
Persyaratan Utama Iman dan Taqwa serta Tanggung Jawab Pemimpin dalam kajian Al-Qur’an
Persyaratan Utama Iman dan Taqwa serta Tanggung Jawab Pemimpin dalam kajian Al-Qur’an
Dalam Islam kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang sangat besar.
Begitu pentingnya kepemimpinan ini, mengharuskan setiap perkumpulan itu memiliki pimpinan, bahkan perkumpulan dalam jumlah yang kecil sekalipun. Nabi Muhammad Saw bersabda : “dari Abu Said dari Abu Hurairah bahwa keduanya berkata, Rasulullah bersabda :“Apabila tiga orang keluar bepergian, hendaklah mereka menjadikan salah satu sebagai pemimpin.” (HR.Abu Daud).
Perihal kepemimpinan dalam Islam ini sudah ada dan berkembang, tepatnya pasca Rasulullah Saw wafat. Wacana kepemimpinan ini timbul karena sudah tidak ada lagi Rasul atau Nabi setelah Nabi Muhammad Saw wafat. Manusia sebagai pelaksana kepemimpinan yang mana harus, memiliki kemampuan dalam mempengaruhi orang-orang untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam firman Allah Swt (Q.S. al-Baqarah : 30)
ۡ Artinya : “ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”
Dalam ayat ini tidak sekedar menunjukkan pada para khalifah pengganti Rasulullah Saw, bahwa Allah Swt menciptakan Nabi Adam dan anak cucunya yang disebut manusia dan dibebani tugas untuk memakmurkan bumi. Tugas yang di pandangnya itu menempatkan setiap manusia sebagai pemimpin, yang menyentuh dua hal penting dalam kehidupannya dimuka bumi. Tugas pertama adalah menyerukan dan menyuruh orang lain berbuat amal makruf. Sedangkan tugas kedua adalah melarang atau menyerukan atau menyuruh orang lain meninggalkan perbuatan mungkar.
A. Syarat Utama Iman dan Taqwa serta Tanggung jawab Pemimpin dalam Kajian Al-Qur’an
1. Pemimpin yang Beriman
Iman akan membimbing Pemimpin kepada suatu keyakinan tingkat tinggi (keyakinan langit). Pemimpin harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya hanyalah hamba, yang kecil, lemah dan tidak mampu. Sekalipun ia seorang Ahli, professor, peneliti, Ganteng, telah di percayai oleh anggota organisasi, namun ia adalah hamba Allah mahkluk yang tunduk terhadap Allah. Firman Allah dalam QS. Ali “Imran ayat 26:
Artinya: Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. “Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Keyakinan itu harus tertanam dalam dalam hati seorang pemimpin. Hati seorang pemimpin harus senantiasa terisi oleh Allah Swt. keyakinan itu memberikan ruang hak Allah di dalam hati manusia, sehingga langkahnya akan sesuai tuntunan Allah, Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
Hak Allah kepada manusia adalah mewajibkan manusia untuk beribadah kepada Allah Fiman Allah Swt QS. Az-Zaariyat ayat 56 :
ِ Artinya: Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-ku.
Disinilah manusia atau seorang pemimpin akan dipandu oleh Allah menjadi makhluk yang mulia, memiliki derajat ketaqwaan tinggi. Semua kebutuhannya, kesulitannya, urusannya dimohonkan kepada Allah. Ciri-ciri pemimpin demikian antara lain berjuang (mujahadah) dan belajar, suka beramal dan berbagi ,menyukai ilmu dan nasehat agama, suka dating kemasjid atau majelis ilmu. Pemimpin seperti ini akan dicukupi,dilindungi dan disayangkan oleh Allah.
Pemimpin yang beriman harus memiliki sifat-sifat yang mulia dijadikan panutan untuk bawahannya, sifat-sifat tersebut antara lain adalah;
a. Ketaatan
Teladannya adalah Rasulullah saw. Allah telah memerintahkan kita untuk mengikuti Rasul-Nya, jika kita benar- benar mencintai Allah Firman Allah Swt
QS. Ali ‘Imran ayat 31:
Terjemah : Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
b. Kebersihan hati
Menurut Buchari Menurut Sofyan S. Harahap Rasulullah SAW dalam memimpin memiliki beberapa karakter utama yang bisa dijadikan tauladan untuk kepemimpinan saat ini. Beberapa karakter yang dimiliki Rasulullah SAW sebagai pemimpin adalah; Siddiq Amanah Fathanah Tabligh.
