5 mins read

Dan Bersahabatlah Dengan Musibah………

Dan bersahabatlah dengan musibah …………
oleh: mustabsyirin

Prodi:IAT

Mk: jurnalistik

Dosen pengampu: M.yusri M.ag

“sahabat yang baik tidak akan pernah
Menyakiti sahabatnya, dan sebaik- baik sahabat
Adalah yang menegurmu bila kamu melakukan
Kesalahan bukan membiarkanmu berkubang
Dalam kesalahan dan kekeliruan ”

Duka kembali menghampiri bumi pertiwi ini ,serentetan musibah seakan-akan tiada habisnya mendera mulai dari sunami di aceh, gempa di lombok, gempa yang ber kolaborasi dengan sunami dan lekuifaksi yang meluluh lantahkan palu, dan sampai hari ini corona yang seakan akan tidak mau ber pamitan dengan kita, kini sahabat lama datang kembali yaitu gempa yang berkekuatan 6,2 magnitudo yang terjadi di kabupaten majene.
Ada pertanyaan yang muncul dalam benak saya yang membuat saya bingung tatkala melihat bencana demi bencana yang datang silih berganti “apakah ini sahabat atau musuh ” ada baiknya kita bermuhasabah dan memikirkan diri kita apakah kita ini selalu berbuat baik atau sebaliknya selalu berbuat salah ? sebenarnya kita dan musibah pada hakekatnya adalah bersaudara yaitu saudara sesama mahluk. Oleh karnanya kita sering kali di tegur dan di nasehati oleh musibah.
Sebagai manusia yang baik, sebenarnya kita harus sadar dan memperbaiki diri kita apabila kita di nasehati, tetapi sayang seribu sayang kita sebagai manusia sering kali apatis terhadap apa yang terjadi di sekeliling kita. Manusia biasanya menganggap setiap bencana alam yang terjadi hanyalah sebuah ujian dari tuhan yang kuasa, bahkan tak jarang menganggapnya sunnatullah belaka sehingga tak pernah mencoba bermuhasabah introspeksi diri. Sikap apatis inilah yang membuat musibah acap kali menjelma menjadi sahabat ter jujur yang mencoba mengetuk sisi ruang dimensi kesadaran manusia,Cuma terkadang manusia tidak terlalu peka merespon isyarat tersebut sehingga tidak pernah menanggap dirinya bersalah yang kian hari kian memamerkan kesalahannya.
Kita melihat tayangan di televisi berapa banyak artis atau pablik figur yang memamerkan maksiatnya yang seolah-olah tidak memiliki rasa malu sedikitpun meskipun dilihat oleh orang banyak, mereka bisa tertawa ria walaupun melakukan kesalahan . saya tidak bisa membayangkan jikalau semua kita seperti itu apa yang akan terjadi kemungkinan itu yang di katakan “ sahabat menjelma menjadi musuh” musibah yang seharusnya menjadi sahabat kita yang bisa di andalkan untuk menegur dan menasehati kita bila kita melakukan suatu kesalahan dan dosa, kini berubah menjadi musuh yang tiap saat selalu meneror, mengancam, bahkan sampai membunuh kita.
Musibah yang kita saksikan semakin hari semakin seru semakin hari semakin memekikkan amarahnya seperti “singa” yang tidur nyenyaknya kita ganggu ketika bangun dia akan marah, mengejar,menerkam,bahkan membunuh siapa saja yang di temuinya entah dia bersalah ataupun tidak.
Penomena membuktikan musibah bukan hanya marah tetapi dendam dengan kita,realitanya menunjukkan bahwa gempa bumi,viris corona,jatuhnya pesawat dan musibah musibah yang lainnya yang meminta korban nyawa dan harta sudah dapat kita rasakan setiap saat. Dunia sudah semakin kacau balau dan tidak menjanjikan ketentraman dalam hati,kemungkaran terjadi dimana-mana ,kemaksiatan meraja lela,tidak hanya kita lihat di kota saja tetapi sudah bertebaran di setiap dasa. Ini membuktikan kebenaran ungkapan guru besar kita yaitu Sulthanul Aulia’,Kutubul Aqtab,Pahlawan Nasional TGKH. M.Zaenuddin Abdul Majid yang mengatakan :
Zaman sekarang zaman mungkarat
Memerlukan banyak baca solawat
Membaca qur’an zikir dan tobat
Mengingat tuhan setiap saat
Dunia yang kita tempati tidak lebih dari panggung sandiwara seperti lirik lagunya Taufik Ismail dan kita manusia adalah pemain sandiwara tersebut. hanya saja sebagai manusia kita tidak memainkan peran dengan baik seuai tuntutan scenario dan arahan sutradara. hidup juga tak ubahnya seperti berkendara, jika kita berkendara dengan baik dan memperhatikan aturan rambu lalu lintas maka kita akan selamat, tetapi jikalau kita semena-mena dan tidak mengikuti aturan ber kendara maka entah apa yang akan terjadi.
Jika kita mau berpikir serius sebenarnya segala sesuatu yang menimpa kita pada hakekatnya kitalah penyebabnya, ketika serentetan musibah datang bertubi-tubi menimpa bangsa ini seharusnya kita segera sadar dan mencari akar permasalahannya serta solusi pada diri kita masing-masimg sebagai manusia yang di berikan kelebihan oleh Allah SWT di bandingkan dengan mahluk yang lainnya. akankah kita terus menerus melakukan maksiat, tidak cukupkah isyarat tuhan yang begitu keras memperingati kita. Sebagai mahluk yang berakal sebenarnya satu ibrah sudah cukup untuk menyadarkan kita, berbeda dengan orang yang bodoh yang tidak bisa paham walaupun dengan seribu ibrah sekalipun. Semua kita pasti mendambakan ketenangan dalam hidup dan kunci ketenangan hidup adalah ingat kepada Allah SWT.
Sekarang tinggal kita sebagai manuia apakah kita mau tenang atau hidup yang selalu di hantui oleh musibah yang datang silih berganti . kalau kita mau tenang maka dari sekarang kita membenahi kesalahan dan kekeliruan kita dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT agar musibah yang datang tidak semakin menjadi-jadi.
Sebagai penutup ada baeknya kita merenungkan lirik lagunya ida laela yang berjudul“KeagunganTuhan”

Insaplah wahai manusia
Jika dirimu bernoda
Dunia hanya naungan
Tuk mahluk ciptaan tuhan
Dengan tiada terduga
Dunia ini kan binasa
Kita kembali ke asalnya
Menghadap tuhan yang esa
Dialah pengasih dan penyayang
Kepada semua insan
Janganlah ragu atau bimbang
Pada keagungan tuhan
Betapa maha besarnya
Pencipta alam semesta
Siapa selalu mengabdi
Berbakti pada ilahi
Kan sentosa selaman

Di dunia dan ahir masa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *