5 mins read

Strategi Marketing Nabi Muhammad SAW

Marketing dalam bisnis adalah sebuah konsep yang dimunculkan untuk menghasilkan sebuah penjualan atau lebih jauh diharapkan dapat mendatangkan keuntungan untuk perusahaan atau individu. Dari mulai konsep yang sederhana atau lebih sering disebut marketing tradisional hingga konsep yang baru atau dikenal dengan marketing modern. Marketing modern berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. semakim sulit menjual sebuah produk atau jasa dikarenakan semakin tingginya persaingan. Marketing digunakan untuk mendapatkan uang. Pradigma tersebut menghasilkan marketer-marketer yang hanya memikirkan hasil akhir berupa materi. Sehingga tidak lagi memandang etika dalam berbisnis. Saling menjatuhkan, menjilat keatas dan menginjak kebawah, hingga melakukan kebohongan seakan-akan telah disahkan sebagai salah satu strategi markting.

Marketing Nabi Muhammad SAW yang dilakukan pada abad ketujuh masehi perbandingannya dengan konsep marketing modern dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu menempatkan sikap jujur sebagai konsep pertama dari rumusan ilmu konsep dagang yang digunakan Nabi Muhammad SAW yang diiringi dengan konsep ikhlas sebagai konsep yang kedua akan membentuk pribadi marketer atau perusahaan tidak lagi memandang materi sebagai tujuan utama. Lebih open minded terhadap semua keuntungan, baik bersifat materi maupun non materi. Juga terbuka dalam menghadapi sebuah kegagalan.

Kedua konsep tersebut dibingkai dengan konsep ketiga, berupa sikap profesionalisme. Profesionalismen dengan sikap jujur dan ikhlas merupakan dua sisi yang menyeimbangkan. Nabi Muhammad SAW memberikan sebuah contoh bahwa seseorang yang profesional mempunyai sikap yang selalu berusaha maksimal dalam mengerjakan sesuatu atau dalam menghadapi masalah, tidak mudah menyerah dan bukan juga seorang pengecut yang menghindar dari sebuah resiko.

Konsep keempat menjadi jembatan yang menghubungkan seorang marketer dengan sesama manusia, lingkungan dan penciptanya. Silaturrahmi menjadi dasar pergerakan Nabi Muhammad dalam membina hubungan baik tidak hanya dengan pelanggan dan investornya tetapi juga dengan calon pelanggannya, dan bahkan kompetitornya.

Terakhir kosep murah hati melengkapi keempat konsep sebelumnya. Bermurah hati dalam menjual dan membeli merupakan konsep yang digunakan Nabi Muhammad SAW dalam melakukan kegitang perdagangannya sehari-hari.

Inti dari pengusaan pasar adalah bagaimana kita menguasai benak konsumen. Tidak mengherankan apabila seringkali ditekankan bahwa positioning yang sebenarnya bukanlah pada posisi produk dipasar tetapi ada pada posisi produk dalam benak konsumen. Bagaiman kita ingin diingat oleh konsumen itu yang menjadi inti dari penguasaan mind share. Hal ini tercangkup dalam sebuah strategi yang didalamnya terdapat proses segmanting, targeting dan positioning. Strategi dijelaskan sebagai arah yang akan dituju oleh sebuah prusahaan dan menuntun pada pengalokasian sumber daya dan upaya. Namun perlu diperhatikan bahwa menjadi sasaran utama  dari strategi ini adalah benak konsumen (persepsi). Sehingga pertempuran sesungguhnya dalam marketing bukanlah ada pada perebutan pasar tetapi ada pada penanaman persepsi dalam benak calon konsumen.

Segmentasi adalah cara membagi pasar berdasarkan variabel-variabel tertentu seperti geografi, demografi, psikologi, prilaku dan pada akhirnya ke variabel terkeci yaitu individu. Segmentasi secara berkesinambungan menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah prusahaan untuk dapat terus memenuhi kebutuhan (need) dan keinginan (want) pasar yang selalu berubah-ubah. Kesalahan pemilihan tempat untuk meluncurkan suatu produk atau untuk membuka usaha seringkali menjadi kendala prusahaan dalam meraih kesuksesan yang diinginkan.

Dalam hal ini bukan berarti produk atau usahanya yang kurang baik tetapi analisis sigmentasi pasarlah yang harus dievaluasi kembali. Sekarang ini tidak bisa lagi mengambil resiko dengan mengeluarkan produk secara bebas tanpa  melakukan segmentasi pasar. Pada zaman dahulu, para pedagang melakukan segmentasi secara sederhana yaitu dengan menjual dagangannya kedaerah terdekat atau kedaerah lain sekiranya tidak dapat memproduksi barang yang mereka dagangkan. Lebih jauh lagi para pedagang melihat potensi daerah yang akan dikunjungi. Seperti halnya para pedagang Indonesia yang menjual rempah-rempah ke daerah yang tidak dapat memberikan hasil bumi. Atau para pedagang dari cina yang menjual keramik pada daerah-daerah yang tidak mempunyai keterampilan dalam membuat keramik.

Pembagian pasar berdasarkan faktor geografis seperti diatas meliputi wialyah kota, provinsi atau negara. Terlebih dengan adanya otonomi daerah yang telah diberlakukan di Indonesia akan menjadi dasar dalam proses segmentasi. Sedangkan pembagian secara demografi, dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan agama. Dua hal tersebut dikelompokkan dalam static antribut segmention. Karena pada dasarnya bersifat statis dan cenderung tidak berubah. Dan dari segi psikologis yang harus diperhatikan adalah kebiasaan, gaya hidup, dan personality (karakter). Berlawanan dengan hal sebelumnya faktor psikologi ini adalah faktor dinamis dan selalu berubah. Kadang-kadang sulit untuk menduga apa yang menjadi definisi dari gaya hidup di suatu daerah tertentu dengan sifatnya yang selalu berubah-ubah  segmentasi ini dekenal sebagai dynamic antribute segmentation.

Nabi Muhammad SAW dalam melakukan segmentasi sebelum memulai perdagangannya, beliau telah melakukan beberapa perlawatan ke Bahrain bagian timur Semenanjung Arabia. Ini ditegaskan oleh sebuah hadist Musnad Ahmad. Ketika utusan datang pada Nabi Muhammad SAW setelah kemenangan kota Makkah, seorang yang bernama Abdul Qais datang menemui Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW meminta agar mereka memanggil dan memberitahukan pemimpin mereka yaitu Al-Ashajj.

Sekian

Nama: Abdurrahim

Semester : Delapan

Jurusan : Manajmen Pendidikan Islam

Ttd

Fizian Yahya M.Pd

#UAS STAIDK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *