5 mins read

Seorang Nenek Yang Mencari Rizki Dibawah Kaki Gunung Rinjani Hingga Menghantarkannya Ketanah Suci

Seorang Nenek Yang Mencari Rizki Dibawah Kaki Gunung Rinjani Hingga Menghantarkannya Ketanah Suci

sungguh mulia
pedagang kaki lima
yang menanggung hidup istri dan anak-anaknya
berpenghasilan tak seberapa
tapi ternyata bisa naik haji
memenuhi panggilan ilahi

(by.song Nasida ria)

sekalipun lagu diatas diperuntuhkan untuk seorang laki, penulis rasa lagu diatas bisa mewakili perjuangan perdagangan neneq ini.

biografi dan perjalanan

Nenek itu bernama neneq husni lebih akrap disapa nini seni (neneq seni) dikampungnya, berdagang adalah peropesi yang dicintai sejak mudanya, beliau menikah dengan H.askaruddin, suaminya adalah seorang petani, karna tuntutan rumah tangganya awal beliau menikah, beliau memutuskan untuk berhijrah ketempat yang agak jauh untuk memenuhi kehidupan bersama keluarga nya, beliau memutuskan berdagang jauh dari kampung nya (kembang kerang daya) menuju ke bawah kaki gunung rinjani yakni di desa sembalun.

tahun 1990 han beliau menjejaki kakinya di dunia perdagangan, berjualan ke Sembalun pada zaman itu tidak semudah sekarang,kalo sekarang  30 menit sudah sampai tujuan (Sembalun), dahulu 30 menit belum tentu kita akan sampai desa Otak rarangan (desa karang baru), karna faktor imprastruktur jalan.

tahun 1990 han neneq husni mengawali dunia perdagangannya dengan berjalan kaki ke desa Sembalun, terkadang memakai kuda,    apabila perjalanan dimulai pagi hari maka akan tiba di sembalun pada sore hari sampai malam hari, ujar neneq husni

setelah pengaspalan jalan neneq husni selalu memakai kendaraan ronda empat, mulai dari ongkos 5 Rp, 10 Rp, sampai 50.000 Rp sekarang ini, dan jika memiliki banyak barang beliau mengeluarkan ongkos sampai 100.000 Rp.

Suka Duka

jauh dari keluarga dan kampung halamannya, terkadang 3 hari di sembalun 4 hari di kampung halamannya, bahkan sebaliknya, selain itu apabila beliau mau pulang sering kali tertunda karana kendaraan, karena itu beliau sering kali menahan rindu dengan keluarga dan kampung halaman.

neneq husni, beliau memiliki kehidupan yang sederhana, tempat istirahat nya hanya dari balai bambu, tidak seperti rumah orang  pada umumnya yang berdindingkan beton dan berlantaikan keramik, setelah anak-anaknya lahir beliau lebih sering dibawah kaki rinjani (desa sembalun) ketimbang kampung halamannya.

beliau berdagang di sembalun, khususnya Sembalun bumbung, disana neneq husni berjualan rempah-rempah dan sayuran-sayuran, karna merasa sembalun adalah tempat yang tepat dan menguntungkan untuk dia berdagang, beliau memutuskan untuk menyewa rumah disana, agar bisa lebih menghemat biaya. memilih berdangang disana karna di kampung halamannya agak sulit mendapat konsumen pada saat itu.

berselang waktu, tidak lama berdagang di sembalun beliau mencoba untuk membawa barang dari Sembalun ke kampung halamannya kembang kerang daya, berupa rempah-rempah, sayuran-sayuran, seperti: merica, legkuas, wortel, sayur kol, dan berbagai ragam sayur dan rerempahan lainnya yang lainnya, Alhamdulillah mendapat respon dari masyarakat kampung, banyak konsumen yang datang membeli ke rumah nya,

tidak hanya rempah dan sayur, konsumen juga memesan buah-buahan, estroberi, apal, nangka, akan tetapi yang  paling diserbu oleh konsumen adalah buah pisang dan kayu, karna buah pisang kayu adalah kebutuhan masyarakat  kampungnya dalam berbagai acara adatnya, yaitu dalam acara Bgawe dalam bahasa kembang kerang,

mengingat dalam acara adat (Bgawe ) harus ada yang namanya buah pisang dalam bingkisan dan kayu sebagai alat memasak msakan, membuat Hj. Husni memiliki konsumen yang banyak, dan setiap ada acara adat (Bgawe) seperti, Bgawe sunantan, pernikahan,  hari ke sembilan wafat (nyiwak) dan acara Bgawe lainnya, masyarakat kembang-kerang selalu memesan oisang dan kayu di Hj husni,

Capaian

Alhamdulillah berkat ketekunan dan keuletan beliau berdagang serta lancarnya barang-barang yang beliau jual, neneq husni dapat memperbaiki rumah nya yang awalnya berdinding kan lubuk bambu dan berlantaikan tanah dan lumpur, pada 2016 direnopasi menjadi rumah yang berdinding kan tembok, dan berlantaikan keramik.

setelah dapat  memperbaiki rumah, neneq husni tidak berhenti untuk bekerja, beliau tetap semangat dalam bekerja, beliau membuktikan dengan membuat kios kecil dirumahnya sendiri, dikios kecil itu beliau menjual semua jenis rempah-rempah dan sayur-sayuran yang beliau dapat dari sembalun seperti lengkuas, kunyit, jahe, merica, ketumbar, bawang merah, bawang putih, wortel  daun seledri, sayur kol, dan rerempahan dan sayur lainnya, .

Pencapaian Paling Berharga

setelah dapat memperbaiki rumah dan buat kios kecil, tidak hanya itu, pencapaian paling berharga dan bersejarah bagi neneq husni adalah dapat menghantarnya ke tanah suci, berkat ketekunan dan keelutannya berdagang pada tahun 2017 beliau mengganti setatus beliau yang awalnya dipanggil neneq husni menjadi Hj. husni, di kampung halamannya  kembang kerang biasa disapa papen seni.

pulang dari tanah suci makkah semua keluarga menyarankan agar Hj. husni pensiun dalam dunia perdagangan, karna dilihat usia beliau yang sudah lanjut. Tapi karna berdagang bukan hanya mencari keuntungan dan menjadi usaha tapi berdagang sudah menjadi hoby bagi beliau. sehingga sepulangnya dari tanah suci makkah beliau tetap menjalankan dunia perdagangannya dan bahkan beliau melebar kan sayapnya dalam dunia perdagangan dengan memasok barang kepasar besar seperti pasar umum aikmal setiap pulangnya dari Sembalun.

dan sampai sekarang ini Hj.husni masih tetap eksis dalam dunia perdagangan, dengan mencoba bereksperimen, membawa barang dari rumahnya menuju Sembalun, kalo di desa anjani ada namanya kuliner bantal gafuk (pisang ketan), maka di desa kembang kerang ada namanya bantal Hj.husni (pisang ketan), itu lah yang beliu bawa dari kampung halamannya sekarang ke desa Sembalun. sampai sana teradang beliu jual terkadang beliau barter dengan para pedagang.

itulah sedikit bincang-bincang dengan Hj.Husni seorang neneq yang penuh perjuangan dalam dunia perdagangan, semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Sumber

Nasida riya (song)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *