Pengaruh Wudhu Terhadap Ketentraman Jiwa
Pengaruh Wudhu terhadap ketentraman Jiwa
” Hai Ali, berusahalah menyempurnakan wudhu, karena sesungguhnya wudhu itu merupakan separoh dari iman, dan jika kami berwudhu janganlah berlebih-lebihan dalam pemakaian air, dan jika kamu selesai dari bersuci maka bacalah “Innaa andal naahu fii lailatil qadr” (Surat Al Qadar) sepuluh kali setelah membasuh kedua kaki, maka Allah akan menghilangkan kesusahanmu ”
Wudhu adalah sebentuk amaliah bersuci. Dan secara umum bersuci punya maksud untuk mewujudkan kebersihan. Kalau dikatakan bersih adalah sebagian dari iman, maka wudhu merupakan wujud dari separuh iman itu.
Islam sebenarnya menempatkan urusan kebersihan sebagai urusan yang penting. Allah sendiri tak mau menerima sebuah ibadah seperti shalat yang tidak dilandasi oleh kebersihan ini. Malah Islam menetapkan kebersihan bukan saja pada kebersihan dari najis tetapi juga bersih dari hadas.
Adanya ajaran berwudhu sesungguhnya menunjukkan adanya penerapan kedisiplinan dalam hal kebersihan. Hal ini karena bersih bisa membawa kenyamanan, keindahan, dan juga ketentraman. Begitu pentingnya kebersihan dalam pandangan Islam, sampai-sampai hal kebersihan dijadikan sebagai syarat mutlak dalam pelaksanaan ibadah. Ini berarti seseorang yang akan melaksanakan ibadah harus membersihkan diri terlebih dahulu, baik dari najis maupun dari hadas. Hal ini karena Allah Maha Bersih dan Maha Suci dan Dia tidak mau menerima “tamu” yang datang dalam keadaan tidak bersih.
Khusus pada masalah wudhu Nabi mewasiatkan agar Kita tidak berlebih-lebihan dalam pemakaian air. Bagaimanapun juga berlebih-lebihan dalam pemakaian air adalah sebuah tindak pemborosan. Al Qur’an menyebut laku pemborosan dengan istilah “mubadzir” . Sementara mubadzir itu sendiri kata Al Qur’an adalah merupakan temannya setan. Wudhu adalah sebuah laku kebaikan, sementara mubadzir adalah sebentuk perilaku yang biasa dilakukan setan. Maka, wasiat agar kita tidak terlalu boros dengan air ketika berwudhu sebenarnya merupakan anjuran agar kita tidak mencampuri wudhu dengan amaliayah-amaliyah yang kurang baik, sebab hal demikian bisa menyebabkan nilai wudhu akan berkurang.
Selain daripada itu ada hal yang menarik dalam masalah wudhu ini, sebagaimana yang diwasiatkan oleh Nabi kepada Ali, yakni ternyata wudhu bisa berpengaruh pada ketenangan batin. Memang sekilas tidak ada hubungan sama sekali antara tindak wudhu dengan ketenangan batin. Namun begitulah kenyataan yang disampaikan oleh Nabi bahwa sesungguhnya wudhu punya energi yang bisa menyinari kalbu hingga hati ini bisa merasakan ketenangan dan ketentraman. Secara khusus Nabi memberikan resep bagaimana agar wudhu itu benar-benar bisa bermanfaat untuk menghilangkan kegundahan dihati. Caranya adalah saat wudhu akan sempurna, yakni selesai membasuh kedua kaki bacalah surat Al Qadar sebanyak sepuluh kali. Dilihat dari redaksi haditsnya, bisa dijelaskan bahwa bacaan surat itu dibaca sebelum membaca doa usai berwudhu.
Dari wasiat Nabi diatas, maka tak ada salahnya jika kita yang mungkin selama ini selalu Diliputi oleh kegundahan di hati atau sering merasakan susah dengan berbagai sebab yang ada untuk mencoba resep yang ditawarkan Nabi tersebut. Sungguh, Nabi tak pernah main-main dengan apa yang disabdakannya.
Sumber
Kitab Indahnya Wasiat Nabi
Wasiat Nabi ke-8 Seputar wudhu dan sholat Halaman 30-32
karya : Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’roni
Penerjemah : Asrifin An Nakhrawie, S.Ag
Penerbit : Ikhtiar Surabaya
Nama : MUH WILDAN
Jurusan : IAT
Semester : III
Dosen pengampu : Yusri Hamzani M.Ag
#UAS-STAIDK