
Peringatan Hari Pahlawan 2021: Menjadi Pahlawan, Mengapa Tidak?
Setiap tanggal 10 November pada setiap tahunnya, sudah menjadi tradisi kita merayakan sebuah momen penting dalam sejarah pembangunan bangsa kita yang disebut dengan “Hari Pahlawan Nasional”. Secara historis, peringatan Hari Pahlawan dilatarbelakangi oleh perjuangan para pahlawan kita melawan perlawanan sekutu yang melakukan “come back” terhadap Republik Indonesia yang terlebih dahulu mengumandangkan proklamasi kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Kronologinya adalah ketika pasukan sekutu yaitu Belanda dan Inggris tiba di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945, motif kembalinya pasukan sekutu yang tergabung ke dalam Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI) diketahui bertujuan untuk melakukan bantuan rehabilitasi tawanan perang dan adanya interniran dalam melucuti senjata tentara Jepang.
Kehadiran pasukan sekutu ternyata tidak membawa dampak yang baik bagi Indonesia yang masih dalam euforia selebrasi kemerdekaan, terjadi gesekan antara pasukan sekutu Belanda dan Jepang dengan para pejuang di kota Surabaya. Gesekan itu pun berujung tersulutnya peperangan pada tanggal 27 sampai 30 Oktober 1945 yang kemudian menewaskan pemimpin pasukan sekutu di Jawa Timur, yakni Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby. Kemudian pada 9 November 1945, pemimpin pengganti pasukan sekutu di Jawa Timur, Mayor Jenderal Robet Manserg mengeluarkan sebuah ultimatum kepada rakyat Surabaya. Namun, ternyata ultimatum tersebut tidak dihiraukan oleh para pejuang, arek-arek Surabaya, dan segenap rakyat. Sehingga pertempuran pun tidak dapat dihindari dan meletuslah perang besar yang dikenal degan Peristiwa 10 November 1945.
Dalam Rapat Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia (BPKRI) di Yogyakarta pada tanggal 4 Oktober 1946. Sebagai upaya untuk mengingat perjuangan para pahlawan bangsa yang telah gugur, Presiden Sukarno kemudian menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional.
Khususnya pada perayaan Hari Pahlawan 2021, pemerintah mengangkat tema “pahlawanku inspirasiku”. Tema tersebut dapat dimaknai dengan jika para pahlawan dulu berjuang dengan mengangkat senjata, maka sekarang kita berjuang melawan berbagai permasalahan bangsa, seperti: kemiskinan, bencana alam, narkoba, radikalisme dan kesehatan khususnya melawan pandemi covid 19 yang saat ini masih melanda dunia.
Berdasarkan tema tersebut, mari kita mengingat kembali sebuah quote inspiratif dari sang tokoh proklamator Republik Indonesia, Ir.Soekarno berujar: “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”. Dengan merenungi wasiat kemerdekaan presiden pertama Indonesia tersebut, penulis dapat menyimpulkan wasiat kemerdekaan itu sejalan dengan apa yang kita hadapi hari ini.
Maka tidak menutup pintu lahirnya pahlawan-pahlawan baru dengan ragam ekspresi, namun masih dengan semangat yang sama dengan para pendahulu kita. Seorang petani adalah pahlawan bagi ketahanan pangan, seorang pedagang adalah pahlawan bagi ekonomi, seorang sopir atau tukang ojek adalah pahlawan bagi mobilisasi masyarakat, kiyai kampung adalah pahlawan perbaikan akhlak dari kampung-kampung, ustadz dan ustadzah nasional adalah pahlawan bagi masyarakat yang tidak sempat mengikuti pengajian secara rutin, para konten kreator adalah pahlawan hiburan-hiburan yang positif, tukang sampah di jalanan yang panas juga pahlawan bagi kebersihan bangsa, tidak lupa dengan peran para tenaga medis sampai tukang gali kubur pada masa pandemi Covid-19 ini adalah pahlawan dan tenaga pengajar, siswa, mahasiswa layak cap sebagai pahlawan.
Maka menjadi pahlawan hari ini, tidak harus dengan mengangkat senjata. Menjadi pahlawan hari ini bisa dengan tulisan. Menjadi pahlawan hari ini cukup dengan menjaga toleransi. Menjadi pahlawan hari ini adalah dengan memerangi hoax dengan menyelamatkan data yang valid. Untuk menjadi pahlawan cukup simpel dan menyenangkan. Merayakan Hari Pahlawan tahun ini harus dengan tindakan yang nyata karena para pahlawan yang telah mendahului kita tidak ingin semangatnya roboh dan tenggelam ditelan sejarah.