Terageti pesawat sriwijaya sj182
Nama : Susilayanti=
Semester : lll
Dosen :yusri hamzan. M,ag
Mata kuliah : jurnalistik
Tahun 2001 Dengan duka mendalam begitulah yang kita rasakan semua Saaat ini pesawat sri air dengan nomor penerbangan sj182 jurusan jakarta pontianak hancur di kepulauan sribu membawa duka bagi kluaraga mendalam bagi keluarga korban dan kita semua.
Jadi kita tidak bisa memasalahkan berdasarkan dari umur pesawat. Karena untuk terjadinya kecelakaan, bukan umur pesawat yang dilihat, tapi dilihat dari banyak sekali faktor,” ujar Vincent Raditya dalam video yang diunggah di channel YouTube-nya, dikutip Jakpusnews.com pada Senin, 11 Januari 2021.
Pesawat sriwijaya air dengan nomor penerbangan SJY-182 jurusan jakarta- pontianak hilang kontak ketika 4 menit setelah lepaslandas pada pukul 14.40 wib, sabtu (9/1/2021) beberapa saat setelah lepas landas di bandara soekarno hatta.
Berdasarkan informasi yang di kumpulkan, kontak terakhir terjadi pada pukul 14:40 WIB. Pesawat jenis Boeing 737-524 itu membawa 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang (40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi), dan 12 kru. Hingga saat ini, pemerintah bersama otoritas terkait tengah menelusuri lebih jauh kecelakaan pesawat ini.
Kronologi Sriwijaya Air JTY-182 Hilang Kontak
Obyek pencarian yang terdiri dari serpihan pesawat dan body part yang terakhir, penyerahan serpihan dan body part korban pesawat Sriwijaya Air diserahkan tim penyelam Marinir yang dikoordinir oleh Letkol TNI (Mar) M Fadilla.
Penyerahan tersebut yang ke-5 selama pelaksanaan operasi SAR hari kedua (H+2) hingga pukul 17.00, Minggu 10 Januari 2021.
Dalam konferensi pers yang digelar Sabtu malam, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (BKS), Ketua KNKT, Kepala Basarnas, Polri dan TNI menyampaikan kronologis hilangnya kontak pesawat tersebut.
“Pesawat Sriwijaya SJY-182 8735 PKCLC Soeta-Pontianak take off pada pukul 14.36 WIB, pukul 14.37 WIB masih 1700 kontak diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki, dengan mengikuti standar instrumen,” kata Budi Karya.
Lalu, lanjut Budi, pada pukul 14.40 WIB dari Jakarta melihat Sriwijaya tidak ke arah 075 derajat melainkan ke barat laut. Oleh karenanya, kata Budi, ditanya Air Trafic Control (ATC) untuk melaporkan arah pesawat.
Tidak lama kemudian, lanjut Budi, dalam hitungan detik pesawat Sriwijaya SJY-182 hilang dari radar.
“Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan Basarnas, bandara tujuan, instansi terkait. Pada pukul 17.30 WIB, Bapak Presiden memberi arahan untuk memaksimalkan pencarian dan tentu sudah dikerahkan kapal Basarnas (4 kapal), 3 kapal karet, 3. Dari TNI angkatan laut KRI kapal2 tersebut sudah di TKP,” cerita Budi.
FlightRadar24 mengatakan, pesawat SJ182 yang hilang kontak tersebut merupakan pesawat Boeing 737-500 klasik dengan nomor registrasi PK-CLC (MSN 27323). Pesawat tersebut pertama kali terbang pada Mei 1994 alias sudah berumur 26 tahun.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memastikan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak saat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
“Ya dekat Pulau Laki,” kata Budi Karya seperti dilansir CNBC Indonesia dari detikcom, Sabtu (9/1/2021). Dia menjawab pertanyaan apakah dipastikan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak tersebut jatuh.
belasan puing pesawat hingga hingga potongan pakaian dan potoang tubuh pun di temukan . Puing- puing dan antribut serta barang-barang korban di temukan dan menyerah kan 15 puing pesawat dan 5 potong pakaian yang berhasil di temukan oleh tim penyelam gabungan dari angkatan laut
Setelah 30 menit kemudian, merapat tim sar dari Kn gelatik dari KPLp yang di pimping satria yudha
Dan berhasil menemukan passenger seat dan body part korban yang masih mengenakan baju warna kuning di sekitar arah tenggara pulau Pesawat tersebut diawaki oleh 6 kru aktif serta mengangkut 40 penumpang dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi. Selain itu pada penerbangan tersebut juga terdapat 6 awak sebagai penumpang (extra crew).
Pencarian Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 masih terus diupayakan. Hingga Senin kemarin pukul 9 pagi, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengantongi 40 sampel DNA dari keluarga korban, 16 kantong jenazah, dan tiga kantong properti. Dari sana korban pertama telah berhasil diidentifikasi. Selain itu, analisis mengapa pesawat bisa jatuh pun terus berjalan. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengirimkan dua orang untuk mengumpulkan rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dengan pengatur lalu lintas udara yang bertugas ketika pesawat jatuh. Mereka juga telah mendapatkan data mentah radar pergerakan pesawat. Sementara Basarnas telah menyerahkan komponen yang berhasil ditemukan, yakni Ground Proximity and Warning System (GPWS), radio altimeter, dan alat peluncur darurat. Salah satu indikasi kuat yang muncul dalam kecelakaan ini adalah pesawat mungkin tidak meledak di udara.
Baca selengkapnya di artikel “Indikasi Kuat Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Tak Meledak di Udara”, https://tirto.id/f86s.
Sriwijaya Air menyatakan turut prihatin serta menyampaikan duka cita yang mendalam kepada seluruh keluarga dari penumpang serta awak pesawat pada penerbangan SJ-182 agar kiranya terus diberikan ketabahan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kami akan terus memberikan dukungan penuh dan pendampingan bagi keluarga penumpang SJ-182 selama proses evakuasi dan identifikasi berlangsung,” tulis Corporate Communication Sriwijaya Air dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (10/1/2021).
tidak mempunyai ahli waris akan diberikan santunan Rp 4 juta dan manfaat tambahan penggantian biaya ambulans sebesar Rp 500 ribu.
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) 77/2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara, korban jiwa kecelakaan pesawat bisa mendapatkan santunan sebesar Rp 1,25 miliar.
