catatan akhir Semester
2 mins read

catatan akhir Semester

September 2017 terukir sebuah sejarah baru dalam skenario tuhan yang selalu indah dalam hidupku, meninggalkan kesan remaja di SMA yang indah, kini gelar baru sebagai mahasiswa ku genggam, bertemu orang baru dan lingkungan yang baru dengan segala kerumitan semester pertama, Seakan menuntut diriku menjadi orang yang smart.
Jurusan PGMI, suatu pertanyaan yang enggak pernah absen dari keluarga, teman main, dan teman se kaprodi “alasan kamu ngabil jurusan ini apa” pertanyaan klise yang begitu terasa sukar terucap waktu itu entah karena enggak tau maung jawab apa atau takut salah ngomong. Semakin kesini aku enjoy dengan jurusanku belajar banyak hal yang secara tidak langsung banyak hal yang berubah, ketika kau sudah memutuskan untuk mengambil suatu jalan jangan pernah lontarkan seribu kata kenapa tapi lakukan lah dengan baik dan terus berjuang, Sama seperti mahasiswa-mahasiswa yang lain pada umumnya sibuk dengan tugas yang diberikan dosen, polemik dalam akademik tak jarang sering terjadi dimulai dari teman jurusan pada berhenti kuliah dengan alasan berbagai macam dan Teman enggak masuk kuliah karena nggak buat tugas.
Kuliah bukan hanya soal mendapat gelar tapi ini soal pengetahuan menjadi manusia dan memanusiakan orang lain, jadi stop buang-buang waktu untuk main-main kau enggak mesti harus sempurna yang kau perlukan bagai mana kamu bisa membuat sesuatu yang bermanfaat untuk dirimu dan bermanfaat untuk orang lain.
Tak menyurutkan semangat untuk mengerjakan tugas di masa covid-19 tapi tak bisa di pungkiri itu sangat mengecewakan dimana semestinya kami harus terjun langsung kelapang dalam kegiatan kampus yang disusun dalam acara KKN dan PPL dan itu kami kubur dalam-dalam. Marah, kesel, dan emosi ini merupakan salah satu ciri kemanusiaan yang kita miliki. Kalau kita hilangkan, akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem psikologi yang akan berdampak buruk. Tapi kalau kita tidak menghilangkan ataupun mengelolanya, itupun tak kalah buruk dampaknya.
So, saat kehidupan yang sedang kita jalani  tersabotase oleh permasalahan kampus, waktu,baik tenaga,  biaya, psikologis, emosional.

Semester demi semester telah dilalui, kini talah sampai di ujung perjuangkan yang penuh dengan air mata dan keringat dari ku dan orang-orang yang menyayangi ku yang ikut berjuang untuk selalu berada di sampingku. ingatlah itu cara Tuhan meanugrahkan lentera untuk kehidupan kita. So, nikmati setiap momen yang tidak akan terulang lagi sehingga kita tetap sejatra jiwa dan raga.

Hargai waktu dengan selalu berusaha memberikan yang terbaik

“Never give up”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *