
Ancaman Allah bagi Orang-Orang Yang Suka Meminta-minta
Sebelum kita di lahirkan ke dunia ini , sebelumnya kita sudah berjanji kepada Allah mengenai segala hal termasuk di dalamnya ialah masalah rezeki yang kita dapatkan di dunia . Allah sudah menjamin semuanya sebelum kita di lahirkan ke muka bumi ini . Untuk mendapatkan rezeki atau karunia Allah tentu harus di iringi dengan usaha dan ihtiar , rezeki memang sudah di tetapkan dan di tentukan oleh Allah , numun kita harus menjemputnya dengan bekerja keras dan berusaha . Segala sesuatu yang ada di Dunia sudah di tetapkan oleh Allah , kita sebagai manusia hanya di beri daya oleh Allah untuk doa, usaha, ikhtiar dan tawakal. Dalam Al-Qur’an dijelaskan oleh Allah mengenai perintah mencari rezeki atau karunia nya . Yaitu dalam surah Al-jumuuah ayat 10: di jelaskan bahwa jika kita sudah selsai melaksanakan ibadah( sholat) maka bertebarlah di muka bumi untuk mencari karunia Allah , dan banyak-banyak lah dalam mengingat Allah agar kamu menjadi orang yang beruntung.
Ayat tersebut menjelaskan bagi kita bahwasannya mencari rezeki itu ialah bagian dari ibadah, namun sebelum mencari nya laksanakan ibadah dulu seperti sholat misalnya , dan memperbanyak mengingat Allah , agar kita menjadi orang yg beruntung. Allah mengharap kan kita sebagai hamba nya untuk mencari rezeki dengan cara yang baik dan halal, tentu yang dirhidoinya. Namun yang terjadi di dunia ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Allah, banyak orang yang mencari rezeki Allah dengan cara yang tidak baik, tidak halal, dengan menghalalkan berbagai macam cara demi mendapatkan uang , tidak peduli halal haram intinya uang. Salah satunya yang banyak dilakukan oleh orang-orang ialah meminta-minta atau bekerja sebagai seorang pengemis. Itu bukan masalah yang asing di telinga kita , banyak orang yg pura² buta demi mendapatkan uang, banyak yang pura-pura pincang demi mendapatkan uang, banyak yang pura-pura bawa map demi mendapatkan sumbangan, dan itu terjadi di semua tempat, kadang di jalan raya, ke rumah-rumah, di tempat-tempat ramai dan tempat lainnya.yang melakukannya itu orang-orang yang sehat, masih mampu untuk kerja, sehat lahir batin, namun mereka memilih menjadi pengemis untuk meminta-minta kepada orang lain. Padahal dalam hadist sendiri sudah di jelaskan:
” Jika salah seorang diantara kalian pergi di pagi hari lalu mencari kayu bakar yang panggul di punggungnya ( lalu menjualnya), kemudian bersedekah dengan hasilnya dan merasa cukup dari apa yang ada di tangan orang lain, baik mereka memberi ataupun tidak, karena tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah, mulailah dengan menafkahi orang yang kau tanggung(H. R Bukhari No. 2075, Muslim , No. 1042).
Hadist tersebut menjelaskan bahwasannya kita di perintahkan untuk bekerja apapun pekerjaan mu itu yang penting halal, walaupun hina di mata manusia namun mulia di mata Allah, dari pada Meminta-minta kepada orang lain , perlu di ingat bahwa tangan di atas ialah memberi lebih baik, dari pada tangan di bawah, yang menerima atau meminta-minta, bagaimana kita sebagai Manusia berusaha memberikan sesuatu kepada orang lain walaupun sedikit, itu merupakan nikmat yang luar biasa . Namun sayang sekali banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi pengemis dan meminta-minta belas kasihan orang lain padahal dia masih mampu untuk bekerja, ada juga yang mengemis untuk menumpukan harta, sampai bisa membuat rumah dan membeli keperluan lainnya dari hasil mengemis, nauzubillah . Dalam hadist di jelaskan”
Barang siapa meminta-minta benda kepada orang lain dengan tujuan memperbanyak(kekayaan), maka sebenarnya ia meminta barak api, oleh karena itu terserah kepadanya mau memperoleh sedikit atau memperbanyaknya (H. R. Muslim 1041).
Dalam hadist lain Rasulullah Saw bersabda: “barang siapa yang membukakan bagi dirinya pintu meminta-minta tanpa kebutuhan yang mendesak, atau bukan karena kemiskinan yang tidak mampu bekerja, maka Allah akan membukakan pintu kemiskinan dari jalan yang tidak di sangka-sangka. (H. R Baehaqi dalam shahih targhib wa tarhib:1/195).
Kedua hadist tersebut menjelaskan ancaman bagi orang yang meminta-minta , baik untuk memperbanyak harta, membuat dirinya miskin, dan lainnya , ingat ancaman Allah sangat pedih , neraka tempat kembalinya. Selama kita mampu untuk bekerja di dunia ini bekerjalah, apapun itu yang penting halal dari pada Meminta-minta namun Allah murka, tidak ada guna semuanya kalau Allah murka. Orang yang di perbolehkan untuk meminta-minta hanya orang-orsng khusus yaitu orang yang benar-benar miskin tidak mampu bekerja, ada keperluan yang mendesak tidak ada jalan selain meminta-minta maka itu di perbolehkan , namun selain itu kita tidak di perbolehkan oleh Allah untuk meminta-minta kepada orang lain. Meminta-minta bukan minta di tengah jalan saja, namun segala hal yang berhubungan dengan meminta kepada manusia itu di larang oleh Allah, meminta oleh, meminta kepada sesama dan hal lainnya, namun kita sepelkan hal itu padahal hal tersebut bisa menggeret kita ke neraka . Mamikna sendiri TGH Ruslan zain sangat hati-hati dalam hal tersebut, beliau paling menjaga diri dari meminta-minta kepada manusia, seperti mengajukan proposal, meminta uang untuk membangun masjid, sekolah dan lainnya, beliau menghindari diri dari hal itu , karena beliau paham bahwasanya Allah sangat murka terhadap hamba-hambanya yang suka meminta-minta . Prinsip beliau tidak meminta-minta kepada siapa-siapa kecuali kepada Allah , kalau ada yang memberi di terima , tanpa harus meminta dahulu kepada orang lain. Karena beliau selalu mengingatkan kami mengenai satu hadist nabi tentang ancaman bagi orang yang suka meminta-minta Rasulullah Saw bersabda:”
Seseorang yang selalu meminta-minta kepada orang lain , di hari kiamat ia akan menghadap Allah dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya( H. R Bukhari No. 1474. Muslim No. 1040)
Dari ayat tersebut kita bisa mengambil ibrah , mulai dari sekarang jangan suka meminta-minta kepada orang lain, walaupun sesuatu yang sederhana, sepele memang namun ancamannya luar biasa, semoga kita tidak termasuk bagian dari orang-orang yang suka meminta-minta . Amin ya rabbal alamin.
By: Baiq muhaini H