Ringkasan Proposal Mengenai Takdim Dan Takhir Dalam Al-Qur’an Surah Al-Fatihah Ayat Lima
Takdim dan takhir adalah salah satu keistimewaan gaya bahasa, yang memiliki keindahan makna serta pengaruh yang mendalam bagi pendengar dan pembaca.
Dalam kajian sastra arab,takdim dan takhir mengandung banysk manfaat dan keindahan, berdaya tinggi, dan membawa pembaca pada kelembutan syair bahasa.
Adapun takdim dan takhir dalam al-qur’an adalah penyebutan suatu lafaz dengan mendahulukan dan mengakhirkan lafaz yang lain.
Ada dua kajian pokok yang perlu diperhatikan mengenai takdim dan takhir
1. Kajian yang terkait dengan teks al-qur’an, yang secara zhohir sulit diketahui maknanya, namun setelah diketahui bahwa teks tersebut termasuk gaya bahasa, oleh sebab itu hilanglah krmuskilan teks tersebut.
2. Terdapat hikmah khusus tentang penggunaan teks teks al-qur’an yang didahuluka. Adapun beberapa sebab yang mengharuskan susunan kata didahulukan yaitu:
a. Mengaggungkan
b. Memuliakan
c. Adanya kaitan yang erat antar munasabah lafaz yang didahulukan dengan dengan kontek (siyaq) pembicaraan.
d. Menunjukkan dorongan
Adapun ayat al-qur’an yang mengandung aspek takdim dan takhir yaitu surah al-fatihah ayat lima yang berbunyi:
(IYYAKA NAKBUDU WA IYYAKA NASTAIN)
artinya: hanya kepadanyalah kami menyembah dan kepadanya kami meminta pertolongan.
Syaikh as-syayuthi rahimahullah menerangkan sebagimana berikut ini:
Ayat tersebut maksudnya, hanya kepadamu saja kami menyembah dan hanya kepadamulah kami memohon pertolongan” karena mendahulukan objek (maf’ul) berpungsi untuk membatasi,yaitu menetapkan hukum yang telah disebut dan meniadakan yang lainnya, seolah olah kami hanya beribadah kepadamu dan kami hanya memohon pertolongan kepadamu bukan kepada selainmu.
Mendahulukan penyebutan ibadah sebelum isti’anah merupakan bentuk penyebutan umum sebelum khusus dan sebagai bentuk perhatian didahulukannya hak allah atas hak manusia,
Adapun maf’ul “IYYAKA” didahulukan penyebutannya untuk menunjukkan perhatian dan pembatasan dan sebagai “maksudah” karna ibadah itu sebagai tujuan sedangkan meminta prtolongan itu adalah” wasilah” pada tujuan tersebut. Ayat-ayat takdim dan takhir sagatlah banyak tapi saya memfokuskan kepada surah al-fatihah ayat lima tersebut.