AL-QUR’AN SEBAGAI OBAT
6 mins read

AL-QUR’AN SEBAGAI OBAT

AL-QUR’AN SEBAGAI SYIFA’ (OBAT)

 

Ahad 6 desember 2020 semester 7 proses penyusunan proposal skripsi

Sesuai dengan namanya As syifa’ yaitu sebagai obat bagi hati yang gundah entah karena sebab masalah yang menimpa dalam hidup, Al-Qur’an berfungsi sebagai obat bagi siapapun yang percaya dan yakin pasti Al-Qur’an tersebut berpengaruh dalam jiwanya, kita misalkan disaat zaman sekarang, banyak sekali kita lihat pemuda-pemudi yang yang dilanda kegalauan lantaran karena sebuah rasa yang ada dalam dada, kita sebut saja misalnya “cinta”. Cinta pasti tumbuh kepada setiap umat manusia yang bergelar pemuda maupun pemudi begitupun setiap makhluk yang ada dalam dunia ini, tidak akan bisa terlepas dari yang satu ini yakni “ rasa cinta”. Dalam menjalankan kehidupan rasa cinta terhadap lawan jenis bisa membawa pada dua hal, bisa mengarah pada hal yang fositif dan bisa mengarah ke yang negatif, tinggal bagaiman cara kita dalam menyikapinya, untuk pembahasan sekarang kita berbicara tentang “cinta yang mengarah pada hal yang fositif”.

Sehingga sering terdengar bahwa, setiap segala sesuatu yang mengarah kepada hal yang mendatangkan manfaat terhadap diri sendiri dan orang lain adalah perlu untuk dipertahankan dan dijaga, sehingga dengannya sampailah sebuah hasil yang membuahkan kesenangan dan kebahagiaan bagi orang yang mengalaminya. Ia karena setiap segala sesuatu yang bermanfaat pasti mengarahkan seseorang untuk tetap dalam kebaikan, sehingga Allahpun ridho terhadap orang tersebut.

Pernah ada cerita bahwa dipesantren ada seorang wanita sebut saja namanya adalah fania, yang masih berstatus sebagai penuntut ilmu dan belajar di pesantren tersebut selama bertahun-tahun dan bahkan sampai sekarang yang akhirnya Allah takdirkan untuk menjadi guru di pesantren tersebut sambil menuntut ilmu. Setiap harinya masuk pgi pulang bahkan hampir sore hari namun tak memamatahkan semangatnya untuk terus menimba ilmu agama baik ilmu tentang dunia maupun ilmu tentang akhirat.

Singkat cerita, di sebuah masjid pesantren, pada waktu sholat dzuhur masuk, tibalah saatnya untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang hamba Allah yang beriman kepadanya, akhirnya fania bergegas untuk ambil air whudu lalu sholat, dan kebetulan waktu itu diimami oleh seorang pemuda, yang bahkan suaranya di hari hari yang lalu tak pernah terdengar, saking merdunya membuat hati fania terasa tentram dan damai, waktu itu setelah menjalankan sholat zuhur secara berjamaah, lalu tibalah waktunya untuk berdoa secara bersama-sama yang dipimpin oleh pemuda tersebut. “ya Allah alangkah merdunya, alangkah tenang ters sekali saat terdengar di telinga hamba, alangkah sejuk terasa merasuki jiwa hamba, sungguh beruntung ya Allah wanita yang menjadi isterinya kelak, sungguh sangat beruntung, laki-laki seperti inilah ya Allah yang hamba dambakan, laki-laki seperti pemuda inilah yang hamba inginkan untuk menjadi suami hamba kelak, laki-laki yang busa membawa hamba pada jalan engkau, bersama-sama dalam menjalankan badah menuju syurga engkau, laki-laki yang bisa membimbing ke jalan yang baik, ke jalan yang engkau ridho, gumam fania waktu itu.

Tanpa terasa waktu sholat zuhurpun akhirnya selesai, hingga fania bergega suntuk membereskan perlengkapan sholatnya sebelum pulang ke rumah. Sampai rumah saat malam tiba, waktu magrib kembali terbayang suara yang merdu dari sosok pemuda yang sholeh yang membuat hatinya fania jadi terbawa rindu, hingga membawakan pada sebuah impian untuk menjadi pasangan halalnya dalam hidup.malam itu, tak kuasa hatinya fania daam mengahadapi kerinduan yang sangat, padahal baru saja bertemu kurang lebih seminggu dalam pesantren tersebut namun tetap saja rasa kerinduan tak bisa dicegah, rasa cinta tak bisa terhalangi meski lewat jarak yang sangat jauh sekalipun.

Hingga akhirnya fania sadar, bahwa untuk mengobati rasa kerinduannya, tak mungkin dia ucapkannya secara langsung pada pemuda tersebut, hingga jalan satu-satunya yang terbaik adalah, menyerahkan sepenuhnya ada sang yang emnguasai hati setiap manusia, yang membolak balikkan hati hambanya, yang suka jadi benci pun sebaliknya yang benci jadi suka, semuanya mudah, sangat mudah sekali jika Allah yang berkehndak.  Hingga fania pun langsung mengambil whudu, tak mau merenung terlalau lama akan rasa rindu yang tak kunjung selesai, nia yakin semuanya atas kehendak Allah hingga juga harus dikembalikan pada Allah jua permasalahn yang meinampa hatinya saat itu.

Selesainya sholat dan oa, fania membuka Al-Qur an lalu nampaklah pada waktu itu terbuka klamnya tuhan yang artinya bahwa “ laki=laki yang baik untuk perempuan yang baik dan laki laki yang tidak baik untuk perempuan yang tidak baik pula, hingga tersadarlah fania bahwa mulai sekrang untuk mendapatkansosok idaman pujaan hatinya dia terlebih dahulu memperbaiki dirinya dulu, membuat dirinya sralalu dekat dengan Allah, karena percuma jika dia mengambil jalan untuk mengungkapnya secara langsung mungkin dikira wanita macam apa dia, karena laki-laki yang diidamkan adalah bukan laki-laki yang sembarangan , dia adalah pemuda yang sholeh, terlahir dari keluarga yang taat akan agama, hingga akhirnya setiap rasa rindu datang secara tiba-tiba nia yakin yang menjadi obat satu-satunya adaalh dengan membaca kalamnya Allah yakni Al-Qur;an yang setiap bacaan hurufnya adalah pahala dan berbentuk keaukan bagi pembacanya. Ynag dengannya sebagai obat bagi hati yang gundah gulana bagi hati yang gelisah karena sebuah permasalahan, sebagai obat bagi orang yang menginginkan sebuah ketenangan yang terlahir dari jiwa yang tenang.

Sungguh dengan Al-Qur;an pada malam itu membuta hati fania semakin teang, semakin bahagia, arena dia mengingat bahwa jodoh ada Allah yang sudah menentukan sejak zaman azali hingga malam itu fania sangat merasakan bahwa Allah mendengar segala doanya akan kerinduan pada sosok pemuda yang ada di pesantren waktu itu. Hingga tak ada yang dapat menjadi obat dalam menghadapi satu masalah tentang yang namanya kerinduan selain dari Al-Qur’an yang suci yang selalu dibaca oleh orang yang suci pula, hingga tak diperkenankan untuk di sentuh oleh orang yang tidak siuci, begitu sangat istimenya sebuah Al-Qur an yang bahkan bisa sebagai obat hati yang dilanda kegelisahan dan kegalauan di hatinya.

Pesan terimpan dalam cerita ini adalah

  • Dengan Al-Qur’an sebuah kerinduan dapat terobati, karena salah satufungsinya Al Qur an adalah sebagai obat bagi umat manusia dalam dunia ini.
  • Saat dianda kegelisahan ndak usah lari ke manusia untuk curhat, lari aja Ke Allah sambil whudu sholat lalu membaca kalamnya yang suci yakni Al-Qur’an.
  • Curhatlah pada Allah SWT melalui jalan Al-Qur an dengan mebacanya baik di waktu dhuha maupun di waktu malam hari.
  • Baca sambil mentadabburi artinya kau kan mendapatkan sebuah keyakinan bahwa semuanya tak bisa lepas dari kekuasaan Allah semata.
  • Jalanilah kehidupan ini dengan tetap berpegang pada petunjuk Allah SWT.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *