4 mins read

Jangan Salah Memaknai Hari Ibu Bukan 1 Tahun Sekali Tapi Setiap Waktu

 

Jangan Salah Memaknai Hari Ibu, Bukan 1 Tahun Sekali Tapi Setiap Waktu

Setiap tanggal 22 Desember, khusus nya di Indonesia pasti kita akan mendengar kata-kata bijak yang keluar disematkan untuk ibu, dan di Indonesia disebut sebagai Hari Ibu nasional. hari ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.

Sejarah

Hari Ibu di Indonesia dimulai pada tahun 1928. Saat itu untuk pertama kalinya diadakan Kongres Perempuan Indonesia. Kongres ini digelar di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta pada 22-25 Desember.

Kongres ini terinspirasi dari semangat sumpah pemuda yang digelar dua bulan sebelumnya. Kaum perempuan yang semula bergerak sendiri-sendiri, bersatu menggelar kongres. Sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera menghadiri kongres ini.

Kongres ini menandakan pergerakan perjuangan perempuan pada pembangunan bangsa. Saat Kongres Perempuan Indonesia yang ketiga dihelat di Bandung pada 1938, diputuskan tanggal 22 Desember sebagai momen peringatan Hari Ibu. Presiden Soekarno lalu menetapkan secara resmi tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu melalui Dekrit RI No 316 tahun 1953.Sejak saat itu, Hari Ibu rutin diperingati di Indonesia. Setiap orang mengucapkan selamat dan terima kasih serta memberikan penghargaan untuk ibu.

tidak hanya Indonesia di negara luar sana juga mereka merayakan hari ibu diantaranya: Perancis, Hari Ibu di Perancis merayakan setiap tanggal 26 Mei. Jepang hari Ibu memperingati setiap tanggal 12 Mei. Inggris merayakan setiap hari Minggu tiga pekan sebelum Paskah yang biasanya jatuh antara pertengahan Maret dan awal April. Thailand memperingati Hari Ibu di negeri Gajah Putih sekaligus untuk merayakan hari ulang tahun Yang Mulia Sirikit.Dalam perayaan ini, setiap tahun selama bulan Agustus.

Sementara negara lain, seperti Amerika, Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong, Hari Ibu atau Mother’s Day dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei.

pandangan Islam

diantara berbagai hari ibu yang penulis paparkan diatas ternyata bersebrangan dengan kacamata keislaman. Karna dalam agama islam tidak mengenal namanya hari ibu 22 Desember/hari ibu pekan kedua bulan Mei oleh Negara luar, karna menghargai jasa ibu, kasih sayang kepada ibu dalam islam bukan setahun sekali tapi setiap saat setiap waktu, sampai berusia lanjut dalam pemeliharaan kita, itu kata Al-qur’an dalam Surah Al-isra ayat 23

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا‌ ؕ اِمَّا يَـبۡلُغَنَّ عِنۡدَكَ الۡكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوۡ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوۡلًا كَرِيۡمًا‏

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

(Al-isra (17) ayat 23)

maka dari itu, lewat ayat diatas penulis mengajak kita semua agar perlu berhati-hati dalam memaknai hari ibu, jangan karna pemerintah sudah menetapkan hari ibu pada 22 Desember, kita meniadakan hari-hari lainnya tentu ini sebuah kezaliman yang amat besar dalam diri kita, pantaskah dalam 1 tahun hanya satu hari rasa kasih sayang Kita kepada nya, karna jujur banyak sekali orang diluar sana salah memaknainya, yang hanya pengucapkan dengan ucapan selamat hari ibu/ ucapan happy mother’s day saja pada hari ibu, tanpa berbakti kepadanya.

maka dari itu mari kita sama-sama renungi bersama, pantaskah ibu yang menghamili kita dalam waktu 9 bulan, mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita, menyusui kita, minum darahnya selama 9 bulan di kandungan, mengorbankan segalanya untuk kita, sehingga tiada lain ditubuh kita melainkan darah dagingnya. jadi tentu tidak pantaslah apabila kita hanya menyanginya menghormati jasanya, dengan ucapan selamat hari ibu saja, islam lebih dahulu mengajarkan kita dalam menghargai jasa ibu seperti berbakti kepadanya, dan berdoa setiap saat selesai shalat untuk nya, seperti sebagai berikut:

رَّبِّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً

Artinya: Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan berikanlah rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidikku sejak kecil.

oleh karena itu islam lebih dahulu mengangkat derajat seorang wanita dari pada negara-negara yang lain yang membuat hari sepesial untuk seorang wanita. Terlihat dari bagaimana Islam mengutamakan kedudukan derajat seorang ibu. Salah satu hadis menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyebutkan ibu sampai tiga kali. kemudian baru ayah. Hadis ini hanya ingin menunjukkan bahwa Islam menjunjung tinggi derajat ibu. Dalam HR. Bukhari dan Muslim berbunyi:

“Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapa kah aku harus berbakti pertama kali?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ibumu!’. Kemudian orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ibumu!’. Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu!’. Orang tersebut bertanya kembali, ‘ Kemudian siapa lagi’, Rasulullah SAW menjawab, ‘Kemudian ayahmu’.

jadi kesimpulannya jangan sampai menganggap memuliakan ibu hanya pada tanggal 22 Desember saja, tapi setiap waktu setiap saat bermunajat doa untuknya.

sekian semoga bermanfaat

#Salam_literasi

 

Sumber

Al-bahjah (YouTube)

CNN INDONESIA

m.wikipedia.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *