
Sebuah Puisi: Sambal Terasi Ibu Pertiwi
Sambal Terasi Ibu Pertiwi
Karya: Et Thalib
Saudara-saudari sekalian mari menikmati hidangan bersama-sama
Ini ada nasi, ikan, telur, daging, sayur, mau yang digoreng, mau yang berkuah silahkan tentukan selera anda
Ini satu lagi saya bawa dari desa, buatan istimewa ibu pertiwi tercinta
Sambal terasi desa
Sambal ini adalah kesederhanaan, cinta dan merakyat
Baunya memang sedikit menyengat bagi kami rakyat yang melarat
Warnanya hitam dekil tak pernah diurus pejabat
Silahkan kalau ingin mencicipi, tinggal anda colek atau mau menjilat
Memang baunya menyengat dan warnanya hitam dekil
Bersaksilah bahwa lidah tidak akan mengkhianati rasa dan hati kecil
Bagi kami inilah menu utama di mana-mana
Di sawah, di ladang, di hutan, di lautan, di atas pesawat, bahkan di sini di kota yang penuh dengan aroma kue gandum eropa
Di desa, semua menikmatinya bersama-sama tidak pandang bulu, ras dan agama
Apapun perayaan negara dan agama, kami tetap hidangkan sambal terasi ala ibu pertiwi Indonesia
Para istri membekali para suami sesendok sambal terasi dengan sepiring nasi
Di ladang para suami lahap menyantap makan siang yang panas dengan penuh suka tawa bersama kolega
Di rumah ibu dan anak-anak menikmati sambal terasi ibu pertiwi dengan penuh kebahagiaan
Dengan sedikit rasa asin dan pedas, sambal ini menyempurnakan daging dan sayuran
Sedangkan aku kala hidup menjadi seorang santri
Bersama teman yang beragam dan beragama bersatu di atas piringan besar menikmati sisa sambal terasi kemarin pagi
Mari kita rayakan toleransi dengan sedikit rasa pedas dan asin serta bau yang merakyat
Hapus warna kulit anda, tinggalkan sejenak rumah ibadah anda, liburkan lembur kerja anda, anda wakil rakyat
Mari kumpul semeja, jika tidak mau sepiring saja
Jangan gengsikan sambal terasi dari desa
Inilah saatnya kita membanggakan diri, warna kulitku merah putih, hatiku bhineka tunggal ika lakuku pancasila akulah indonesia
Dar el Kamal, 17 Desember 2020