Ukiran Rindu
4 mins read

Ukiran Rindu

Nurul jannah teringat dirinya, hamba hanya manusia biasa, anak petani, anak yang sederhana, apa bisa Rasululullah mencintai hamba..gumamnya Nurul jannah waktu itu, namun in sya Allah bisa kok! Nurul jannah menjawab pertanyaannya sendiri, iya bisa!, dengan cara bersholawat dan terus memperbanyak bersholawat pada baginda Rasululullah, dengan ucapan “ Allahummasholli ‘ala sayyidina muhammad wa ‘ala ali sayyidina muhammad atau  mengucapkan sholawat jibril yang berbunyi “Shollallu’ala muhammad”, atau dengan sholawat-sholawat yang lainnya.

Ya Allah ijinkanlah hamba bisa merindukan beliau dengan rindu yang sangat tulus dari hati terdalam, ijinkanlah hamba untuk selalu berusaha mengamalkan sholawat sepanjang hidup hamba dan bisa berjumpa dengan baginda Rasululullah Shollallahu’ala ‘alaihi wasallim. Ketika membuka facebook tak sengaja terlihatlah dengan sangat jelas, gambar masjid nabawi, masjid yang indah, masjid yang megah, masjid yang diberkahi sepanjang kehidupan, masjid dimana disana pernah tinggal baginda Rasululullah yang mulia, yang sangat baik, dan santun, Rasululullah yang sepanjang hidupnya adalah kebaikan dan kebaikan, Rasulullah yang sepanjang hidupnya tak pernah bersalah dan berbuat salah, yang ada adalah kebaikan demi kebaikan di dalamnya. Ya nabi salam alaika…. Ya nabi salam alaika …Ya habib salam alaika.. Ya Rasul salam alaika.  Berusaha Nurul jannah mengingat dan merenung  akan pengorbanan sang baginda, ketika Nurul jannah pernah membaca Sirah beliau dari sebuah buku yang bernama Sirah Nabawiyyah yang pernah dibelinya waktu Nurul jannah masih kuliah, Masya Allah air mata seakan menetes dan menetes demi mengingat akan pengorbanan baginda Rasulullah Shollallahu’alaihi Wasallam.

Assalamu’alaika ya Rasululullah… Assalamu’alaika ya habiballah, di depan pintu masjid nabawi mengucapkan salam penghormatan, air mata menetes, menangis, rindu, kangen semuanya berkecamuk dalam hati, tatkala melihat para pecinta baginda Rasulullah bisa dan dapat berkunjung beribadah di kota suci mekah dan madinah, dan mereka bisa berkunjung berzirah ke makam Rasululuh yang mulia, alangkah nikmatnya, alangkah senang dan bahagianya mereka. Ketenangan, kesejukan, keademan dan ketentraman pasti terasa sekali dan tertanam dalam hati dan pikiran. Masya Allah.

Di tanah air sendiri saja, ketika mengingat dan melihat para haji di kota madinah, merasakan kedamaian dihati yang muncul secara tiba-tiba. Ya Allah ijnkanlah suatu hari nanti hamba bisa berkunjung dan dapat berziarah serta bisa beribadah dengan ibadah yang engkau terima di dalam masjidil haram dan masjid nabawi, merasakan kesejukan udara pagi disana, udara yang sejuk meski udara malam hari desiran angin sangat kencang dan udara terasa sangat dingin, ijinkanlah hamba untuk beribadah di kota suci madinah dan di kota suci mekah ya Allah, merasakan kehadiran Baginda Rasululullah disana dan bisa merasakan kehadiran sang almarhumah ibu disana.

Mengingat almarhumah ibu terkadang air mataku menetes, mengingat masa-masa menjalani hidup bersama, masa-masa dalam perlindungan dan pengawasan sang ibu, masa-masa dimana ibu adalah segalanya bagiku, dikala hatiku sedang gundah gulana ibu adalah obat bagiku, mengobati hati yang sedang gelisah dan gundah, ibu sebagai teman curhat pribadiku, ibu adalah segalanya bagiku dalam keadaan senang sedih bahagia bersama-sama, menjalani hidup bersama dalam kesederhanaan, ketulusan cinta sang ibu pada anaknya tak bisa diukur oleh harta maupun tahta, ibuku syurgaku, namun kini hanyalah kenangan dan kenangan yang selalu akan terkenang selama hidup.

Kini hidupku berbeda dari hidup yang dulu, berubah seiring berjalannya waktu, yang dulu ibuku dengan senang hati membuatkan masakan kesukaanku, membuatkan minuman disaat aku sakit, ibu yang mendekapku, ibu yang  melindungiku disaat aku sedang sakit, ibuku melindungiku disaat ada yang ingin melukai, mencucikan pakaianku disaat sakit, ibu yang menolongkan disaat ada yang mencaci makiku, ibu yang memberikanku semangat ketika sekolah masih jalan kaki, ibu yang menyemangatiku ketikan bersedih, ibuku yang kucinta dan kusayang.  oh ibu kaulah syurgaku, syurgaku di  dunia, ibuku yang telah mengandungku selama 9 bulan, ibu yang telah menyusuiku, ibu yang telah menggendongku bertahun-tahun, maafkanlah anakmu ibu, maafkan jika pernah bersalah pada ibu selama ibu masih di dunia.

Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, airmataku rasanya ingin menetes, mengingat tentang ibu, aku teringat waktu itu bulan suci ramadhan sudah berakhir, tiba saatnya lebaran sudah tiba, selesainya sholat idhul fitri, tiba saatnya kbiasaan kami berziarak ke makam saudara saudari yang sudah meninggal, akupun bersama adikku pergi ke pemakaman, berzirah pada sang almarhumah ibu, yang sudah meninggal sudah 3 tahun kurang lebih waktunya, aku rindu, aku kangen dan rindu pada engkau ibu, aku rindu akan senyumanmu disaat menyambutku waktu pulang sekolah, aku rindu belaianmu tangan lembut ibu, aku rindu masakan ibu, aku rindu ketika ibu menyambutku saat pulang kuliah, aku rindu pada ibu. Katanya nurul jannah dalam hatinya sembari menteskan bulir-bulir bening air matanya.  Hamba rindu ya Allah benar-benar rindu suasana tersebut.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *