Kelebihan Mengaji Di Ma’had Aly
Keberadaan darul Kamal menjadi kebanggaan masyarakat setempat, Pondok pesantren Darul Kamal Kembang kerang bertempat di kembang kerang, desa pelosok di kec aikmel, pinggir jalan tempat nya , gedungnya di kelilingi oleh persawahan, mewah bukan? Ya tentu mewah mepet sawah seperti katanya Orang-Orang. Pondok sederhana namun keberadaanya jadi incaran orang-orang di luar sana, siapa yg tidak bangga melihat pondok kecil namun memiliki semua tingkatan sekolah, mulai dari sekolah PAUD sampai dengan sekolah tinggi yaitu STAI DK, tentu tidak ketinggalan juga di dalamnya ada Ma’had Aly.
Belum lengkap rasanya pondok pesantren kalau belum ada wadah untuk kita mengaji seperti Ma’had Aly, dan Alhamdulillah di pondok Darul Kamal beliau TGH Ruslan zain membuatkan kita wadah bagi kita, tempat kita menimba ilmu secara langsung dari ulama’. Berbicara tentang ma”had ribuan orang menginginkan itu, ratusan orang bahkan ribuan orang berlomba untuk masuk Ma’had, bagaimana tidak? Karena Ma’had itu kita mengaji kitab agama, menggunakan pakaian yang rapi serba putih lalu berjalan beriringan , masyaallah nikmat Tuhan ada di sana. Ma’had itu ibarat kita Kuliah , dan ada waktunya juga ya maksimal 4 tahun, bedanya dengan kuliah Ma’had itu kita ngaji khusus membahas masalah agama ,bukan umum, tentu menggunakan kitab-kitab yang dikarang oleh ulama .
Teman-teman dan orang-orang seringkali menyaksikan Ma’had baik santri laki-laki dan perempuan baik di Pancor maupun di Anjani, bermacam macam rupa orang ada di sana, dari berbagai macam daerah asalnya, setiap tahun ratusan orang mendaftar kan diri untuk masuk Ma’had lebih-lebih Ma’had di Anjani, masuk ma’had tentu bayar SPP dan seragam, kalau tidak salah sampai 350 bayar nya, dan bisa dibayangkan betapa banyak nya orang-orang yang ngaji di masjid sana, baik di Pancor ataupun di Anjani,dan itu memang hal yang tidak asing lagi di masyarakat, dan itu adalah hal wajar , ya di karenakan Pondok pesantren di Pancor sama Anjani sudah lama dan berkahnya ilmu beliau malaunasyekh
Ma’had Aly berbeda dengan Ma’had di luar sana yang pakaian nya tidak putih, tepatnya warna putih tulang, di Ma’had Aly santri nya memang jauh sedikit dibandingkan dengan yang lain, ya bisa dihitung kalau nggak salah cuma 40 orang dari semua tingkat, sedikit bukan? Ya sedikit namun ini termasuk keberuntungan bagi kami sebagai seorang santri khusus nya saya pribadi, sedikit orang membuat kita dikenal oleh para masyaekh , nama kita dihapal, wajah kita di kenal, sehari saja kita tidak hadir pasti dicari, ketika mengaji juga nikmat tidak banyak yang ribut, dan masalah lainnya, di luar sana mungkin mereka saja yang mengenal nama guru-guru nya namun gurunya tidak mengenal namanya bahkan wajahnya di karenakan banyaknya orang-orang yang hadir disana, namun tidak dengan Ma’had Aly. dulu waktu MA setiap hari saya lihat Orang-Orang menggunakan pakaian serba rapi di tangan ny ada ada banyak kitab yang di bawanya, dalam hati kecil saya berkata, saya ingin seperti mereka masuk Ma’had, sambil bawa kitab, rasanya sejuk mata memandang, berapa bayaranya intinya saya bisa ikut. Pemikiran saya waktu itu. Ternyata setelah Tamat dari MA sering saya dengar orang-orang bercerita terutama anak Mamikna sendiri ngomong”Ida masuk Ma’had Aly aja ya, nggk usah kuliah diluar, di Ma’had Aly enak kalau ngaji, nikmat trus gratis nggk perlu Bayar, malah kamu yang di kasih uang ungkapnya” ya ketika itu saya belum percaya karena belum nyoba dan masuk juga, setelah memilih kuliah di STAI saya coba ikut Ma’had Aly juga, kalau kata orang-orang sih ngerangkap , kuliah sambil Ma’had.
Pertama kali masuk pakai mukenah dulu, namanya juga belum ada seragam ya terpaksa pakai pakaian seadaanya, hari pertama masuk saya bawa uang dengan niat untuk mendaftar kan diri masuk Ma’had Aly, dengan polosnya saya bertanya ke salah satu kakak tingkat”kak, daftar masuk ma’had Aly berapa ya? 25 ungkapnya , namun ada yg aneh saat itu, saya lihat sekeliling taman-taman yang lain tertawa, saya bingung apa yang mereka ketawakan. Eh disini gratis nggk usah bayar” kata kakak yg aku tanya tadi, ternyata apa yang di ungkapkan oleh orang-orang itu benar masuk di Ma’had Aly itu nggk perlu bayar, intinya mau ngaji, berjalan waktu saya mengaji awalnya bingung, siapa yang enggak bingung coba ngaji kitab nggak punya baris, namun itu tidak jadi masalah cukup dengar apa yang di sampaikan oleh beliau TGH Ruslan zain, ngaji di Ma’had Aly waktunya pagi dan siang, kebetulan saya masuk pagi dan siang juga, ngaji pagi khusus beliau sendiri yang ngajar, masyaallah siapa yang tidak bahagia bisa di ajar langsung oleh guru tercinta, tanpa menggunakan perentara dan ini merupakan salah satu kelebihan ngaji di Ma’had Aly, bisa belajar langsung dari beliau, mengajarkan kita kitab-kitab yang sebelumnya tidak kita kenal, dan semenjak masuk Ma’had Aly semua kita ketahui walaupun hanya sekedar baca judul kitab saja. Ngaji siangnya kita di ajar oleh masyaekh yang tamatan sholatiyah, Mesir, Yaman dan tamatan lainnya yang ilmunya tidak bisa kita ragukan lagi, mengajarkan semua ilmu agama, baik fiqih, fara’id , nahwu, dan ilmu lainnya, walaupun kami tidak banyak namun semangat ustadz yang mengajarkan kami ilmu itu sangat luar biasa, tidak peduli panas hujan datang dari jauh mengajarkan kami di ma’had Aly.
Tidak Sampai di situ, saya ingin membuktikan kata orang-orang yang mengatakan bahwa kita di kasig uang sama Maminka TGH Ruslan zain, setelah berjalan nya waktu sambil mengaji ternyata benar apa yg di sampaikan oleh anak beliau, bahwa beliau membagikan uang setiap kali beliau ada rezeki lebih -lebih kalau ada hasil panen padi. Pertama kali saya dapat uang rasanya enggak ingin di pakai belanja, tidak banyak memang namun keberkahan ada di dalamnya, saya kira dapat cuma sekali itu saja , namun ternyata selama saya ngaji 6 kali saya mendapat kan uang dari beliau, masyaallah baru kali ini saya lihat guru seperti beliau yang menyedekahkan uang kepada muridnya, seharusnya nya kami sebagai murid membayar dan memberikan beliau yang sebagai tanda terimakasih karena sudah di ajarkan di Ma’had Aly, namun ini malah sebaliknya, kami ngaji gratis, dapat ilmu banyak dan dikasih uang juga oleh beliau, ini kelebihan nya bukan tentang uangnya namun keberkahan nya.
Dan salah satu nikmat yang saya dapatkan di Ma’had Aly ialah ketika apa yang saya dapatkan kan di Ma’had sebut saja ilmu yang kami dapatkan di sana nyambung dengan pelajaran yang kami pelajari di STAI khusus nya saya yang mengambil jurusan di ilmu Al-Qur’an dan tafsir, semua persoalan yang saya hadapi di perkuliahan terjawabkan di Ma’had Aly, subhanallah betapa beruntungnya saya ikut Ma’had menambah wawasan, menjadi tebeng bagi kita bahwa mengaji lebih nikmat di bandingkan hal yang lain, satu hal yang saya ingat ucapan beliau” pengajian kita sederhana yang saya sampaikan biasa aja, namun maknanya luar biasa”.Alur dengan cela-cela persok llo ngaji , Jaka ndk hamak maung mangan alur, sok hamak taat jari wah. Dendek urus dengan tu urus Dirut jari, hamak pacu-pacu neh, Jaka kak hamak Tamat ma’had tetap hamak milu ngaji neh. Begitulah nasihat yg selalu beliau ungkapan kepada kami, semoga Ma’had Aly semakin jaya dan keberkahan selalu mengiringi jejak langkah kami.