Tradisi Besok Menik Kembang-Kerang Daya
2 mins read

Tradisi Besok Menik Kembang-Kerang Daya

Sebuah desa berkecamatan Aikmel, Kembang-Kerang Daya merupakan sebuah desa kecil hasil imigran dari pulau sebelah, Taliwang, Sumbawa. Yang dikisahkan pada saat itu datang 7 Pemuda Sumbawa yang datang untuk menyelamatkan Putri dari Raja Selaparang yang dibawa kabur oleh pasukan Bali untuk dinikahi. Singkat cerita, tanah Kembang-Kerang Daya ini merupakan hadiah untuk 7 Pemuda tersebut dan akhirnya mereka bertempat tinggal hingga akhirnya menikah dan menghasilkan keturunan.

Lahirnya desa Kembang-Kerang Daya ini seiring waktu menghasilkan budaya yang banyak, berkecamatan Aikmel lalu berpadu dengan budaya-budaya lokal yang ada diLombok Timur. Dipulau Lombok secara umum budaya yang lahir menjadi rutinitas dan berkembang dengan semangat generasi-generasi baru. Terdapat tradisi Nyongkolan (hasil kontribusi tradisi dari Hindu Bali), Peresean, Bau Nyale dan sebagainya.

Kembang-Kerang Daya terkenal dengan budayanya yaitu berjualan Gula Gending, ialah sebuah pekerjaan berjualan yang dilakukan oleh orangtua secara khusus untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tidak hanya orangtua, pemuda-pemuda yang prihatin melihat kondisi keluarganya yang sederhana pun dengan semangat pergi merantau berjualan Gula Gending hingga keluar pulau, Kalimantan misalnya.

Selain itu, Kembang-Kerang Daya juga memiliki tradisi yang unik, yaitu tradisi Besok Menik. Yaitu sebuah tradisi yang diagendakan ketika ada acara “Begawe” atau pesta resepsi setelah acara pernikahan. Tidak hanya pesta resepsi pernikahan, tetapi bisa juga ketika ada acara-acara lain yang semisalnya, sesuai kehendak daripada tuan rumah yang menginginkan.

Tradisi Besok Menik diKembang-Kerang Daya diartikan dalam bahasa resmi Indonesia yaitu “Cuci Beras”. Biasanya masyarakat Kembang-Kerang Daya mencuci beras diberbagai tempat, kadang di Aik Dongo Kembang-Kerang Lauk, kadang juga di Aik Punik Dusun Kedatuk Kembang-Kerang Daya. Prosesi tradisi ini diiringi dengan pukulan alat musik seperti Drum Band, yang dibawakan oleh personil-personil Corps Drum Band MA NW Kembang-Kerang.

Dengan semangatnya masyarakat muslimat Kembang-Kerang Daya membawa beras diatas kepala, beralunan suara musik yang mengiringi perjalanan mereka, sehingga rasa lelah tiada terasa karena ramainya mereka berbaris berjalan seelok barisan bebek dengan pawangnya.

Merupakan kebanggaan yang luar biasa, sebuah desa kecil dengan tradisi yang beraneka ragam. Patutlah desa ini mendapat apresiasi dari kecamatan dan desa tetangga, yang mendorong pergerakan masyarakat dalam kekompakan dan kebersamaan. Desa kecil yang dikisahkan awalnya 7 Pemuda imigran, namun kini menjadi desa yang masyhur dengan tradisi dan kepesantrenan.

Dengan hormat penulis mengucapkan terimakasih, salam literasi.

#KembangKerangDayaFace
#SasaknesTradisi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *