Apa Tujuan Hidupku?
Kehidupan yang dijalani manusia terkadang tak selamanya berjalan sesuai dengan keinginannya, sebaliknya terkadang banyak sekali orang yang malah berpustus asa akan kehidupan yang ia jalani, karena cobaan hidup yang dialami terlamppau berat (menurutnya), padahal Allah sendiri yang sudah menyatakan “tidak akan menguji hambanya-Nya melainkan sesuai dengan kasanggupannya”. Namun, kita kembalikan pada diri pribadi yang menjalani kehidupan, memang benar cobaan itu berbeda-beda kadanya, itu diberikan karena Allah tahu sebenarnya hamba-Nya itu mampu menghadapinya, namun yang lemah itu sebenarnya bukan dirinya, namun mental dan pola fikirnya yang menjalani cobaan itu. Bagaimana respon, bagaimana cara menghadapinya ia sendiri yang tahu.
Tak sedikit orang yang sampai-sampai bunuh diri karena merasa cobaan hidupnya terlampau berat. Hal itu sudah tentu salah, jika dilihat dari semua aspek. Tak akan pernah bisa diperbolehkan atau dibenarkan menghilangkan masalah dengan cara menghilangkan nyawa sendiri.
Contoh diatas menggambarkan pada kita semua, bahwa tujuan hidup mereka yang berputus asa itu adalah salah. Lantas apa sebenarnya tujuan hidup yang benar itu?
Sebenarnya banyak sekali tujuan hidup dari manusia itu, tergantung bagaimana cara ia menyikapi dirinya dalam mengekspresikan diri dalam menjalani kehidupan ini. Namun dalam al-Qur’an sudah banyak dijelaskan kepada kita (umat islam khususnya) bahwa tujuan hidup itu sebenarnya kita kembalikan lagi kepada-Nya, yang menghidupkan juga yang mematikan.
Dalam al-Qur’an sudah sangat jelas, bahwa salah satu tujuan kita hidup adalah untuk beribadah kepa-Nya (QS. az-Zariyat : 56). Dan tujuan itu juga sebenarnya amanah yang diberikan Allah kepada kita hamba-Nya karena kita dianggap mampu mengembannya. Dalam ( QS. al-Baqarah : 30) juga dijelaskan, bahwasanya manusia diciptakan tujuannya untuk menjadikannya sebagai khalifah dibumi. Dan masih banyak lagi ayat yang menjelaskan tentang tujuan kita hidup pada hakekatnya.
Jadi pada dasarnya, tujuan kita hidup ini adalah kembali kepada sang pencipta dengan cara yang kita sendiri bisa memilihnya. Namun pilihan yang salah, bisa menyebabkan kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang merugi, dalam al-Qur’an bahwasanya orang-orang yang merugi itu adalah mereka yang mendapatkan murka dari Allah. Sehingga kehidupan ini harus kita jalani dengan menjalankan segala yang diperintahkan-Nya kepada kita.
Perintah yang ada atau amanah yang diberikan kepada hamba-Nya (Manusia khususnya) ada 2 macam :
- Berbentuk Khalifah fi al-Arld yakni hubungan kita berkehidupan antara sesame manusia dengan tujuan mendapatkan ridha dari-Nya.
- Abdullah artinya hubungan kita secara langsung dengan-Nya, dengan cara melakukan ibadah-ibadah yang dicintainya.
Jadi, pada hakekatnya tidak lain dan tidak bukan tujuan hidup ini adalah untuk kita kembalikan kepada Allah semuanya. Adapun ujian atau cobaan yang kita dapatkan itu berbeda-beda artinya, sesuai dengan kondisi dari si hamba itu ssendiri. Cobaan atau ujian yang diberikan ada yang berarti cinta, ada yang berarti peringatan dan juga ada yang berarti azab. Jadi kita tidak bisa mengartikan semua cobaan ini sebagai bentuk azab dari Allah semata.
Jika kita berfikiran positif pada ketetapan Allah, maka itu semua adalah bentuk cinta dari Allah yag sangat rindu dengan keluh kesah kita kepada-Nya. Orang-orang seperti ini kebanyakan akan bersyukur dengan cobaan yang dilakukannya. Sebaliknya ia akan takut jika mendapatkan nikmat, karena bisa jadi nikmat itu malah menjadi istidraj yang akan menghancurkannya.
Jadi, mulai dari sekarang, ubah pola fikir kita menjadi pola fikir yang selalu ercaya akan takdir Allah itu yang terbaik, karena posisi kita sebagai hamba yang sangat dicintai oleh-Nya. Kemudian jadikanlah tujuan hidup kita sebagai sebaik-baiknya hamba Allah.