Ridho Kedua Orang Tua Adalah Jalan Mencapai Kemudahan Dalam Menuntut Ilmu
Ridho Kedua Orang Tua Adalah Jalan Mencapai Kemudahan Dalam Menuntut Ilmu
Dalam menuntut ilmu, baik ilmu dunia maupun akhirat, maka langkah pertama yang paling penting bagi penuntut ilmu adalah mendapatkan keridhoan dari kedua orang tuanya. Ridho orang tua merupakan modal utama yang harus dimiliki dan dipenuhi oleh setiap penuntut ilmu, yaitu sebelum menjalankan aktifitasnya sehari-hari , misalnya menuntut ilmu dalam bidang perkuliahan, atau di persekolahan, maka terlebih dahulu harus meminta restu dari kedua orang tua, untuk diberikan keridhoan dan kesediaan yang tulus dari mereka agar dapat belajar dan menimba ilmu pengetahuan pada guru, langkah ini sangat berpengaruh terhadap ilmu yang akan di didapatkan di kemudian harinya, saat selesainya nanti dalam bidang pendidikannya.
Santri adalah salah satu sebutan bagi penuntut ilmu, yang sedang menjalankan pendidikan dalam suatu madrasah, yang biasa bernaung dalam sebuah pesantren atau dalam suatu lembaga pendidikan. Yang kesehariannya selalu di jalani dengan belajar dan belajar pada guru, dengan tujuan menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi diri dan orang lain.
Saat ridho orang tua menyertai, maka melangkahlah dengan keyakinan penuh, serta teruslah belajar dengan sungguh-sungguh, sambil berusaha melaksanakan perintah yang Allah anjurkan dalam hidup ini, dan berusaha meninggalkan apa yang dilarang, serta kuatkan tekad untuk menjadi santri yang bisa bermanfaat dan berguna di suatu hari nanti, sehingga ilmu yang didapatkan bisa berguna, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, jangan lupa teruslah untuk berdoa pada Allah, agar selalu diberikan pertolongan dan perlindungan dalam setiap langkah hidup ini, khsususnya dalam menuntut ilmu.
Orang tua adalah mereka yang telah banyak berkorban dalam hidup kita, dari kecil hingga sekarang, jasa mereka takkan dapat tergantikan dengan dunia dan seisinya, yang telah mendidik kita menjadi manusia yang baik, menjadi manusia yang bermanfaat, dan menjadi manusia yang berguna. Saat restu dan ridho orang tua kita dapatkan, maka janganlah takut, mari melangkah dan teruslah melangkah menuju apa yang kita cita-citakan, menuju apa yang kita impikan, menuju tujuan kita untuk menuntut ilmu, karena jika orang tua sudah ridho, ridho Allah pasti menyertai dalam hidup ini, percayalah dan yakinlah.
Orang tua bukan hanya yang ada di rumah saja, namun orang tua juga adalah guru-guru yang telah mengajarkan kita tentang suatu ilmu, yang mengajarkan kita dapat mengetahui mana yang benar dan yang salah, sehingga kita mampu membedakan yang baik dan yang tidak baik. Disamping kita mengharapkan ridho dari kedua orang tua, maka mintalah ridho dari guru-guru yang telah mengajarkan kita, menguasai ilmu dunia maupun akhirat. Jika sudah, maka segeralah berangkat dengan penuh kemantapan hati, untuk menuntut ilmu, yakinlah bahwa Allah selalu menjaga dan melindungi selama kita terus berdoa dan terus berdoa tanpa putus asa setelah sholat, dengan tujuan Allah SWT selalu menolong kita dalam menuntut ilmu.
Ridho kedua orang tua adalah jalan mencapai-sukses dalam menuntut ilmu, baik ilmu agama atau ilmu dunia, entah itu di dalam negeri atau luar negeri, terutama bagi penuntut ilmu yang akan menimba ilmu pengetahuan ke luar negeri, sarjana strata 2 atau S2 misalnya, maka sebelum berangkat, restu dari kedua orang tua, benar-benar harus didapatkan, terutama restu dari ibu dan bapak, dan begitupun restu dari para guru-guru yang telah mengajarkan suatu ilmu, Karena ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua.
Seperti ada cerita pendek dari seorang santriwati di suatu pondok pesantren namanya adalah fania, fania adalah anak desa yang berasal dari keluarga yang sederhana, yang kedua orang tuanya bekerja sebagai petani, sehingga dari sisi perekonomian, hanya dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Singkat cerita, setelah lulus dari jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka ada keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi, yakni pada jenjang perkuliahan. Disaat tak ada uang dan biaya dalam menuntut ilmu yang lebih tinggi, maka kemungkinan besar pendidikan tak dapat dilanjutkan, dan cukup sampai di jenjang SMK, namun fania tak mau menyerah begitu saja, dia terus berdoa dan berdoa tanpa putus asa, siang dan malam mengharapkan keajaiban dari Allah yang maha kuasa.
Sambil terus mengharapkan ridho dari kedua orang orang tuanya yang agar diberikan restu untuk menuntut ilmu lagi. Setiap hari saat ada pekerjaan di sawah, fania selalu ikut bersama dengan orang tuanya, bekerja di sana dan pulangnya agak kesiangan, begitulah setiap harinya sebelum persekolahan belum aktif.
Fania berusaha agar kedua orang tuanya, tidak kecewa terhadap dirinya, dan agar orang tuanya merasa senang dan bahagia, hingga meskipun teman-teman yang lain semua sudah mendaftar kuliah, namun fania berusaha untuk tetap tenang selalu, meskipun dalam hatinya bertekad untuk ingin melanjutkan ke jenjang perkuliahan , namun karena menyadari bahwa ekonomi keluarga tidak mendukung, maka mau tidak mau fania harus pasrah terhadap keaadaan.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, hingga tak terasa satu minggu lagi perkuliahan akan aktif dalam lembaga pendidikan, dari sinilah keajaiban muncul, setelah fania tak putus asa untuk berdoa dan berdoa sambil berharap akan pertolongan dari Allah SWT, dan mengharap restu dari orang tuanya, tentang Keputusan apakah akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau tidak. Fania berusaha selalu menjalankan perintah Allah, dan tak lupa selalu menyampaiakan keinginannya untuk menuntut ilmu kembali ke jenjang perkuliahan, dalam doanya disetiap selesai sholat, faniaberkeluh kesah di sana, sambil bercerita lewat doanya tentang betapa keinginanya sangat kuat untuk menuntut ilmu lagi.
Hingga, disuatu hari, alhamdulillah rezeki Allah datang tak disangka-sangka, fania yang berusaha berdoa siang dan malam, sambil mengharapkan ridho dari orang tua, tak lupa untuk belajar dan belajar, alhamdulillah kini cita-cita untuk kuliah akhirnya Allah kabulkan, ada rezeki untuk membiayai pendidikannya, ketika orang tuanya melihat keinginan yang begitu kuat dari fania untuk melanjutkan kuliah, akhirnya hati orang tuanyapun luluh dan bersedia memberikan ridho dan restunya bagi fania untuk menuntut ilmu lagi.
Saat ini fania sedang berada pada semester VII dan sedang proses menyusun skripsi sebagai tugas akhir dalam perkuliahan yang wajib dikerjakan, dan alhamdulillah, kini fania pun menyadari bahwa ridho kedua orang tua dan ridho Allah sangat-sangat menetukan akan mendukung dan keberhasilan dari penuntut imu, Tidak laku kita pintar namun tak ada ridho orang tua, namun meskipun otak kita pas-pasan dalam menangkap suatu ilmu, namun disana ada ridho orang, maka yakin pasti kita dukung dalam hidup ini. gumam fania dalam hatinya.
Akhirnya saat ini fania menyadari bahwa kemudahan yang didapatkan saat ini adalah berkah dari ridho orang tua dan ridho Allah dalam hidupnya dan kini fania masih menjadi guru di sekolah tempatnya dulu menuntut ilmu yakni di SMK, dan sekarang Allah SWT. takdirkan untuk bekerja disana, masya Allah sungguh-sungguh Allah kuasa dalam segala sesuatu. Maka marilah kejarlah dan raihlah, iya mari raihlah ridho dari kedua orang tua dan ridho Allah SWT dalam melakukan segala pekerjaan, termasuk dalam menuntut ilmu, khusunya bagi penuntut ilmu dalam suatu lembaga pendidikan.
Maka dalam hidup ini, marilah untuk tetap berusaha mendapatkan ridho dari kedua orang tua, terhadap segala pekerjaan, segala keinginan yang kita cita-citakan, marilah tak ada salahnya kita belajar dari cerita pendek di atas, karena segala keinginan yang berlandasan dari ridho kedua orang tua, maka percayalah berbagai kemudahan akan selalu menyertai. Karena saat orang tua sudah memberikan keridhoaannya pada kita, disitulah ridho Allah SWT selalu menyertai kita.
Nama: Niayah
Jurusan: Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Dosen Pengampu: Yusri Hamzani, M.Ag
# UAS-STAIDK