Mencari Solusi atau Meratapi..?
Ada manusia yang beraggapan bahwa setiap rasa luka dan kekecewaan adalah suatu hukuman. Statement yang kurang tepat !. Seseorang dituntut untuk selalu berfikir atas apa yang menimpanya. Seseorang dituntut untuk selalu menghargai sebuah proses yang ia jalani. “Kalau hidup..! Nikmati segala proses, jangan banyak protes terhadap hal-hal yang didapati dalam menjalani kehidupan”. Seseorang dituntut untuk berlapang dada menerima apa yang menimpanya. Keadaan bukan memaksakan, tetapi mengajarkan apa yang harus disuntik dengan tetesan solusi bukan ratapan. Karena manusia dilahirkan dengan anugrah yang sama, yakni hati dan akal fikiran. Manusia diberikan potensi memikirkan, memahami dan memberikan solusi pada suatu masalah. Masalah-masalah yang hadir dalam sebuah akhiran “?”/(tanda tanya). Manusia dianugrahkan akal dan fikiran untuk memecahkan masalah yang dia hadapi. Jika semua usaha sudah dilakukan untuk memecahkannya, maka berdoa agar semua permasalahan yang ada dipermudah oleh Yang Kuasa. Adanya masalah dalam hidup adalah sebuah kenikmatan yang diselipkan oleh Yang Kuasa pada kehidupan. Allah SWT hanya memberikan sebuah teknik untuk menyelesaikannya yakni berusaha dan berdo’a hal tersebut terdapat didalam Q.S Al-Imran (3):159
•
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Teruntuk orang-orang yang masih berada dalam sebuah kegelisahan, teruntuk orang yang punya mimpi. Renungilah firman Allah SWT diatas. Yang terkandung didalamnya makna dari Do’a dan Usaha.