Tradisi Nyongkolan di Desa Safit Gubuk Baru Kecamatan Suela
Adat nyongkolan sudah dikenal semenjak zaman kerajaan masih ada di Pulau Lombok. merupakan kegiatan adat sebagai salah satu bagian dari prosesi pernikahan masyarakat Suku Sasak. Maksud dari prosesi nyongkolan ini adalah sebagai upaya untuk memperkenalkan kedua pasangan mempelai kepada masyarakat sekitar.
Tradisi nyongkolan ternyata masih diterapkan di Desa Safit Gubuk Baru Kecamatan Suela. Tradisi nyongkolan ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Safit sejak dari orang-orang tua dulu, tradisi nyongkolan ini bisa dibilang turun temurun dari nenek moyang mereka, karena menurut orang-orang tua dulu, tradisi ini merupakan suatu tradisi yang tidak bisa dihilangkan di Desa Sapit. Masyarakat Safitpun juga sangat berpartisipasi dalam tradisi nyongkolan ini, bahkan orang yang kurang mampun diharuskan untuk melakukan tradisi ini bagaimanapun caranya, karena tradisi ini bagi masyarakat Safit harus tetap diadakan setiap ada acara pernikahan, karena itu merupakan tradisi mereka sejak dulu dan tidak bisa dihilangkan begitu saja.
Tradisi nyongkolan, dulu sering dilakukan di Desa kembang Kerang kecamatan aikmal. Setiap ada orang kembang kerang yang menikah dengan orang luar terutama dibagian lombok tengah atau lombok barat pasti harus diadakan nyongkolan. Akan tetapi sekarang tradisi nyongkolan di Desa kembang kerang sudah di hapus karena tradisi nyongkolan merupakan perbuatan yang kurang baik, karena bisa menggangu orang yang dijalan, membuat jalan menjadi macet, melalaikan shalat, bahkan sebagian banyak dari mereka yang tidak mengerjakan shalat. Itulah alasannya sehingga tradis nyongkolan di Desa kembang kerang dihilangkan karena banyak negatifnya dibandingkan positifnya.