BELAJAR MENGIKHLASKAN
4 mins read

BELAJAR MENGIKHLASKAN

Saaaaaahhh,,,,,,,,, terdengar kekompakan suara yang menggelegar dari semua orang yang sedang menyaksikan ijab kabul itu, terlihat jelas dari kedua mempelai pengantin ini guratan bahagia yang berada di wajahnya, sekarang meraka berdua sudah sah menjadi suami istri, dan akan mengarungi rumah tangga bersama-sama. salahkan diriku merasakan persaan sedih melihat mereka bahagia, salahkah diriku merasakan kekecewaan atas pernikahan mereka, aku hanya sebagai manusia biasa yang mempunyai fitrah seperti manusia pada umumnya.

Kata “saahh” itu seolah-olah bagaikan kilat menyabar hatiku hingga terkoyak, rasa sedih tak mampu aku sembunyikan, air bening yang di balik masker berwarna  pink yang kukenakan terus mengalir dari pelupuk mataku tak mampu aku tahan, aku semakin larut dalam kesedihan ketika tergambar kenangan ketika bersama dia selama 5 tahun ini, tetapi sekarang semua itu hanya bisa aku kenang dalam sejarah cintaku karena dia sudah menjadi milik orang lain.

Ingin aku lari sejauh-jauhnya dari acara ini, namun tak mampu aku lakukan dikarenakan banyaknya tamu undangan yang hadir, kebetulan motorku juga terparkir di tengah jadi sulit untuk mengambilnya, jadi dengan terpaksa aku ikuti semua rentetan acara ini. Awalnya aku tidak mau menghadirinya, karena aku tau pasti aku tidak sanggup, bayangkan wanita mana yang tidak terluka hatinya melihat orang yang sangat di cintai bersanding bersama wanita lain, apalagi itu merupakan cinta pertama, dan sudah bertahan sampai 5 tahun.

Aku memperhatikan kondisi disekitarku, sekarang aku melihat celah bahwa ada kesempatan untuk keluar dari acara ini, akupun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, tanpa naik ke pelamainan untuk mengucapkan selamat kepada mereka berdua akupun langsung mengambil motorku lalu aku pergi.

Sekarang perasaan hati dan pikiranku benar-benar kalut, aku tidak bisa mikir, hatiku sedang kecewa, hatiku sedang terluka, aku terus menjalankan motorku entah aku akan kemana tanpa arah dan tujuan, aku tidak mau pulang ke rumah dalam kondisi yang seperti ini, air mata terus mengalir dengan derasnya di pipiku. Setelah beberapa puluh menit berada di diperjalanan, aku putuskan untuk singgah di sebuah masjid, aku rasa ini satu-satunya tempat yang cocok untuk menenangkan diriku.

Suasana masjid nampak begitu sepi, karena belum adanya waktu solat, aku matikan motorku di halaman masjid, tiba-tiba ada pesan yang masuk terdengar notifikasi dari handphoneku, aku ambil dari tas dan ternyata benar ada pesan yang masuk, dan ternyata itu dari si dia dan isinya adalam menyampaikan permintaan maafnya kepadaku, dia juga berterima kasih atas kehadiranku di acaranya, di akhir kalimatnya dia menyuruhku untuk kuat, dan sabar, jangan larut dalam kesedihan, dia katakan kamu pasti akan mendapat jodoh yang lebih baik dariku, air yang begitu bening ini terus mengalir membaca pesan darinya, aku luapkan kesedihanku dengan menangis sejadi-jadinya, aku tidak pedulikan apakah ada orang yang akan melihatku terserah.

Setelah beberapa menit aku cukup tenang, aku mengambil air wuduk, dan akupun melaksankan solat sunnah 2 rakaat, di sujud terakhirku aku ceritakan semua masalahku kepada yang maha kuasa, aku yakin ini semua adalah garis takdirnya untukku, dan pasti ini yang terbaik, setelah shalat hatiku merasa sangat tenang, setelah itu aku mengambil qur’an dan akupun membacanya, mungkin karena aku dalam keadaan sedih maka setiap huruf yang aku baca terasa masuk sekali di hatiku sebagai penawarnya, ketenangan semakin aku dapatkan.

Tersentak aku kaget, ternyata sekarang aku dalam keadaan tidur, semua kejadian itu hanyalah mimpi, tapi aku rasakan seperti nyata , karena nampak jelas sekali sekali, akupun bangun dan termenung, apakah kalau memang benar ini terjadi apakah aku akan sesedih itu, apakah benar aku sudah sanggup kehilangan dia, entahlah,,,sekarang aku yakinkan hatiku, bahwa jodoh itu sudah diatur sama Allah, jadi bagaimanapun aku menggenggamnya kalau bukan milikku maka akan terlepas juga, jadi serahkan saja kepada yang maha kuasa, siapapun untukku intinya ketika aku bersama dia mampu membuatku lebih dekat dengan robbku.

Umar Bin Khattab pernah berkata : “aku tidak takut sesuatu hilang dari padaku, karena aku tau selain takdirku maka tidak akan pernah menjadi milikku, akupun tidak gelisah dengan sesuatu yang aku miliki, kemudian aku kehilngannya, kenapa?, karena aku tau sesuatu yang bukan jadi milikku bagaimanapun tidak akan pernah jadi milikku, begitu sebaliknya aku tidak pernah risau dengan apa yang belum aku dapatkan saat ini, karena aku yakin kalau itu semua aku miliki maka akan datang dengan cara apapun”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *