YANG SEBENARNYA
“Ting, nging, nging, hahaha” aku terbangun mendengar suara dari ruang tengah rumahku seperti ada sekumpulan orang yang sedang bersantap beradu sendok dan garpu penuh tawa, tapi siapa, dirumah ini hanya ada aku dan bayiku.
Namaku Ningrum, sudah tepat 3 bulan sejak hal aneh mulai berdatangan, rumahku tiba-tiba terasa begitu ramai, seperti aku sudah tidak lagi berdua saja, ada entitas lain tapi apa.
Suara anak kecil menangis dan tertawa sering kali terdengar membuat kudukku berdiri. Ada apa dengan rumahku?
“owe, owe…” Astaga bayiku sepertinya ikut merasakan kegaduhan dimalam ini, bayiku terbangun. Aku tidak bisa tinggal diam saja, aku beranjak dari tempat tidurku, dengan penuh cemas dan keringat dingin ku seret langkahku menuju ruang tengah memastikan apa yang sebenarnya tengah terjadi.
“Jlep” “aaaaa..” seketika jantungku terasa sakit, aku berteriak sejadi-jadinya melihat pemandangan didepan ku, ruang tengahku dipenuhi banyak sekali mahluk menyeramkan, aku tersungkur tak bertenaga
“Aaaaaa..!!”, Teriakku. Suara apa itu, aku mendengar suara jeritan yang sangat menyeramkan dari kerumunan mahluk itu. Oh tidak, aku segera beranjak kembali ke kamarku, segera ku dekap anakku penuh sesak berharap kami akan baik-baik saja, aku berpikir harus segera meminta pertolongan, aku tidak sanggup jika harus terus digentayangi.
“man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`,”
Terdengar sayup-sayup nada pria mengucapkan kata-kata yang tak asing bagiku, apa ini? Aku kebingungan. Ku dekati sumber suara itu, apa boleh buat aku ingin tau, semakin ku dekati semakin nyaring suaranya, tapi kenapa dadaku tiba-tiba terasa sangat panas. Langkahkupun terhenti disebuah ruangan.
“Astaga” betapa terkejutnya aku, mahluk apa ini, sekali lagi aku dibuat terkejut penuh nganga, bayiku ikut histeris melihat pemandangan diruangan itu.
“Bagaimana dris, apa yang sebenarnya terjadi pada mika” tanya seorang wanita penuh cemas
“Mbak, aku sudah katakan dari dulu untuk meninggalkan rumah ini, tempat ini tidak aman untuk kalian, sosok itu tidak mudah untuk disingkirkan, lihat apa yang sudah terjadi sekarang, mika yang harus jadi korban mbak, mika!” balas Idris sedikit garang
Maksudnya bagaimana, apa semua ini. Apakah selama ini?
“Tidak!…..” Teriak Ningrum
Suara mobil-mobil terdengar dihalaman rumah, kijang biru dan 2 mobil bak kuning berekoran keluar melewati gerbang trali dari rumah itu. Iya itu adalah gerombolan keluarganya mika yang sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan rumah mewah bekas yang baru beberapa bulan mereka tempati itu, mereka sudah tidak sanggup dengan teror arwah wanita dan tangisan bayi yang terus menerus mengusik mereka. Mereka merasa tidak tahan karena sekarang mika sudah menjadi korban.
Semua berawal ketika acara makan besar keluarga dirumah, acara itu diadakan sebagai bentuk perayaan penyambutan tahun baru 1990, ditengah acara itu mika tiba-tiba menjerit lalu pingsan, entah apa yang terjadi. Orang tua mika mengambil keputusan untuk memanggil Idris adik ibu mika yang seorang musyrif disalah satu pesantren dikota itu untuk melihat keadaan mika yang jatuh sakit karena kejadian dimalam itu.
(Raudhatul Jannah/PGMI/III)