The Long Holiday, What I’m Doing For It?
The Long Holiday, What I’m Doing For It?
Alhamdulillah wa syukurillah atas segala macam bentuk nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan kepada kita yang sangat patut untuk kita syukuri, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan juga udara segar yang masih dapat kita rasakan, meski masih dalam suasana yang masih belum pulih dari covid-19. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Sang Maha Pelindung, Amin.
Beberapa hari yang lalu, kampus baru saja menyelesaikan Ulangan Akhir Semester (UAS) genap dengan baik, maka berarti bahwa semester genap tahun ajar kemarin telah terlaksana dan akan menuju tahun ajar yang baru. Keadaan yang terus memaksa proses perkuliahan yang terlaksana dengan online atau dalam jaringan (daring), tetapi alhamdulillah perkuliahan selama satu semester (semester genap) ini terselesaikan dan terlaksana dengan baik dan tatap muka (offline) meski serangan covid-19 yang semakin hari semakin meningkat.
Untuk menuju tahun ajar baru, biasanya ada long holiday atau libur panjang untuk memberi jarak antara tahun ajar yang lalu dengan yang akan datang. Maka, para mahasiswa dapat mengisi dan menikmati hari-hari libur dengan berbagai macam dan bentuk kesenangan mereka. Ada yang senang diam dirumah saja, rebahan. Ada yang mengisi waktu libur mereka dengan kerja, mencari uang. Atau mungkin ada yang setiap weekend nya selalu pergi berekreasi dengan kerabat, sahabat bahkan keluarga.
Berbagai macam cara sahabat mahasiswa untuk mengisi waktu libur mereka, merupakan suatu kebebasan untuk menikmati libur yang panjang, juga suatu kelonggaran dari rasa capek dan penat atas proses perkuliahan yang menuntut otak untuk terus berfikir, banyak tugas umpamanya. Oleh karenanya, libur panjang ini merupakan sebuah peristirahatan dari rasa lelah tersebut.
Tetapi, bagi kakak-kakak tingkat seperti semester enam dan delapan, mereka disibukkan dengan tugas-tugas akhir mereka. Menyusun proposal lalu menyeselesaikan skripsi, merupakan tugas akhir dan tahap puncak dari tugas perkuliahan S1. Kami, para adik-adik tingkat hanya bisa menyemangati dan memberikan dukungan kepada mereka semoga dilancarkan dan dimudahkan.
Liburan merupakan suatu yang menyenangkan. Disela-sela libur panjang ini saya dan beberapa sahabat yang lainnya sering kali mengisi libur ini dengan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan teman kelas, yang dimana pertemuan tersebut diadakan dirumah, tidak dikampus. Dengan alasan untuk mengisi waktu liburan dan juga balas dendam atas waktu libur yang tersita selama perkuliahan, maka dari itu teman-teman mengadakan pertemuan kecil-kecilan demikian. Akibatnya, kita dapat melihat apa saja yang ada dalam masyarakat teman tersebut, seperti mata pencaharian, pekerjaan, bahkan pengaruh orang yang berkuliah (seperti teman-teman saya itu) terhadap masyarakatnya.
Selain itu, ada juga suatu waktu yang sangat mengesankan bagiku, yaitu waktu berdiskusi dengan kakak-kakak senior dan juga dosen favoritenya mahasiswa IAT, Namanya di privasi ya hehe. Tidak sekali beliau memberikan arahan dan dukungan, juga motivasi kepada mahasiswa-mahasiswanya untuk terus membersamai Al-Qur’an dan menuntut ilmu. Dengan secangkir kopi hangat beliau menemani hari-malam kami dengan cahaya tutur kata beliau yang gemilang, yaitu berupa ilmu dan motivasi, pengalaman dan insprirasi, mendekati kami juga memahami psikologi kami sehingga dengan itu beliau seakan menghipnotis kami untuk memfungsikan akal dan mengisi waktu dengan hal yang positif dengan tujuan yang tiada lain yaitu menjadi orang yang baik dan bermanfaat untuk orang lain juga masyarakat.
Ilmu yang beliau sampaikan tidak bersandarkan dengan nafsu ucapan belaka, melainkan dengan referensi yang cukup untuk meyakinkan kami betapa mulianya dan tingginya kedudukan ilmu, oleh karenanya beliau selalu menanamkan kepada diri kami motivasi untuk terus membaca, baik membaca buku atau memahami kitab sebagai pengetahuan formalitas sebagai seorang yang berada dalam jalan penuntut ilmu dan berada dalam kolidor akademis, dan juga membaca social bagaimana memahami masyarakat sebagai objek pengamalan akan ilmu kehidupan social.
Dengan ilmu yang diambil dalam bidang akademis, dapat mengantarkan mahasiswa menjadi benar-benar mahasiswa, yaitu perbuatan dan ucapan senantiasa berisi dengan ilmu beserta referensi atas keilmuan tersebut. Sedangkan ilmu yang diambil dalam bidang social, mahasiswa mampu memahami kondisi social masyarakatnya, dimana masyarakat merupakan objek kajian tempat mengamalkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diraihnya. Artinya, dikampus ia sebagai mahasiswa, menerima ilmu dan materi. Lalu dikehidupan masyarakat ia mengamalkan apa yang didapatkan tersebut, atau dengan kata sederhananya ia menjadi orang yang bermanfaat bagi pribadi, orang lain, keluarga bahkan masyarakat.
Setidaknya, begitulah beberapa siratan yang hampir setiap malam kami dengarkan dan bicarakan. Yaitu menjadi mahasiswa yang benar-benar mahasiswa, tidak menjadi mahasiswa yang hanya menganggur tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dikehidupan mendatang, bahkan setelah tamat ijazah hanya berfungsi sebagai pajangan, tetapi sebagai langkah dalam menempuh kehidupan yang lebih menantang lagi.
Selebihnya, diskusi-diskusi tentang ilmu yang akan didapatkan dapat pembaca temukan dengan mengikuti diskusi kami diwaktu-waktu mendatang (tidak tertentu/ terjadwal), hehe.
Kira-kira begitulah pengalaman liburan dalam waktu yang masih beberapa minggu ini, nantikan tulisan tentang hari-hari libur yang penulis lalui, hehehe. Semoga dengan adanya tulisan ini, penulis tidak hanya menceritakan pengalaman liburan semata, tetapi dapat menjadi dorongan kembali ketika berada dalam fase rasa malas dan rapuh, yaitu sebagai dorongan untuk membaca dan belajar. Diskusinya tidak terikat waktu dan tempat (tertentu atau ontime), tetapi anytime and anywhere.
Sekian dan terimaksih sudah menyempatkan diri untuk membaca.
#aliflamliterasi
#liburpanjang
#ayonulispengalaman
#whatareyoudoingnow