Tak Dianggap
NAMA: ELI ERMAWATI
NIM: 2018.119.20.0038
MK: JURNALISTIK
TAK DIANGGAP
Menjadi anak yg tak dianggap dalam keluarga itu sangat menyakitkan. Ya inilah aku yg sedang mengalaminya dalam keluarga ku sendiri, adakah kalian yg mengalami sama dengan ku atau aku saja yang mengalaminya.
Ibu dan ayah mempunyai anak dua saja, yaitu laki-laki dan perempuan, yg laki-laki anak pertama dan anak kedua yaitu perempuna, aku anak kedua dari keluarga ku, di dalam rumah elit tersebut aku tinggal bersama keluarga ku, didalam rumah tersebut sangatlah ramai tidak hanya ayah, ibu dan kakak ku saja yg tinggal di rumah tersebut tetapi kakek, nenek dan tante ku. Di saat kelurga ku sedang berkumpulan di ruangan keluarga aku tidak pernah ikut dalam perkumpulan tersebut karena, ayah dan ibu tidak mengizinkan ku untuk bergabung dalam perkumpulan keluarga tersebut, aku menanyakan alasannya kepada ibu kenapa aku tidak bisa bergabung, pertanyaan ku tidak jawab oleh ibu, ibu hanya diam dan pergi begitu saja. Kala itu aku yg masih kecil usia ku enam tahun, aku menangis karena tidak bisa bergabung dengan ibu, ayah dan kakak ku di dalam perkumpulan keluarga itu. Sampai beranjak usia 15 tahun baru aku mengerti kenapa keluarga ku tidak pernah memberi kasih sayang kepada ku. Keluarga tidak menerima kehadiran ku, karena lahir sebagai perempuan, karena ibu dan ayah hanya ingin mempunyai anak laki-laki alasannya supaya kelak dapat memimpin atau mewarisi perusahaan maupun kekayaannya nanti. Karena yang aku dengar dari ayah, laki-laki lebih pantas memimpin perusahaannya nanti. Aku tidak sependapat dengan ayah karena tidak hanya laki-laki saja yang dapat memimpin suatu perusahaan tetapi perempuan juga bisa, karena aku pernah membaca sebuah buku tentang perjuangan seorang perempuan menjadi pemimpin. Aku ingin mengutarakan pendapat ku kepada ayah ketika ayah berbicara kepada kakak ku saat itu tetapi,
aku tidak berani mengutarakannya karena aku takut ayah memarahiku. Aku memikirkan apa keluarga ku yang lain sependapat dengan ayah.
keluarga ku hidup dengan kemewahan atau bisa dibilang kaya raya, tetapi di dalam kemewahan tersebut aku tidak pernah merasakan kemewahan tersebut malah kemewahan tersebut dirasakan oleh kakak ku seorang, aku tentu saja iri dengan kemewahan yang di dapat oleh kakak ku, ya bagaimana tidak iri apapun yang di minta oleh kakak ku keluarga ku terutama ayahku langsung saja memberikan apa yang kakak minta, sedangkan aku ibu atau ayah tidak pernah mengabulkan permintaan ku, miris bukan.
Aku menjalani hidup ku dengan kurang kasih sayang dari keluarga ku, walaupun aku tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua ku, aku mendapatkan kasih sayang dari pengasuh ku. sedari kecil kedua orang tua ku jarang mengurus segala keperluan ku semua diserahkan kepada seorang baby sister atau pengasuh. Pengasuh ku merawat ku dengan sangat baik seperti dia merawat anaknya sendiri. Lagi-lagi aku iri dengan kakak ku karna ibu mengurus segala keperluan kakak ku, sedangkan aku tidak, pengasuh ku atau sering aku panggil dengan bibik itu memperhatikan ku ketika aku melihat ibu mengurus kakak ku, dengan segera bibik membawa ku ke taman. Bibik sering menghiburkan dengan nasehatnya supaya aku tidak terlalu sedih dan bibik selalu berhasil.
Seiringnya waktu aku menjalani hidup dengan tenang walaupun keberadaan ku masih tidak diakui. Seiring waktu aku mulai menerimanya dan bisa dibilang
sebenarnya aku belum menerimanya, tetapi aku harus menerimanya karena bagaimanapun caraku untuk menarik perhatian keluarga ku tetap tidak mempan karena itu, mulai sekarang aku harus bisa belajar menerimanya. Sekarang aku mau memilih sekolah sma impian ku, dengan modal nilai ku. kemarin saat hari
kelulusan kepala sekolah mengumumkan bahwa aku peringkat satu dari semua kelas aku tidak menyangka aku mendapatkan posisi peringkat satu, aku sangat bersyukur mendapatkan peringkat tinggi tersebut, karena dengan nilai tersebut aku bisa mendaftar sekolah sma yang aku impikan. Aku ingin memberitahu orang tua ku tentang nilai ku dan sekolah impian ku tetapi, saat aku menuju ruang keluarga aku mendengar dan melihat ibu dan ayah, nenek serta tante ku memberikan selamat kepada kakak ku serta pujian, awalnya aku tidak tahu kenapa semua memberikan kakak ku selamat, setelah aku mendengar dengan banyak percakapan mereka barulah aku mengetahui alasannya kenapa mereka memberikan banyak sekali pujian karena kakak ku mendapatkan nilai terbaik di sekolahnya dan aku mendengar kakak ku akan melanjutkan pendidikannya melalui kampus impiannya. Aku semakin ragu mengatakannya kepada ibu dan ayah tentang nilai ku apakah aku harus mengatakannya atau tidak, karena kalau aku kesana bisa jadi ibu dan ayah marah kepadaku, sampai sekarang ayah dan ibu masih tidak mengizinkan aku untuk bergabung bersama keluarga di dalam ruangan tersebut. Aku memberanikan diri untuk masuk didalam ruangan dimana keluarga berkumpul. Aku menghembuskan nafas ku sebentar baru aku memasuki ruangan tersebut, ketika aku masuk semua didalam ruangan itu langsung menatap ku, melihat mereka menatapku, aku sangat takut dan gugup dan aku mengurungkan niat ku yg pertama yaitu memberitahukan nilaiku dan aku memilih niat ku yang kedua yaitu memberikan
selamat kepada kakak ku atas prestasinya yg dapat membahagiakan keluarga. Setelah beberapa menit aku mengulurkan tangan ku memberikan seamat kepada kakak ku dan kakak ku menerima uluran tangan ku dan mengucapkan terima kasih kepadaku ibu, ayah dan yang lainnya hanya diam menyaksikan aku dan kakak ku, setelah selesai aku undur pamit kepada semua keluarga, setelah keluar dari ruangan tersebut aku langsung menghela nafas lega karena ibu, ayah dan lainnya tidak memarahi ku. Keesokan harinya aku memberitahu bibik tentang nilai yg aku dapatkan dan tentu saja bibik sangat senang dengan kabar yang aku sampaikan dan bibik langsung memberiku pujian dan menanyakan apakah aku jadi mendaftar di sma impianku, dan aku langsung menjawab iya dan aku kan berusaha masuk di sma impianku karena sekolah tersebut sangat sulit dimasuki, dan sekolah tersebut memberikan rangkaian tes kepada pada siswa yg ingin masuk sekolah tersebut, jika lulus dalam rangkaian tes maka siswa bisa masuk sekolah tersebut. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk masuk sma impianku. Pada saat aku ingin pergi bibik melihat ibuku turun dari tangga untuk sarapan, bibik langsung menyapa ibuku dan bibik mengatakan akan memberikan kabar gembira kepada ibuku, aku tahu kabar apa yang akan disampaikan kepada ibuku dan aku menjadi was-was dengan hal ini dan bibik langsung saja memberitahu ibuku tentang keinginan ku yg bersekolah di sma tempat dulu kakak ku mengenjang pendidikan, memang sma impian ku sama dengan kakak ku. Dan reaksi ibuku setelah mendengar kabar tersebut langsung berkomentar. Ibuku bilang sekolah tersebut sangat mahal dan menyuruh ku sekolah di tempat lain dan aku menjawab aku tidak bisa di sma lain karena masuk sma tersebut adalah salah satu impian ku. Dan ibuku mengatakan, apakah aku mampu sekolah di sma tersebut karena hanya orang yang berperestasi saja yg bisa masuk di sekolah tersebut, dan bibik mengatakan