2. Pemimpin yang Bertaqwa
Menjadi pemimpin berarti telah memikul sebuah beban yang sangat berat dan kelak pasti akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah di akhirat.
Sesungguhnya menjadi pemimpin tidaklah seenak yang dibayangkan para pemburu kekuasaan. Di dalam Alquran, Allah menceritakan orang-orang yang bermartabat tinggi. Dan dalam salah satu doa, mereka meminta agar diangkat menjadi seorang pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa: “Waj’alna li al-muttaqina immama” (al-Furqan ayat [25]: 74).
Mengapa mereka hanya meminta kepada Allah untuk menjadi pemimpin bagi orang yang bertakwa? Ternyata menjadi pemimpin bagi orang-orang durhaka dan kufur nikmat sama sekali tidak menyenangkan. Jika sang pemimpin berbuat baik kepada mereka, mereka tidak mensyukurinya, bahkan sebaliknya malah mencelanya.
3. Tanggung jawab Pemimpin dalam Kajian Al-Qur’an
Tanggung jawab berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani tanggung jawab.
Menjalankan Amanah Dengan Baik
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. Al-Anfal : 27)
Rasulullah S.A.W. bersabda, “Siapa yang diamanati Allah mengatur kepentingan
kaum muslimin, (tetapi dia masa bodoh dari hajat kepentingan itu), maka Allah akan menolak hajat kepentingan dan kebutuhannya pada hari kiamat”. (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Menjadi Perisai Bagi Rakyatnya
Pemimpin adalah perisai rakyatnya, yakni sebagai pelindung, penjamin, dan
pelaksana pemenuhan hak-hak rakyatnya. Jika terdapat suatu konflik, pemimpin harus berada di posisi terdepan, jangan sampai menyuruh bawahannya untuk mengatasi konflik ia yakin Allah selalu bersamanya. Sebagaimana termaktub dalam
ayat berikut.
Artinya : Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Yunus: 62)
Bagaimana mungkin suatu negara maju, jika diantara rakyatnya tidak tertanam
rasa persatuan dan kesatuan?
Rasulullah S.A.W. memberikan contoh yang tepat dalam mengatasi permasalahan. Ketika terdapat suatu permasalahan maka Rasulullah segera bertindak cepat dan tepat. Bahkan Rasulullah dapat mencegah permasalahan sedini mungkin.
Hal ini diperlukan agar dapat menjadi pemimpin yang amanah. Dan untuk
mewujudkannya diperlukan kebijaksanaan, ketegasan, dan mampu memprediksi secara tepat.
Adil Terhadap Semua Golongan
Di dalam al-Quran terdapat banyak perintah untuk berbuat adil, salah satunya di dalam ayat berikut:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan (Q.S.
an-Nahl: 90)
seorang pemimpin itu berlaku adil adalah dengan mencermati berbagai keputusan dan kebijakan yang dikeluarkannya. Bila seorang pemimpin menerapkan hukum tanpa pandang bulu, secara merata terhadap semua golongan, maka dapat dikatakanlah seorang pemimpin tersebut adil.
Salah satu ciri pemimpin yang baik adalah dicintai dan didoakan rakyatnya,
sebaliknya ciri pemimpin yang buruk adalah dibenci dan dilaknat oleh rakyatnya.
Rosululloh Saw adalah tauladan bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, khususnya dalam hal kepemimpinan ini beliau adalah sosok yang mencontohkan kepemimpinan paripurna dimana kepentingan umat adalah prioritas utama beliau. Maka sangat tepatlah apabila kita sangat mengidealkan visi dan model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.
Sumber : E. Bahruddin. “KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM “.
KH Tengku Zulkarnain “Pemimpin Orang Bertakwa “.
Widyagama Lembah Panderman “Kepemimpinan, Iman dan Ilmu”.
Muhamad Murtado. “ TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN “.