Strategi Pembelajaran Abad 21
14 mins read

Strategi Pembelajaran Abad 21

Perkembangan dunia Abad 21 ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala segi kehidupan. Teknologi menghubungkan dunia yang melampaui sekat-sekat geografis sehingga dunia menjadi tanpa batas. Teknologi transportasi udara memberikan kemudahan menempuh perjalanan panjang. Media Online beritasatu.com merilis waktu tempuh Newark – Singapura sejauh 9.535 mil dengan penerbangan non-stop selama 18 jam. Melalui media televisi, kejadian di suatu tempat dapat secara langsung diketahui dan dilihat di tempat lain yang berjarak sangat jauh pada waktu bersamaan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melalui internet memberi kemudahan pengiriman uang pada waktu yang sangat singkat, bahkan real time. Perkembangan teknologi menjadikan terjadinya perubahan kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja.
Generasi sekarang lahir dan dibesarkan di lingkungan dengan teknologi informasi canggih dan gaya hidup digital sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak lahir (digital native). Selain itu, generasi sekarang lahir dan hidup dalam dunia yang semakin kompleks dengan berbagai macam kondisi dan permasalahan baik lokal maupun global, seperti pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi beserta implikasinya, membanjirnya informasi, menipisnya sumber daya alam, perubahan demografi, krisis energi, penyebaran penyakit berbahaya, perubahan iklim, konflik pertemuan antar budaya, dan permasalahan lainnya. Hal ini menyebabkan perlunya penyiapan generasi mendatang dengan berbagai kompetensi penting dalam rangka menghadapi persoalan mutakhir dan perubahan-perubahan sehingga pada saatnya nanti mereka sudah siap dengan segala perkembangan yang terjadi. Dalam konteks Indonesia, selain adanya beragam tantangan di atas ada pula sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, khususnya terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia. Menurut data statistik dari PBB pada kurun waktu sekitar 2010 sampai 2035, Indonesia akan mengalami masa dimana tingkat ketergantungan penduduk usia tak produktif (usia lanjut dan kanak-kanak) terhadap usia produktif atau disebut dependency ratio akan mengalami titik terrendah. Pada kurun waktu tersebut akan ada banyak tenaga produktif dengan beban keluarga yang ditanggung relatif kecil atau dengan kata lain jumlah generasi muda akan melimpah. Ini merupakan momentum emas karena jika momentum ini dimanfaatkan dengan baik maka Indonesia akan menjadi negara yang maju dan diperhitungkan di kancah global.
Dalam kondisi demikian ini daya saing generasi mendatang menjadi salah satu kunci utama dalam memenangkan persaingan dunia dan upaya paling vital untuk memberikan bekal yang cukup bagi generasi mendatang ini tak lain adalah pendidikan. Diperlukan sebuah visi besar untuk dapat membangun sistem pendidikan yang mampu menjawab persoalan mutakhir serta menciptakan generasi yang mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan bahkan berperan aktif di dalamnya

A. Implementasi E-learning Pembelajaran Abad 21

Dalam pelaksanaan pembelajaran online telah dipraktekkan proses pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik. Peserta aktif untuk mempelajari modul secara mandiri, mencari sumber belajar tambahan dari Internet dan melakukan tukar pendapat dengan peserta lain atau dengan fasilitator. Terjadi pertukaran pengetahuan secara efektif antar peserta baik dimana peserta saling membantu satu dengan yang lain dalam suasana kolaboratif baik dalam forum umum maupun dalam kerja kelompok. Interaksi dan kolaborasi terjalin dengan baik meskipun setiap peserta berada pada jarak geografis yang jauh dan tidak bertemu muka secara fisik, ini menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi di era sekarang ini juga harus ditopang dengan kemampuan berkomunikasi secara digital sehingga batas ruang dan waktu tak lagi menjadi kendala dalam berkomunikasi. Ini merupakan kelebihan dari pembelajaran abad 21, semua bisa di jangkau dengan mudah dan cepat. Apapun yang di cari bisa langsung di temukan dalam internet dan menghemat waktu menjadi lebih efektif dan efesien.

B. Subjek dan Tema Abad 21

Pemahaman dan penguasaan subjek dan tema abad 21 menentukan kesuksesan seorang siswa di masa mendatang. subjek mata pelajaran abad 21 meliputi : bahasa inggris (bahasa resmi masing-masing negara), bahasa pergaulan dunia, seni, matematika, ekonomi, pengetahuan alam (science), geografi, sejarah, pemerintahan, dan kewarganegaraan.
Penguasaan bahasa nasional masing-masing dan bahasa pergaulan internasional mempengaruhi posisi yang dapat dicapai oleh seseorang. Melalui penguasaan bahasa siswa mampu mengkomunikasikan kompetensinya baik dengan bahasa tulis maupun lisan. Penguasaan kompetensi mata pelajaran tersebut belum memberikan dampak luas pada siswa kalau tidak dibarengi dengan penguasaan tema pada abad 21 yaitu: kesadaran global, literasi keuangan, ekonomi, bisnis dan wirausaha, kesadaran sebagai warga negara, literasi kesehatan, dan literasi lingkungan.
1. Kesadaran global kecakapan memahami dan menangani isu-isu global. Isu-isu global dalam setiap aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan pengetahuan. Belajar dari dan bekerja sama dengan individu yang mewakili beragam budaya, agama dan gaya hidup merupakan syarat dalam memasuki pergaulan dunia. Dunia yang semakin terbuka menuntut kemampuan menerima dan memahami akar budaya, agama, dan gaya hidup orang lain dalam semangat saling menghormati dan dialog terbuka dalam konteks pribadi, pekerjaan dan masyarakat.
2. Kecakapan keuangan, ekonomi, bisnis dan wirausaha: kecakapan menentukan pilihan ekonomi pribadi. Pilihan seseorang terhadap sumber ekonomi pribadinya menentukan keberagaman perekonomian dalam suatu negara. Persoalan ini akan meningkatkan pemahaman atas peran ekonomi dalam masyarakat. Keterampilan kewirausahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan pilihan karir dapat meningkatkan kontribusi terhadap perkembangan “organisasi” yang dimasukinya. Kewirausahaan mencakup kemampuan dalam berekspresi, berimprovisasi, dan meningkatkan kinerja.
3. Kesadaran sebagai warga negara kecakapan berpartisipasi efektif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehidupan berbangsa dan bernegara terkait dengan peran dan fungsinya dalam tugas dan tanggungjawab masing-masing. Memperjuangkan hak dan memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan masyarakat, menjadi titik tolak dalam hidup bermasyarakat.
4. Kesadaran kesehatan, kemampuan dalam memelihara kesehatan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan masyarakat global. Pemeliharaan kesehatan dimulai dari kemampuan mencari informasi dan menafsirkan persoalan-persoalan kesehatan, termasuk sebab, akibat, dan proses pencegahan dan pengobatan. Kesehatan dalam konteks ini adalah kesehatan menyeluruh fisik dan mental.
5. Literasi lingkungan yaitu kesadaran terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan secara bertanggung jawab dan bermakna bagi kehidupan. Peka terhadap dampak pengelolaan lingkungan yang tidak bertanggungjawab terhadap kehidupan secara global. (https://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/strategi-pembelajaran-abad-21/)

C. Strategi Pembelajaran Abad 21

Strategi pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa untuk berfikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi informasi komunikasi dan berkolaborasi. Pencapaian keterampilan tersebut dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan keterampilan. Di era millenial saat ini, pembelajaran yang dibutuhkan adalah pembelajaran yang bersifat kontekstual, dimana materi pengetahuan berhubungan dengan dunia nyata serta dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, Strategi pembelajaran abad 21 menekankan siswa untuk berpikir kritis, guru hanya fasilitator, selebihnya siswa yang mencari tahu sendiri apa yang telah di arahkan oleh guru.

D. Proses Pembelajaran Abad 21

Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi abad 21 dimana kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang begitu cepat memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pada proses belajar mengajar. Salah satu contoh kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran ialah peserta didik diberi kesempatan dan dituntut untuk mampu mengembangkan kecakapannya dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi khususnya komputer, sehingga peserta didik memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kecakapan berpikir dan belajar peserta didik.

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik berbeda dengan pembelajaran yang berpusat pada pendidik, berikut karakter pembelajaran abad 21 yang sering disebut sebagai 4 C, yaitu:

1. Communication (Komunikasi)

Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah yang diberikan oleh pendidik.

2. Collaboration (Kerjasama)

Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain.

3. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah)

Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun, mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.

4. Creativity and Innovation (Daya cipta dan Inovasi)

Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Selain peralihan sistem pembelajaran, pada abad ini pun terjadi pergeseran tujuan pendidikan dimana pada abad ke 19 yang dikenal sebagai era industri, penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan orang dalam dunia sederhana, statis/linier, dan predictable (dapat diramalkan). Peserta didik diharapkan dapat melakukan kegiatan-kegiatan dengan perilaku yang rutin. Dampak dari pola pendidikan ini adalah kemampuan output yang standar sehingga kecakapan yang dimiliki merupakan kecakapan standar.
Sehingga pada abad 21 saat ini yang bisa disebut sebagai era pengetahuan, maka tujuan pendidikannya pun adalah:
a. mempersiapkan orang dalam dunia pasang surut, dinamis, unpredictable (tidak bisa diramalkan),
b. perilaku yang kreatif,
c. membebaskan kecerdasan individu yang unik, serta
d. menghasilkan inovator.
Dengan demikian, model sekolah pada abad ini mengharapkan pendidikan dapat menjadikan individu-individu yang mandiri, sebagai pelajar yang mandiri.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka aspek lain yang tidak kalah penting yaitu assessment atau penilaian.

Oleh karena itu, pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, kompetensi yang terstandar serta mampu mendukung dan menyelenggarakan pendidikan secara profesional. Khususnya guru sangat menetukan kualitas output dan outcome yang dihasilkan oleh sekolah karena dialah yang merencanakan pembelajaran, menjalankan rencana pembelajaran yang telah dibuat sekaligus menilai pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam menghadapi tantangan abad 21 guru harus mempersiapkan diri dengan untuk memiliki kompetensi dengan cara antara lain:
1. Menjadi manusia pembelajar, guru dituntut untuk bisa mengimbangi perubahan zaman yang begitu cepat dengan terus mempelajari apa yang di butuhkan, guru harus rajin berdiskusi membaca buku dan berkonsultasi kepada ahli agar bisa mendampingi peserta didik dengan optimal ketika melaksanakan proses pembelajaran berlangsung dikelas maupun diluar kelas dan dimanapun dibutuhkan oleh peserta didik.
2. Menguasai teknologi, abad 21 merupakan zaman yang tidak bisa dilepaskan dari teknologi termasuk dunia pendidikan yang sudah pasti guru ada di dalamnya. Menguasai teknologi mutlak harus di lakukan oleh guru sebab media pembelajaran sudah menggunakan teknologi, jadi apabila guru tidak menguasai teknologi maka bagaimana mungkin dia bisa menyampaikan materi dan mengarahkan peserta didiknya.
3. Kreatif dan inovatif, dalam pembelajaran abad 21 peserta didik diarahkan untuk kreatif dan inovatif, jika gurunya tidak kreatif dan inovatif maka peserta didiknya pun akan sama, karena peserta didik yang kreatif lahir dari guru yang kreatif juga.dan ini sangat menguntungkan bagi peserta didik ketika dia terjun dimasyarakat akan mendapatkan peluang yang besar terutama dalam dunia kerja kelak setelah lulus.
4. Pembelajaran berpusat pada peserta didik, guru harus mampu mengkondisikan peserta didik untuk aktif di dalam kelas dan tidak hanya bergantung pada guru dalam memanfaatkan sumber belajar, mereka harus bisa menggali informasi secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai media yang ada, sedangkan posisi guru di sana adalah sebagai fasilitator yang membimbing dan menemani peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu guru harus mampu berkolaborasi dengan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru juga harus pandai mendesain kelas agar memperhatikan minat dan bakat peserta didik untuk memberikan semangat dan percaya diri peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran.
5. Reflektif, perubahan yang sangat cepat menuntut guru untuk pandai mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakannya, sehingga guru bisa menyusun strategi untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan suasana yang berbeda dan tidak monoton yang membuat peserta didik tetap tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan rasa senang dan nyaman tanpa ada perasaan takut.

 

E. Ciri-ciri Pembelajaran Abad 21

Adanya perubahan dunia seperti disebutkan di atas menuntut pula perubahan paradigma pembelajaran. Dalam uji publik Kurikulum 2013 disebutkan mengenai pergeseran paradigma belajar dengan mempertimbangkan beberapa ciri abad 21 serta penerapan model pembelajaran yang sesuai. ciri abad 21 dan model pembelajaran

1. Informasi. Informasi pada waktu sekarang ini sudah sangat berlimpah dan tersedia luas kapan dan dimana saja melalui terutama melalui media digital. Pada saat sekarang ini sudah bukan waktunya informasi didominasi oleh guru. Peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, guru hendaknya menjadi motivator yang memotivasi peserta didik untuk mencari tahu serta menjadi mentor dalam upaya memperoleh informasi yang benar dan kredibel.
2. Komputasi. Berkembangnya perangkat teknologi memungkinkan mesin melakukan pekerjaan komputasi dengan lebih cepat dan akurat. Pembelajaran hendaknya diarahkan untuk merumuskan masalah (menanya) tidak hanya sekedar menyelesaikan masalah (menjawab).
3. Otomasi. Pekerjaan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang dengan prosedur yang sudah baku semakin lama akan digantikan oleh mesin. Pembelajaran hendaknya diarahkan untuk tak sekedar berfikir mekanistis (rutin) tapi lebih kepada berfikir analitis (pengambilan keputusan). Saat ini mesin atau komputer masih kalah jauh dengan kemampuan manusia berfikir analitis.
4. Komunikasi. Pekerjaan-pekerjaan di abad 21 memerlukan adanya komunikasi yang kompleks serta adanya kolaborasi dan kerjasama dalam menyelesaikan masalah. Komunikasi dan kolaborasi juga tak sekedar bekerja dalam kelompok yang kecil dan lokal tapi bisa jadi dalam skala yang besar dan global. Pembelajaran hendaknya diarahkan kepada melatih kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan baik. Pergeseran ini juga harus berlaku pada beberapa praktik pembelajaran dimana praktek pembelajaran lama harus diseimbangkan dengan pembelajaran baru. Dalam pembelajaran lama, praktik pembelajaran lebih banyak condong kepada bagian kiri yang dalam pembelajaran sekarang sudah kurang sesuai. Pada pembelajaran baru harus diseimbangkan antara bagian kiri dan bagian kanan. Misalnya, selama ini guru yang mendominasi pembelajaran harus mulai menyeimbangkan dengan memberdayakan siswa untuk lebih aktif. Melalui pendekatan baru ini diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih baik dimana mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. (https://www.kompasiana.com/amp/iryasman/5c22fe3baeebe10814374d56/beberapa-kutipan-tentang-tantangan-karakteristik-ciri-ciri-dan-kecakapan-guru-abad-21)

Itulah sekilas wawasan tentang Strategi Pembelajaran Abad 21, tulisan di atas adalah sebagian isi Makalah yang saya buat dalam memenuhi tugas dari salah satu dosen PGMI yang mengampu mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran, Muhammad Alwan M, Pd. Saya mengeshare tulisan ini karena saya rasa pembahasan tentang pembelajaran Abad 21 harus diketahui dan diperhatikan khususnya untuk calon-calon guru termasuk yang jurusan PGMI.

Nama : Siti Auliyani
Semester : tiga PGMI
Dosen pengampu : Nita Sunarya Herawati M, Pd

#AyoMenulis
#JurnalistikPGMI
#UAS-STAIDK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *