STAI DK Ikut Berliterasi Dalam Ajang memajukan Peradaban Bangsa Yang Tertinggal
Satria Adindi 02/1/2021
Tanpa perlu di pertanyakan dan di ragukan lagi, semua bangsa tentunya menginginkan generasi-generasinya menjadi generasi yang handal, cerdas, memiliki pengetahuan dan intelektual yang tinggi, serta jiwa atau ruhani yang sehat dan berakal. Bangsa yang kuat bukanlah bangsa yang hanya mampu berinteraksi dengan dunia luar, mengikuti perkembangan zaman saja, melainkan bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu membawa perubahan-perubahan bagi dunia yang kemudian perubahan-perubahan itu akan di ikuti dan di seimbangi oleh bangsa-bangsa lain agar mereka tak tertinggal jauh dalam hal perubahan dan perkembangan. Hal semacam ini tentunya tak bisa di peroleh atau di bentuk hanya dengan keinginan dan angan-angan semata, melainkan perlu adanya usaha dan kesungguhan untuk mewujudkan cita-cita dan keinginan tersebut.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, bisa di mulai dari perbaikan-perbaikan dari berbagai bidang, terutama Sumber Daya Manusia dengan memperbaiki, meningkatkan, meratakan serta memperluas jangkauan pendidikan kepada setiap masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan sebenarnya merupakan sebuah asupan pokok yang harus di miliki setiap warga masyarakat agar pola pikir setiap masyarakat semakin maju dan mulai memikirkan bagaimana memajukan bangsa mereka sendiri. Indonesia sendiri hingga saat ini masih sangat lemah dalam hal daya saing pendidikan. Karena lemahnya daya saing pendidikan, dan Sumeber Daya Manusia di negara ini menyebabkan melemahnya negara kita sendiri dalam bidang-bidang lainnya; mulai dari pendapatan perkapita, pendidikan, infrastruktur teknologi komputer informasi, gender, stabilitas politik dan bidang lainnya. Di asean sendiri pada tahun 2019, negara kita tertinggal cukup jauh, yaitu menempati posisi ke enam dengan skor 38,61, dimana peringkat pertama di pegang oleh Singapura dengan skor 77,27, di susul malaysia dengan skor 58,62, di susul lagi oleh Brunei Darussalam dengan skor 49,91, di susul lagi oleh Filiphina dengan skor 40,94, kemudian di susul kembali oleh Thailand dengan skor 38,62, barulah di susul oleh indonesia dengan jumlah skor 38,61. Di bawah indonesia sendiri ada tiga negara yaitu laos dengan skor 33,56, Vietnam dengan skor 33,41, dan yang terakhir Kamboja dengan skor 26, 57.
Dari data persentase tersebut jelas sekali bagaimana lemahnya daya saing pendidikan di indonesia di bandingkan dengan negara-negara lainnya. Lemahnya daya saing indonesia tentunya karena beberapa faktor, yaitu lemahnya Sumber Daya Manusia di indonesia sendiri.
Lemahnya SDM di indosesia bukan hanya karena kesalahan pemerintah yang tak mampu menyediakan lembaga pendidikan yang berkualitas, akan tetapi hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan berapa penting budaya literasi dari masyarakat indonesia sendiri.
Baru-baru ini muncul data yang menunjukkan negara-negara dengan literasi yang sangat tinggi, dan terbukti negara-negara tersebut, yaitu negara-negara dengan literasi yang sangat tinggi, kuat dan pesat tersebut adalah negara-negara maju. Yang pertama jepang; setiap tahunnya 111,9 juta buku di perpustakaan tokyo berhasil di pinjam oleh penduduk dengan jumlah penduduk yang hanya mencapai 14,1 juta jiwa. Yang kedua China setiap tahunnya 86,2 juta buku berhasil di pinjam penduduk, yang ketiga adalah New York Amerika serikat yaitu56,3 juta buku berhasil di pinjam oleh penduduk setiap dalam satu tahun, kemudian di susul hongkong dengan jumlah pinjaman buku 11,36 juta pertahun, disusul lagi oleh Los Angles amerika serikat, Singapura, Rusia, Kanada, Australia, Prancis, Korea Selatan dan Inggris. Sedangkan indonesia entah terletak di posisi keberapa. Hal semacam ini tentunya tak bisa di biarkan begitu saja, perlu adanya perubahan dalam teknik mengembangkan minat baca dan menulis di kalangan masyarakat atau dalam kata lain mengembangkan literasi bangsa.
Seperti yang kita ketahui bersama, kita sekarang sedang berada pada era revolusi industri 4.0, dimana telah terjadi kemajuan di segala bidang, terutama bidang teknologi. Hal semacam ini merupakan tantangan sendiri bagi kita sebagai bangsa indonesia, yaitu semakin berkembangnya zaman kita di tuntut harus mampu mengikuti perkembangan zaman itu sendiri, jika tidak kita akan benar-benar tertinggal. Jika kita lihat sejenak, bangsa kita saat ini masih bergantung pada negara-negara lain;seperti amerika, jepang, cina dan negara maju lainnya. Mengapa penulis mengatakan demikian?. Bagaimana tidak!, kebutuhan masyarakat akan handpond, alat Transportasi dan teknologi-teknologi lainnya semakin bertambah, sedangkan di negara kita sangat minim atau bahkan bisa di katakan sangat tertinggal dalam hal teknologi sehingga menyebabkan negara kita terus-terusan melakukan inpor untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal semacam ini berawal dari rendahnya literasi bangsa kita. Disini penulis akan sedikit menjelaskan apa sih literasi itu sebenarnya, dan apa manfaat dari literasi tersebut?
Seiring berjalannya waktu, makna atau defenisi literasi semakin berkembang. Literasi tidak hanya merupakan proses membaca, menulis saja, akan tetapi makna literasi kini semakin berkembang; yaitu memahami, melibati, menggunakan, menganalisis dan mentransformasikan teks itu sendiri. Adapun jenis-jenis literasi kini mulai beragam mulai dari literasi komputer, sains, sekolah, dan berbagai macam literasi lainnya. Jika literasi-literasi tersebut sudah mampu di kuasai oleh generasi muda kita saat ini, maka sedikit tidaknya dapat menjamin kemajuan bangsa kita kedepan. Berliterasi merupakan hal yang sangat-sangat penting dalam memajukan bangsa indonesia. dengan berliterasi secara tidak langsung pola pikir setiap orang, khususnya anak muda akan terbentuk. sehingga secara perlahan akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, kaya akan pengetahuan, munculnya pemikiran-pemikiran baru tentang bagaimana mengembangkan dan memajukan bangsa kita. Kemajuan-kemajuan dalam segala bidang akan menyebabkan munculnya para pesaing dunia yang sangat kompetitip. jika kita tak memiliki generasi muda yang certas, kreatif, inovatif dan mampu bersaing dalam segala hal, maka negara kita benar dalam kehancuran. untuk memperoleh generasi muda seperti yang kita harapkan, perlu adanya literasi agar bangsa kita benar-benar bisa maju seperti yang di harapkan.
Jika kita berbicara di balik kacamata sejarah, para ulama, mujaddid, dan para tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina, Imam Algazali, Bukhari, Ibnu rusdy dan para tokoh lainnya yang mampu membawa perubahan bagi dunia adalah para tokoh literasi. Tokoh-tokoh agamawan ini merupakan tokoh literasi pada masanya. Imam algazali sendiri di kenal sebagai tokoh literasi yang sangat handal dalam bidang Tasawuf, Ibnu Rusdy dalam bidang Filsafat, Ibnu Sina dalam Bidang kesehatan dan obat-obatan, dan imam Bukhari dalam bidang Hadits.
Akhir-akhir ini, yaitu di masa yang rentan terhadap penyakit ( Covid 19) telah terjadi perubahan besar-besaran di seluruh duia, yaitu lebih dari 1 milyar pelajar di segala kalangan baik itu di usia sekolah maupun perguruan tinggi di dorong untuk melakukan perubahan-perubahan secara radikal dalam bidang implementasi pendidikan. Berdasarkan OECD 2030 Future Education And Skills Project “ kita perlu untuk melihat kembali standar pendidikan kita dengan suatu kerangka berfikir yang menggabungkan pengetahuan dengan keterampilan berfikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif.” Yang kemudian dari dasar pemikiran inilah berkembangnya literasi sains. Meningkat dan berkembangnya literasi sains ini di sebabkan karena banyaknya penyebaran Covid 19, namun banyak dari masyarakat tidak peduli atas adanya perbedaan virus dan bakteri, DNA dan RNA, antigen dan antibodi, angka linier dan angka Eksponensial. Karena ketidak mampuan masyarakat memahami urgensi-urgensi inilah yang menyebabkan literasi akan sains bisa berkembang dengan begitu cepat. Oleh karena itu, Sains, teknologi engineering, dan matematika(STEM)menjadi hal yang sangat penting sekali di tanamkan dalam masyarakat, dengan harapan bisa menghasilkan generasi-generasi penerus yang kuat dan kebal terhadap tantangan-tantangan Global yang akan terus terjadi dengan segala pola perubahan yang tak pernah akan di duga-duga.
Dalam meningkatkan literasi, khususnya di kalangan pelajar atau mahasiswa bisa di mulai dari hal terkecil, seperti menanamkan atau membuat mata kuliah literasi/ jurnalistik itu sendiri, kemudian para pelajar atau mahasiswa di sediakan sebuah wadah berupa web yang di bimbing atau di monitori oleh para pembimbing yang telah ahli, dimana di web tersebutlah para pelajar atau mahasiswa memposting tulisan mereka, disana juga para mahasiswa akan di bimbing oleh para pembimbing yang di pilih, bagaimana agar mereka mampu mengikuti mata arahan dengan baik dan benar sehingga perlahan membiasakan diri mereka untuk berliterasi. Mungkin awalnya terpaksa menulis atas dasar tuntutan tugas sekolah atau kampus, namun secara tidak langsung pola pikir mereka akan berubah seiring berjalannya waktu. Di kalangan perkampusan sendiri memberi mata kuliah jurnalistik, membuat wadah untuk menampung karya yang telah di buat dan mentor pembimbing dalam berliterasi akan sangat memberikan manfaat bagi para mahasiswa, Yaitu:
Pertama mata kuliah jurnalistik; dengan di terapkannya mata kuliah jurnalistik, akan menjadikakan para mahasiswa mampu berpikir kreatif, membentuk pola fikir mahasiswa yang kritis, bertanggung jawab dan tentunya semakin mendewasakan pemikiran mahasiswa itu sendiri. Jika sifat-sifat atau karakter demikian terbentuk, sumber daya manusia semakin semakin mahir, luas pengetahuan, berpikir jauh kedepan hingga tentang bagaimana untuk mereka sadar tanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa. Kedua pembuatan web atau wadah literasi dan mentor yang handal; dengan di buatnya web atau wadah literasi dan mentor yang handal akan sangat mempermudah mahasiswa atau pelajar dalam mengembangkan bakat berliterasi. kenapa di katakan demikian?, karena di wadah tersebutlah nantinya mereka akan banyak belajar tentang literasi itu sendiri, mulai dari melihat karya mahasiswa lain, belajar menganalisis, mendapat bimbingan dari mentor yang handal, hingga berujung pada kecintaan mereka pada literasi itu sendiri.
STAI DK dalam penerapan awal pengembangan literasi
STAI darul kamal telah mulai menerapkan teknik-teknik dasar, mulai dari menerapkan mata kuliah jurnalistik, membuat web, mentor atau pembimbing , bahkan telah di adakan acara award atau penghargaan bagi mahasiswa dengan tulisan-tulisan terbaik dari berbagai kategori; Seperti sastra, kolom, serba-serbi, opini, reportase dan kategori-kategori lainnya. Dengan adanya mata kuliah jurnalistik, penulis sendiri mulai merasakan betapa penting dan bermanfaatnya berliterasi. selain mendapatkan ilmu dan keterampilan dalam menulis, dari mata kuliah jurnalistiklah penulis juga mendapatkan sebuah pengalaman yang belum pernah penulis rasakan, yaitu betapa indah dan menyenangkan yang namanya berliterasi. Awalnya mungkin memang sulit, ribet dan sedikit merepotkan. namun setelah di geluti dan di praktikkan manfaatnya benar-benar terasa. Di mata kuliah jurnalistik inilah penulis di bimbing oleh mentor yang tak henti-hentinya membimbing dan memberikan semangat, kesabarannya dalam membimbing, kebiasaannya memberikan masukan dan kritikan jika terdapat kesalahan; beliau adalah pak Fizian Yahya Mpd. Adapun web kampus yaitu aliflam memberikan tambahan wawasan bagi mahasiswa, karena selain bisa sebagai tempat memposting hasil tulisan, di sana juga terdapat karya-karya mahasiswa yang benar-benar luar biasa yang apabila di baca akan sangat-sangat bermanfaat dalam mengembangkan bakat atau literasi mahasiswa nantinya.
Prof. Dr. H. Lukman Al-Hakim, MM selaku ketua STAI DK,dalam ceramah-ceramah singkatnya saat menyampaikan materi di beberapa pertemuan baik di gedung Audutorium, musholla, dan kelas, beliu sering menyebut-nyebut Darul Kamal sebagai lembaga pendidikan yang harum namanya. Dalam ceramah singkatnya, beliu mengatakan bahwa meski lokasinya terpencil, jauh dari daerah perkotaan, namun Darul Kamal senantiasa semakin bersinar. Program literasi yang tak hanya tentang pengetahuan umum, melainkan juga pengetahuan agama dengan mempelajari kitab kuning yang di ajarkan langsung oleh sang pembina pondok TGH.M.Ruslan Zain An-Nahdi sebagai Program tambahan selain perkuliahan. Hal itu tentunya menambah wawasan dan literatur-literatur yang semakin kaya pemahaman.
Pada 6 hari lalu, tepatnya pada hari senin tanggal 28 Desember 2020 telah di adakan sebuah acara penghargaan Literasi Award 2020, dimana saya termasuk yang mendapatkan penghargaan di posisi ke dua pada kategori kolom, sednagkan di posisi pertama di egang oleh Muhammad Syafirin, mahasiswa yang memiliki tulisan terbaik, dengan karya yang luar biasa. Karena telah mengikuti acara Penghargaan tersebut 6 hari lalu, harapan penulis bagi acara literasi mendatang adalah semoga semakin baik, berkembnag, dan tentunya di isi dengan tulisan-tulisan mahasiswa yang semakin luar biasa, tidak kalah dengan tulisan-tulisan para penulis terkenal lainnya. Adapun bagi mahasiswa yang belum menulis, mari menulis. Menulis di mulai menulis, mari mulai membaca, kita semua adalah generasi harapan bangsa, penerus bangsa. “ orang boleh pandai setinggi langit, dengan wawasan luar biasa, serta kemampuan tiada tanding, namun selama orang itu tidak menulis dia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah seiring berjalannya masa. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Penulis sendiri benar-benar merasa bangga menjadi mahasiswa di STAI Darul Kamal, dimana kampus dengan lingkungannya selalu mendukung para mahasiswa dalam mengembangkan bakat dan kemampuan mereka dalam berkarya. dengan di dukung oleh para dosen, lingkungan yang tak lepas dari penyampaian ilmu pengetahuan baik itu umum maupun agama. Jika bukan karena lingkungan yang baik, aktif dalam mengkaji ilmu, mungkin para mahasiswa akan terombang-ambing dalam kebodohan dan kejahilan, pergaulan bebas yang berujung merusak, serta kemalasan dalam belajar.
penulis benar-benar mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah di ajarkan dan di sampaikan para bapak/ibu dosen selama ini, jika bukan karena kalian kami para mahasiswa bukanlah apa-apa.
“Mari berliterasi untuk bangsa, membangun kembali bangsa yang kokoh dan kaya pengetahuan.
Hari ini bukanlah akhir kehidupan, masih ada hari esok yang siap menunggu kita dengan penuh harapan dan perjuangan.
Mungkin kita tak bisa merasakan hasil dari perjuangan yang kita lakukan sekarang, tetapi yakinlah kita telah menjadi jembatan untuk para generasi kita menuju bangsa yang sukses dan maju nantinya kedepan
Salam mahasiswa, salam kebangsaan dan mari berliterasi agar bangsa kita meraih kesuksesan.”