Sopir Juga Manusia
Membahas masalah setir-menyetir, memang kelihatannya santai, enak ,gaul. Tapiiii!semua itu Hanya sudut padang penumpang saja. Seandainya kita melihat dari susut pandang seorang sopir, mungkin banyak orang yang tidak mau menjadi sopir. Disini walaupun menjadi sopir, tidak semua sopir mempunyai sudut pandang yang sama, dan semua jenis sopirpun banyak yang berbeda. Nah saatnya kita bahas dari sudut pandang dari setiap sopir. Berbicara tetang sopir, tentu sopir tidak jauh dengan namanya mobil, setiap sopir memandang mobil dengan sudut pandang berbeda, ada sopir yang memandang mobil dengan kekurang dan kelebihannya.
Dan juga ada sopir yang memandang mobil dari sudut pandang mereknya saja. Nah di atas saya sudah jelaskan ada 2 sudut pandang setiap sopir. Nah kita lanjut ke karakter masing- masing sopir. Ada beberapa karakter sopir seperti, ada sopir yang seneng banting setir aja, ada sopir yang agak teteh( terlalu perhitung tentang uang, ongkos,tarif). Mungkin bayak karakter sopir yang lainnya, kalo semua di jelaskan mungkin saya akan kehabisan kosata untuk merangkainya, dan tidak bisa menulis untuk selanjutnya. Nah saya akan jelas karakter-karakter sopir di atas.
1. Sopir yang senang banting setir aja
oke disini mungkin krakter ini larinya atau lebih condong kesopir yang baru bisaa, sopir yang baru bisa, mungkin kalo bisa mobil pergi ke planet mars, terus kita ajak sopir yang baru bisa kesana, mungkin tidak ada penawaran untuk tidak mau, dan tidak daa penawaran tentang ongkos atau tarif, gas
aja asalkan bisa banting setir.
Di sini mungkin karakter ini sangat wajar, mungkin belum banyak merasakan gimana rasanya
kalau kita baru bisa nyetir, mungkin sulit untuk diungkapkan dengan kata yang terdiri
dari kosa-kata.
2. Sopir yang agak teteh (terlalu perhitungan
dengan ongkos). Suatu kewajaran seorang sopir untuk menentukan tarif, tapi di sini sekelompok penumpang juga mempunyai kewajaran untuk bernegosiasi. Tentu di sini sering menjadi kotra antara sopir dan sipenumpang
sehinggaa negosiasi hanyalah sebuah omong kosong yang tidak akan menjadi kenyataan.
Dalam banyak hal yang kami hadapi sebagai seorang sopir, tentu kami juga bisa merasakan sedih,senang dan lain-lain. Dan kami hanya bisa bersabar dan bersyukur, dengan batas-batas kesabaran yang kami miliki.