Dampak Konflik dan Kekerasan Bagi Kemajuan Suatu Negara
Satria Adindi 16/01/2021
Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan keragaman, baik sosial maupun budaya. Bangsa indonesesia terdiri dari kurang lebih 656 suku bangsa dengan bahasa lokal 300 macam. Keanekaragaman ini merupakan sebuah kekayaan tersendiri bagi bangsa indonesia. Keragaman budaya terebut di satukan dalam budaya nasional yang berlandaskan undang-undang dasar. Sebagai pelajar, generasi muda dan masyarakat hendaknya mengembangkan keragaman sosial budaya menjadi kebudayaan nasional dengan landasan dan arah tujuan yang di tuangkan dalam penjelasan pasal 32 UUD yang berbunyi: “kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat indonesia seluruhnya. Kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa.usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa indonesia.sangat jelas sekali, betapa keragaman budaya bangsa indonesia merupakan kekayaan yang harus senantiasa di jaga, dan di lestarikan dengan adanya toleransi antar suku, budaya, ras, dan agama.
Namun sangat di sayangkan sekali, akhir-akhir ini negara kita mengalami kekacauan, kerusakan dalam sistem pemerintahan, konflik antar suku, adanya tindak saling melecehkan budaya lain dengan menganggap budaya sendiri lebih baik, berkurangnya toleransi antar agama sehingga muculnya konflik, dan yang lebih parahnya lagi terjadinya konflikdan kekerasan antar masyarakat sesama agama.
Mengapa demikian, sebenarnya apa itu konflik, dan apa saja penyebab terjadinya?. Konflik ( masalah ) berasal dari bahasa latin “confligo” yang terdiri atas dua kata, yaitu con yang berarti bersama-sama dan fligo yang berati pemogokan, penghancuran atu peremukan. Kata ini di terjemahkan ke dalam bahasa inggris menjadi conflik yang berarti a fight, strugle, a controversy, a quarrel, active Opposition, hostility (pertarungan, perebutan kekuasaan, persengketaan, perselisihan perlawanan yang aktif, permusuhan.Secara sederhana, konflik ( masalah ) dapat di artikan sebagai pertentangan antara dua orang atau lebih terhadap suatu hal dalam sebuah organisasi ( lembaga ) yang dapat menyebabkan terganggunya pencapaian organisasi.( Sunardi Fiqhul M.Pd. Manajemen Pendidikan Islam, hal. 291).
Konflik yang terjadi, baik konflik inter individu, antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, kelompok dengan organisasi, maupun antar organisasi bisa saja berujung pada tindak kekerasan yang dapat melukai, menyakiti, bahkan menghilangkan nyawa seseorang. Konflik juga akan menghambat kemajuan suatu negara karena memiliki banyak sekali dampak negatif.
Berikut penulis berikan sedikit ulasan tentang dampak konflik dan kekerasan bagi kemajuan negara :
- Menyebabkan adanya keretakan hubungan antara individu atau kelompok; semakin besar suatu konflik, maka semakin banyak yang akan terlibat. Sebagai contoh, konflik antar pelajar, dimana selain dapat membahayakan para pelaku yang berkonflik juga akan mendatangkan dampak negatif lain, seperti meresahkan warga sekitar, banyak korban yang luka-luka bahkan meninggal dunia, rusaknya tatanan kehidupan masyarakat, jeleknya nama sekolah dan lain sebagainya, yang akan berujung pada rusaknya atau terganggunya pemerintahan.
- Retaknya hubungan antar kelompok yang berkonflik; meski telah berdamai, mau tidak mau akibat dari konflik pasti akan meninggalkan kebencian. Keretakan hubungan antar kelompok suatu hal yang tak bisa di elakkan dan dapat menjadi penyebab terjadinya hal penyalahgunaan kewenangan. Jika hal semacam ini terjadi, selain timbulnya rasa benci, akan timbul pula rasa acuh tak acuh antar kelompok, sehingga saat suatu kelompok mendapat serangan dari luar, tidak adanya keinginan untuk saling membantu sehingga menyebabkan goncangan atau timbulnya masalah bagi negara. Masih banyak lagi dampak negatif konflik lainnya yang akan menghambat kemajuan suatu negara.
Jika kita lihat lebih jauh lagi, konflik dan kekerasan yang terjadi di negara kita, ataupun negara-negara lainnya berawal dari banyaknya masyarakat yang terdera kemiskinan. Mengapa demikian, apakah tidak berlebihan jika kita katakan kemiskinan adalah sumber konflik dan kekerasan.?
Mungkin kemsikinan bagi sebagian orang di anggap tidak ada kaitannya dengan aksi kekerasan yang dapat mengancam perdamaian. Namun taukah kita bahwasanya kemiskinan adalah ancaman terbesar bagi adanya perdamaian. hal ini di ungkap dalam komferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB )dengan tajuk Internasional Comperence On Financing For Depelovment, di montere meksiko tahun 2002, menyatakan bahwa:” kemiskinan dalam segala bentuknya merupakan satu-satunya ancaman terbesar bagi perdamaian, keamanan, demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup.” ( http://www.un.org/esa/ffd/. ).Beberapa penelitian yang di lakukan di berbagai negara tentang korelasi antara kemiskinan dan kekeraan dapat di lihat dari penelitian alesia dkk., yang menyimpulkan bahwa kondisi perekonomian yang buruk dapat meningkatkan kemungkinan kudeta politik. ( http://www.dash.havard.edu/bitsream/handle/. )
Jika kita berbicara masalah kemiskinan, tentu yang pertama kali timbul di benak kita adalah kemiskinan secara materi, harta kekayaan, kesusahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun kemiskinan sebenarnya bukan hanya itu seja, melainkan sangat luas sekali. Kemiskinan yang di maksud di sini adalah kemiskinan secara moral; dimana banyak dari kita bangsa indonesia yang kaya akan harta, jabatan tinggi, pengetahuan luas, keturunan orang-orang terpandang namun dalam hal moral sangat krisis sekali ( Tidak bermoral ). Mari kita lihat sejenak keadaan negara kita saat ini; saat ini negara kita, khususnya dalam bidang politik dan pemerintaahan di isi oleh orang-orang yang cerdas, berpengalaman, dan keturunan orang-orang yang sejak kecil di tumbuh di lingkungan berada, sehingga muncullah sebuah harapan dengan di pimpinnya negara oleh orang-orang seperti mereka akan membawa perubahan dan kemajuan negara. Namun apa yang terjadi, negara kita saat ini sering terjadi yang namanya kekacauan, timbulnya aksi demo dari kalangan masyarakata dan mahasiswa karena mereka merasa terzolimi. Semua berawal dari banyaknya pejabat-pejabat yang bersaing dalam perebutan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, setelah mencapai jabatan yang di inginkan lantas mereka melakukan tindakan korupsi dengan jumlah yang sangat besar karena ketiadaan moral dalam diri mereka. Akibatnya, masyarakat mengalami tekanan dalam kehidupan sosial, politik, pendidikan, kesehatan yang mengakibatkan timbulnya aksi demo ( konflik ), yang berujung pada tindak kekerasan.
Menurut Johan Galtung, ada tiga jenis kekerasan yang biasa terjadi dalam konflik, yaitu pertama, kekerasan struktural ( structural violence ), kekerasan ini tejadi akibat adanya ketidak adilan yang di lakukan oleh suatu sistem, dimana kekerasan struktural menyebabkan tertindasnya masyarakat dan mengalami kesulitan hidup, kondisi ini akan berakibat pada konflik sosial. Kedua, kekerasan langsung ( direct violence ) yaitu kekerasan yang terjadi dalam realita kehidupan, seperi kasus pemukulan antar individu, penyerangan antar kelompok dan kerususuhan masal. Hal ini berawal dari timbulnya sikap menghalalkan segala cara dalam rangka memenuhi kebutuhan. Ketiga, kekerasan budaya ( cultural Violence ) produksi kebencian, ketakutan, kecurigaan terhadap kelompok lain mampu memicu konflik kekerasan. ( Zulfahmi.Fethullah Gulen Sang Inspirator Gerakan Damai Masyarakat Sipil Turki, hal. 45-46 ).
Saat ini negara kita masuk dalam kategori negara ke tiga terkorup di kawasan negara asia yang tentunya akan menjadikan negara kita berada di ambang kehancuran bila di biarkan begitu saja tanpa adanya tindak yang jitu dalam menangani tindak korupsi di negara ini. bila hal ini terus di biarkan, maka konfik dan kekerasan tak akan bisa di hentikan, jika hal ini telah terjadi maka negara kita berada di ambang kehancuran.
demikian ulasan singkat tentang dampak konflik dan kekerasan bagi terhambatnya kemajuan suatu bangsa. bangsa yang baik adalah bangsa yang mampu menghindari konflik, baik konflik intern maufun konflik ekstern.
Nama : Satria Adindi
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam ( MPI )
Semester : III ( tiga )
Dosen Pengampu : Fizian Yahya M.Pd
#UAS-STAIDK