulan Buku cerita Sapan Didiah: Cerita Rakyat dari Sumatra Barat, yang menceritakn tentang perjalanan hidup seorang ibu dan anak nya, dimana penggunaan katanya tidak berbelit-belit sehingga mudah di pahami penulis menggunakan Bahasa yang mudah di pahami oleh pembaca.
- Walaupun buku ini hanya cerita untuk anak, tapi isinya itu bias menjadi pelajaran untuk anak-anak, remaja, dan bahkan orang tua.
- Cerita pada buku ini sanngat ringan sehingga pembaca tidak merasa bosan dan bias membacanya sampai tuntas/ atau selsai.
Kelemahan Buku
- Dalam penyelsaian suatu malah yang ada di buku cerita Sapan Didiah: cerita Rakyat dari Sumatra Barat, yaitu kurang bisa di anggap sebagai penyelsain masalah karna solusinya itu gak bisa menyelsaikan masalh yang ada pada cerita.
Kesimpulan
Buku cerita Sapan Didiah: cerita rakyat dari Sumatra Barat, sangat menarik untuk dibaca. Karna menceritakan kisah tentang kehideupan seorang anak yang durhaka kepada orang tua dan orang tua yang salh dalam mendidik anak. Dan buku ini bisa menjadi pelajaran kepada kita sebagai anak dan orang tua. (Hendra)