KETIKA KAU PERGI
4 mins read

KETIKA KAU PERGI

Lagi-lagi alasan yang sama membuatmu pergi meninggalkan diriku untuk kesekian kalinya, sekarang aku tidak tau apakah perginya kamu kali ini untuk kembali kepadaku lagi seperti yang dulu atau malah perginya kamu sekarang ini malah pergi untuk selamanya dariku. Apakah kamu tidak mengetahui bagaimana perasaanku kepadamu, bagaimana tulusnya hatiku mencintaimu, apakah kamu tidak merasakan bagaimana hancurnya hatiku dan perasaanku ketika kamu tinggalkan diriku seperti ini.

Setiap kau tinggalkan diriku, hatiku diibaratkan sebuah gelas kaca yang sangat bening yang di banting sehingga hancur berkeping-keping dan sulit untuk disatukan lagi, tetapi karena besarnya cintaku kepadamu, ketika kamu minta balikan kepadaku gelas kaca yang sudah hancur itu berusaha aku tata dan satukan kembali kepingan demi kepingannya, walaupun hasilnya tidak bisa sempurna seperti bentuknya semula, bahkan membuat tanganku terluka. Setelah aku berhasil menyatukan kepingan demi kepingannya tetapi kenapa kamu tega untuk mengulangi dengan melemparnya lebih keras lagi, sekarang apa yang harus aku lakukan apakah aku akan menyatukannya lagi, sementara perekat yang aku gunakan sudah hampir habis, dan bekas luka di tangankupun belum sembuh, dan kalaupun sembuh akan meninggalkan bekas.

Aku tidak mengikuti kemauanmu untuk kita nikah sekarang bukan berarti aku tidak mencintaimu,  tetapi aku mepunyai alasan yang kuat untuk menolak semua itu, dimana setiap kali aku berusaha menjelaskan alasan yang mebuatku tidak mengikuti kemauanmu, tapi kamu malah tidak mau mendengar alasanku. Kenapa kamu memutuskan secepat ini meninggalkanku, sebelum aku memberitahumu mengenai alasanku, seandainya kamu mengetahui alasanku mungkin kamu akan mikir dua kali untuk meninggalkanku. Aku ingin sekali menyampaikan itu semua tetapi kamu sudah memblokir semuanya, baik FB, WA, bahkan nomor telponku pun kamu blokir, jadi bagaimana aku akan memberitahumu.

Sebenarnya alasanku kenapa aku tidak mengikuti keinginanmu adalah karena aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku, di keluargaku aku merupakan satu-satunya yang melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi sementara saudara-saudaraku mereka lebih memilih untuk menikah di usia dini, jadi aku merupakan satu-satunya harapan mereka untuk mengubah keadaan keluarga kami. Demi bisa melihatku sekolah mereka rela banting tulang setaiap hari, tanpa memperdulikan teriknya matahati yang menyengat kulit mereka hingga gosong dan hitam legam, mereka juga tidak memperdulikan hujan yang membuat tubuh mereka menggigil karena kedinginan demi memenuhi segala kebutuhan sekolahku.

Jadi aku tidak tega menghianati mereka dengan membuat mereka kecewa. Mereka mungkin mempunyai suatu pandangan yang berbeda dengan kita, karena mereka mempunyai suatu pendapat seperti yang pernah diucapkan kepadaku yaitu “kami menganggapmu berhasil anakku jika kamu meraih gelar sarjanamu tapi kamu belum menikah”, wajjar-wajar saja mereka berpendapat seperti itu karena mungkin keadaan yang sering seperti itu terjadi di lingkungan kami, setelah menikah pasti sekolahnya akan putus, bahkan ynag kuliah sekalipun, walaupun sudah di jamin oleh calon suaminya untuk melanjutkan kuliahnya, tetapi kenyatannya setelah menikah kuliahnya tidak di lanjutkan, mungkin itu ynag membuat kedua orang tuaku berpendapat seperti itu.

Jadi satu-satunya jalan untuk membuat mereka bahagia adalah memenuhi semua keinginannya, karena melihat mereka bahagian adalah sebuah impian terbesar dalam hidupku, walaupun sekarang aku kehilangan orang yang sangat aku cintai, aku rela menahan rasa sakit ini, asalkan kedua orang tuaku bahagia.  Perasaanku kepada si dia memang aku akui sangat besar sekali, karena ini merupakan pertama kalinya aku mengenal yang namanya cinta, sebelumnya sama sekali aku tidak pernah mencintai seseorang sebagaimana aku mencintai si dia, walaupun dulunya banyak orang yang ingin mendekatiku,.

Sebenarnya memang ini adalah pilihan yang sangat berat bagiku, karena mereka sama-sama pentingnya dalam hidupku, yang satunya orang tuaku dan satunya lagi cinta pertamaku. Aku lebih memilih orang tuaku karena aku yakin ini adalah pilihan yang terbaik untukku, dan Allah pati meridoinya. Membahagiakan orang tuja termasuk cara berbakti kepada mereka, Insya Allah dengan keputusan yang aku ambil pasti Allah menggantinya dengan yang lebih baik, seandainya kami memang berjodoh Allah pasti akan mempertemukan kami dengan jalannya sendiri, jadi sekarang aku tidak perlu khawatirlagi,  semuanya harus aku serahkan kepada allah yang maha mengatur segalanya, karena apa yang menurut kita baik belum tentu baik menurutnya, sementara apa yang  telah diputuskan untuk kita itu pasti baik.

Jadi sekarang jalanilah kehidupan dengan terus berusa memperbaiki diri supaya lebih dekat dengan Allah, dengan melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi larangannya, dan teruslah berbakti kepada kedua orang tuamu dengam membuat mereka bahagia, jangan sampai engkau membiarkan mereka meneteskan air mata, senadainya mereka meneteskan air mata itu harus airmata kebahagian yaitu ketika mereka merasa bangga mempunyai anak sepertimu dengan prestasi yang kmau dapatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *