Jalan Yang Terpilih
Part I
Haiiii… Aku wiyaa, aku lahir di suatu desa yang berada di kota selong lombok timur. Gadis yang dibesarkann dari keluarga yang sederhana. Singkat cerita pada awal bulan Juli sekitar tanggal 16 aku masuk ke sekolah menengah ke atas salah satu sekolah didesa ku. 2 tahun berjalan aku sudah memasuki kelas 12, dimana pa da masa-masa itu aku diharuskan rajin belajar karena waktu ujian akan segera tiba. Selama 3 bulan lebih aku dan 4 temen ku selalu belajar kelompok disekolah, kami membuat jadwal belajar 3 kali seminggu, materi yang kami pelajari yaitu modul-modul soal ujian akhir semester dan juga soal yang akan digunakan untuk tes masuk perguruan tinggi. Kami ber5 mempunyai Keinginan untuk kuliah di universitas negeri. Keinginan itu ku tulis di mading tembok di kamarku. Tak lupa selasai solat Ku panjatkan Doa untuk kelancaran cita-citaku
“Ya Allah, berikan aku tempt terbaik untuk menempuh pendidikan”
Itu doa yang selalu aku lantunkan setiap hari. Doa untuk kedua orang tua ku dan saudara-saudara ku tak pernah lupa kupanjatkan juga. Hari terus berjalan, sampai titik dimana tes masuk perguruan tinggi dibuka. Ini merupakan informasi yang sangat lama ku tunggu2, kuota untuk sekolah ku lumayan banyak untuk ikut tes SNMPTN, masing-masing kelas ada beberapa siswa yang mewakili. Di kelas ku ada 6 orang siswa Ilgabel yang dipilih untuk ikut tes. Aku termasuk 6 dari siswa-siswi tersebut. Beberapa kali kami di suruh menemui Guru yang bersangkutan untuk menanyakan, dan melengkapi apa saja persyratan yang akan digunakan.
“Wiyaa, kamu udh poto kopi ijazah, kamu udah ngurus berkas ini, kamu udah poto 4×6 itu, kamu udah udah, pokoknya banyak sekali pertanyaan yang dilontrakan temen2 ku saat itu”
Bersyukur banget punya temen sekompak mreka, seminggu lebih sibuk ngurus berkas, kesini kesitu bareng-bareng, intinya ngelakuin itu semua sama-sama saat itu. Setelah semua berkas terkumpul, waktunya untuk kami mengisi lampiran untuk memenuhi administrasi pendaftaran. Pada plihan pertama aku memilih jurusan peternakan dan pada pilihan kedua aku memilih jurusan pendidikan biologi. Alasanku memilih jurusan tersebut, yaitu Aku sangat menggemari sesuatu yang berkaitan dengan alam, dan ber-bau sains. 2 bulan setelah pendaftaran waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, kini saatnya waktu pengumuman kelulusan tes . Iya, tepatnya pada tanggal 22 maret 2021, hari yang begitu istimewa untuk siswa-siswa yang namannya terlampir pada latar warna biru, dan latar merah untuk yang tidak lulus.
Tepat pada jam 16.10 panggilan berdering di grup whatsapp tementemenku, banyak sekali perbincangan-perbincangan
“Guys, ga sabar bngt nunggu jam 16.45”
“Iya nih, semoga hasilnya bagusss”
“Gimana pun hasilnya harus ihlas ya guys”
“Iyaaa hmmmm”
Disitu posisiku baru selasai solat, dan masih duduk diatas sajadah. Jam sudah menunjukan pukul 16.40, aku membuka link pendaftaran yang sudah ada diHandpone ku, sembari nunggu jam yang tepat tidak lupa aku berdoa, memohon hasil yang bagus dari pengumuman tersebut. “Taraaaaaaaaaa….” Waktu sudah menujukan pukul 16:45 itu artinya kita bisa buka hasil seleksi tersbut. Kutulis satu persatu usernime dan password ku, dengan mata terpejam aku mengklik log in. Dannn kalian tau hasilnyaaa apa? Namaku tertera dilatar warna biruuuuuuuu yang bertuliskan
“Selamat anda dinyatakan lulus seleksi SNMPTN 2021,jurusan peternakan universitas A“
Aku terdiam, pikiranku kosong, mataku berkaca2. Apakahhhh ini salahhhhhh? Mimpiiii? Masaaa iya ini namaku??? Dan banyak lagi reaksi2 terkaget kuu. Dan memang benarrr itu namaku. Alhamdulillah
Ponsel ku berdering banyak sekali pesan digrup.
“Gimana hasilnya? “
“Siapa aja yg lulus ni”
“Lia lulus ga”?
” Nana gimana, budi, wiya? Ucap salah satu temenku
“Aku ga lulus” Ucap lia
“Merah guys” Ucap budi
“Lanjut ikut SB guys” Ucap Nana
Dan tinggal jawaban aku saja yang belum mereka tauu,
“Alhamdulillah beb, lulus” Ucapku
“Aaaa selamat yabbeb, waaa hebat, allhamdulilah” Pokoknya banyak sekali kata2 selamat yang merka lontarkan.
Tak lupa aku memberi tahu berita tersbut kepada kedua orang tuaku, disaat mataku sudah bengkak nangis terharu bahagia aku menghampiri ibuku yang sedang asik mengobrol dengan bibikku.
“Kmu kenapa nangis? Ucap ibuku
” Kan tadi aku bilang sama ibu, sore ini ada pengumuman kelulusan, trus ibu bilang semoga kamu lulus, dan sekarang ucapaan ibu kenyataan, aku lulus seleksi masuk kuliah buk” Ucapku
“Alhamdulillah, kamu lulus dimana? Ucap ibuku
“Alhamdulillah yaaa kamu lulus nak” Ucap bibiku yang sedang duduk sebelah ibu
” Di universitas A buk, jurusan peternakan”
“Ohiyaaa, nanti kasi tau bapak juga yaa” Ucap ibu
Selesai solat magrib, aku menemui bapak yang sedang tidur dikamar tamu, dan ibuku sedajg makan. Aku memulai percakapan.
“Bapak,, aku lulus selaksi masuk kuliah di universitas-A, itu artinya aku bakalan kuliah disana” Ucapku
“Itu dimana” Ucap bapak
“Dimataram pak” Aku menceritakan semua alur cerita sehingga bisa sampe saat ini
Suasana sudh mulai serius, bapak sedikit menetes kan air matanya
“Iya bapak senang kamu lulus, seneng banget apalagi jalur prestasi. Tapi kamu tau kan kak, keadaan kita begini, bapak udah tua sakit”an lagii siapa yang bakalan biaya kamu kuliah, apalagi pasti disana mahal bayarnya, blm juga kos kamu nak. Ucap bapakku
“Iyaaa pak aku tau keadaan kita gini, makaknya aku ikut daftr, kan aku punya KIP insyallah besar kemungkinan kalo punya KIP bakal dapat beasiswa pakk”
“Iyaaa dapat beasiswa, tapi bisa memenuhi kebutuhan kamu smua ga? Paling cuma spp blm belanja sama kos kamu. Emang uangnya langsung cair skrg ya? Tanya bapak
” Gaa pak, kta kuliah dlu 1/2 semester baru uangnya keluar, tapi uang yang udah kita pkek sblumnya untuk bayar spp bakalan diganti kok” Ucapku
“Iya dah nanti kita bicarakan sama kakakmu”
Slese solat magrib, aku mengambil HP kemudian menelpon kakak ku.
“Kak, aku lulus SNMPTN”
“Alhamdulillah, gimana? Kamu ambil atau ga?
” Pasti aku ambil kak, impian ku dari dlu, bisa kuliah diuniversitas.”
“Iya gimana baiknya aja, kakak dukung kamu trus,, doa-in kk biar ttp sehat disni, bisa biayain kamu kuliah, nanti kalo kamu jadi kuliah disana, rajin2 ya, buat keluarga bangga” Ucap kk ku
“Iya insyallah kak”
Kakaku beradaa diluar daerah kerja, karena keadaan yang memaksa untuk kedua kakakku bekerja diluar daerah, bapak ku sudah hampir dua tahun sakit, karena jari kakinya yang sudah diamputasi, sehingga membuat beliau tidak bisa berjalan dengan sempurna. Hanya bisa menjalankan aktifitas sehari-hari dirumah, tanpa bisa kerja yang berar-berat. Sehingga membuat kedua kk ku harus menggantikan posisi bapakku untuk menjadi tulang punggung keluargaaa, Sungguh kebanggan tersendiri mempunyai kk yang tanggung jawabnya sangat besar kepada keluargaaa, seperti yang kita tau kebanyakan anak muda diusia mereka sedang asik-asiknya bermain, menikmati masa muda, liburan dengan teman-temannya. Tapi tidak dengan kedua kakaku, mereka sedang berjuang untuk bisa menfkahi orangtua dan adik-adiknya.
Tidak sampai disitu, perjalanan masih panjang. Setelah dinyatakan lulus seleksi, kita harus mengumpukan beberapa berkas, Aku selalu membicarakan ini sama bapakku. Dan ketika membicarakan tentang itu ekspresi beliau seperti tidak memberikan izin untuk aku kuliah di mataram. Seperti yang dilihat keadaan yang tidak menjamin untuk aku bisa kuliahh disitu.
Hari-hari berlalu, dimana semua berkas sudah aku kumpulkan, dan waktunya untuk menyerahkan kepihak kampus tempat aku lulus. Bapak mengmpiri aku yang sedang berbaring didepan TV.
“Bapak mau ngomong”
” Iya Pak, gmana? “
“Gimana sebaiknya kamu kuliah dikmps ini aja, yang deket dari rmh dan disini bapak bisa ngawasin kamu. Seandainya kamu kuliah disana, kamu cewek, bapak gatau kamu bergaul sama siapa disana, ngapain disana. Bapak khawatir kalo seandainya jadi km kuliah disana.
” Aku bisa jaga diri kok bapak, banyak juga kok temen2 aku yang rencananya mau kuliah disana, jadi aku bisa sama mreka besok”.
“Iya tapi mereka udah pasti ga skolah disana besok? Belum kan. Makaknya sblm kamu melangkah ke selanjutnya, bapak lebih setuju kamu kuliah dikmps sini aja. Seandainya besok kalo ada apa kita bisa bareng2, kamu bisa nemenin ibu buat rawat bapak”
Hati siapa yang tak lemah mendengar ucapan orang tuanya begitu, pikiran ku langsung berantakan hati ku tidak tenang. Aku minta petunjuk kepada Allah
“Ya Allah, ini gimana, kenapa jadi bgini, impian yang aku impikan dari dlu terwujud tapi percuma juga aku jalanin tanpa ada restu orang tua, karna restumu tergantung dari restu kedua orang tuaku. Tunjukan aku jalan yang benar, yang menurutmu baik ya Allah”
Pada akhirnya, ada satu pihak dari kampus tempat ku lulus menelpon
“Kak, kok blum melengkapi berkas2nya? Dua hari lagi batasnya” Ucapnya
“Sebelumnya saya mohon maaf kak, saya sudah melengkapi sebagian berkas2nys, tapi ada halangan yang membuat saya tidak bisa melanjutkan ini, sepertinya saya tidak mengambil SN ini kak. Mohon pengertiannya kak”
“Ohiya baik kak kalo gitu”
Haaaaaaa. Kalian tau hancurnya aku setelah ituuu. Harapanku hancur rasanya aku tidak mau kuliah,hari2 tidak tenang. Bagaimana tidak ksempatan emas yang datang aku tinggalkan begitu saja. Tapi aku berusaha ngeyakinin diri sendiri bahwa Allah pasti ngasi jalan yang lain, yang baik menurutnya. Mungkin ini jalan yang baik menurut aku tapi tidak dengan allah.
” Tak ada sehelai daun yang terjatuh bumi ini, luput dari pengetahuannya.
Semua yang terjadi sudah ditakdirkan olehnya.”
Part II
Aku menjalani hari seperti biasanyaaa. Menjalani rutinitas sehari-hari layaknya remaja usia 18 tahunan. Hingga waktunya tiba pendaftaran masuk kuliah di perguruan tinggi swasta di daerahku telah dibuka. Itu artinya aku harus mendaftarkan diri untuk kuliah disana, karena harapan untuk kuliah diluar sudah tidak ada lagi. Aku mengabari temen-teman ku yang rencananya mau kuliah disana juga. Sebelumnya aku mendiskusikan dengan keluargaku tentang jurusan yang akan aku ambil, keluarga menyarankan aku untuk ambil jurusan pendidikan. Dengan banyak pertimbangan2n ahirnya aku menyutujui saran dari keluargaku. Disini aku yakin, semua rintangan yang aku hadapi kemarenn ini jawabannya. Allah tidak memberi apa yang aku mau, tapi memberikan apa yang aku butuhkan.
Tepat di tangggal 21 September aku memasuki bangku perkuliahan di salah satu perguruann tinggi swasta di daerahku. Kampus tersebut yang paling dengan tempat tinggalku. Aku menjalani hari seperti biasa layaknya seorang mahasiswa di perguruan tinggi lainnya.
Awalnya aku ragu untuk mengmbil jurusan tersbut, karena emng basic ku bukan disitu. Tapi seiring berjalannya waktu aku menikmati alur cerita yang sudah aku buat tersbut. Setelah beberapa bulan aku masuk kuliah, bapakku kembali terkena sakit yang pernah beliau derita ketika aku masih kelas 3 SMA kemarin sehingga menyebabkan satu jari kakinya bengkak dan harus diamputasi lagiii karena kalo tidak diamputasi maka akan semakin berbahayaaa.
Sedih kian menyelimuti, bapak sakit lagi otomatis biaya akan banyak keluar, gak mungkin Kakak yang harus menanggungnya semua. Biaya bapak berobat, adik sekolah, biaya aku kuliah, dan biaya sehari2. Ahirnya aku mencari pekerjaan yang sekiranya bisa aku lakukan sambil kuliah. Dari semester 1-sampai sekarang aku menjalani usaha kecil-kecilan, meskipun hasilnya tidak seberapa yang pastinya bisa mandiri dan tidak membebani orang tua. Rasanya nikmat sekalii, bukan hanya mendapat ilmu tapi juga mendapatkan uang.
Aku mengikuti banyak kegiatan dikampus salah satunya BEM, dan organisasi2 lainnyaa. Di isini aku banyak sekali mendapatkan pengalaman. Rasanya sama saja suasananya berasa kuliah di luar bakalan gini juga, gak jauh beda. Kita sama-sama mahasiswa, dimanapun bisa belajar Negeri ataupun swasta. Hanya beda almamter saja.
Dimasa depan tidak ada yang tau pilihan apa saja yang akan aku dapatkan, tapi tekad ku akan ttp kuat menjalani apa saja yang telah dipilihkan tuhan untukku. Tidak ada perjuangan tanpa rasa sakit, tapi percayalah sakitnya sementara dan bahgianya akan terasa selamanya.Jangan berhenti ketika kita lelah, tapi berhentilah ketika kita selesai.
“Jangan pernah menyalahkan orang lain, apalagi menyalahkan Allah karena suatu kegagalan pada suatu hal yang kamu inginkan yang belum tentu yang kamu inginkan itu adalah kebutuhanmu. Disaat Allah tidak mengabulkan apa yang kamu inginkan, coba kau tafakuri, siapa tau Allah sudah mengabulkanya dengan hal yang lebih indah yang tanpa sadar sudah ada dihadapanmu. Selalu berprasangka baik kepada Allah. Mana mungkin Allah yang menciptakan hati, tapi tidak mengetahuinya. Allah mengetahui segalanya.”
(Rabiatul)
ENDINGG