kepada ibuku tentang prestasi yang aku dapatkan dari sekolah dan reaksi ibuku sangat terkejut dan ibuku mengatakan dia tidak percaya aku mendapatkan prestasi yang aku capai, aku menunduk dan mengatakan melalui hatiku, kenapa ibu tidak percaya kepadaku, apakah aku memang tidak pantas mendapatkan prestasi tersebut. Setelah selesai berbicara melalui hatiku, aku mendongak dan menatap ibuku dan aku mengatakan. Aku sudah mengikuti tes dan persyaratan sekolah tersebut dan aku mengikuti persyaratan untuk mendapatkan biayasiswa, aku yakin aku akan lulus dan mendapatkan biayasiswa tersebut karena sudah sangat memenuhi persyaratan. Aku menghembuskan nafasku sebentar dan melanjutkan kata-kataku. Aku menatap mata ibuku dan mengatakan. Jika aku gagal mendapatkan biayasiswa tesebut, ibu tidak perlu repot-repot membiayai sekolahku aku bisa mencari biaya sekolahku sendiri, dan Ibu tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untukku. Dan aku tersenyum miris kepada ibuku dan mengeluarkan uneg-unegku yang selama ini aku tahan bertahun-tahun. Aku tahu ibu dan keluarga yang lainnya tidak pernah mengakui keberadaanku dan jujur saja itu sangat menyakitkan bagiku dan apakah ibu tahu aku menahan sakit bertahun-tahun dan aku mencoba menerima perlakuan kalian kepadaku tetapi, setiap kalian kumpul bersama dan tertawa bersama dan makan bersama aku mulai merasakan sakit hati dan tidak bisa menerima perlakuan kalian kepadaku. Ibu apa salah ku, apakah aku terlahir sebagai anak perempuan dan kenapa hanya kakak ku saja yang mendapatkan kasih sayang dari kalian. Aku mengatakan itu sambil mengeluarkan air mata, dan aku melihat bibik menagis meihat ku, setelah mengatakan uneg-unegku yang tertahan bertahun-tahun aku pergi meninggalkan ibuku dan bibik menuju kamarku, aku mengira ibuku akan mengejarku dan meminta maaf kepada atas perlakuannya selama ini, tetapi ibuku hanya diam, air mataku semakin keluar.
Keesokan harinya aku mendapat kabar dari salah satu anggota guru sekolah sma impianku yaitu sma tunas bangsa, dia menelpon ku langsung dan memberikan kabar yang sangat aku harapkan yaitu aku mendapatkan biayasiswa dan lulus tes dengan hasil nilai yang baik. aku sangat bahagia hari ini dan aku selalu tersenyum tetapi, saat aku mengingat kejadian yg kemarin senyum ku lansung pudar dan aku mengingat rencanaku yang aku buat semalam membuatku mengeluarkan air keluar. Ya aku merencanakan akan pergi dari rumah ini, tetapi kenapa rasanya sangat berat, seharusnya aku senang akan keluar dari rumah serasa neraka ini, tetapi kenapa malah sebaliknya. Aku menghapus air mataku dan mulai mengemasi barang-barangku dan meninggalkan surat untuk bibik yang selama ini merawatku sedari kecil, setelah selesai aku pergi dari rumahku, sebelum benar-benar meninggalkan rumahku aku mengamatinya dan mengingat memori-memori yang pernah aku alami dirumahku sedari kecil. Setelah itu aku akan benar-benar pergi selamanya dan tak akan kembali lagi di rumah orang tuaku, disaat aku pergi tidak ada satupun yang tahu kalau pergi pada saat itu. Aku berencana ngekos didekat sekolah impianku yaitu sma tunas bangsa. Dan aku juga sudah melamar kerjaan sebagai pelayan kafe dan aku diterima, dan jam saat berangkat kerja pada saat aku pulang sekolah sampai malam. Akan akan mencoba membuka lembaran baru yakni dengan hidup mandiri dan melupakan kejadian yang aku alamin dan semoga saja aku mendapatkan kebahagiaan.
SELESAI