Mengapa memilih dia?
Memilih pasangan hidup adalah sebuah proses yang rumit dan terkadang sulit untuk dicerna oleh akal pikiran. Namun sesungguhnya yang terjadi adalah kita tidak memilih pasangan secara acak atau kebetulan. Terkadang kita memilih orang yang mempunyai kriteria yang kita idamkan atau mungkin dia memang sudah kita idam-idam kan sebelum memilihnya . Itulah sebabnya sebagian orang dapat menyukai sejumlah pribadi dan bukan hanya satu karena pada intinya selama orang memiliki kriteria yang di dambakan, ia akan menjadi sasaran ketertarikan kita. Berbeda dengan pengalaman ku sejauh ini dalam memilih pasangan yang bukan berdasarkan kriteria namun berdasarkan rasa yang hadir tanpa sengaja🤭 sangat sulit rasanya tertarik dengan lawan jenis Karna sebuah kriteria’ Karna tak semua yang memenuhi kriteria kita akan menyukainya’ Bagiku kriteria atau kecocokan akan hadir seiring berjalannya waktu bersamanya’ Kita akan mengetahui dia memenuhi kriteria atau tidak setelah memilihnya menjadi pasangan bukan dengan melihatnya dari kejauhan Karna dia sesuai dengan kriteria. Karna Ku Rasa setelah memilih nya sebagai pasangan kita akan mengetahui bagaimana dia sebenarnya mulai dari sikap’ prilaku maupun karakternya. Ini menurut ku yah😁
Berikut akan dipaparkan dua kriteria yang biasanya menjadi alasan kita memilih dia
NYAMAN yaitu terpenuhinya kebutuhan dan pengharapan. Kita sebagai perempuan biasanya akan memilih orang yang dapat memenuhi kebutuhan dan pengharapan kita mulai dari rasa peduli atau perhatian yang diberikan’ Serta Kasih sayang yang membuatnya nyaman.
AMAN yakni kepastian bahwa ia menerima diri kita apa adanya. Kita cenderung memilih seseorang yang tidak mengancam keberadaan diri kita; kita memilih orang yang makin meneguhkan keberadaan diri kita. Itu sebabnya kita menyukai orang yang mengagumi apa yang ada pada diri kita sebab kekaguman meneguhkan keberadaan diri kita.
Pemilihan pasangan menuntut kejelian untuk melihat relasi secara menyeluruh. Kendati kedua faktor ini penting namun kita pun harus memerhatikan kecocokan dalam hal lainnya. Berikut akan dipaparkan beberapa masalah yang terkait dengan rasa nyaman dan aman yang kadang membutakan mata kita dalam melihat pasangan dengan tepat.
pasangan yang terlalu mengidolakan kita, pada akhirnya kita terbuai dan gagal melihat area di mana kita mesti bertumbuh. Kita pun terlibat dalam relasi yang tidak sehat dan tidak bertumbuh. Relasi yang sehat mesti didasari atas penerimaan dan penghargaan namun tetap memberi ruang untuk pertumbuhan. Pertumbuhan biasanya terjadi tatkala kita berani terbuka untuk menyatakan ketidakpuasan terhadap pasangan. Sebaliknya, pengidolaan mematikan pertumbuhan.
Adakalanya kebutuhan yang kita miliki sangat besar sehingga pasangan mengalami kesukaran untuk memenuhinya. Bila kita lahir dan bertumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis, besar kemungkinan kita membawa kebutuhan dan pengharapan yang terlalu tinggi. Kondisi ini sudah tentu akan menyulitkan orang untuk mau bersama kita. Sudah tentu bila ini yang terjadi, kita tidak merasa terpenuhi dan di pihak pasangan, ia merasa letih bersama kita. Jika inilah masalahnya, sepantasnya kita membereskan masalah kita terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam pernikahan.
Kadang kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan memang lemah, sehingga tidak sanggup memenuhi kebutuhan pasangan-sekecil apa pun. Ada pribadi yang tidak siap untuk memberi dan ada pribadi yang tidak tahu bagaimana memberi. Keduanya membuat seseorang sukar untuk memenuhi kebutuhan pasangannya. Tidak bisa tidak, kita akan mengalami kesukaran mendapatkan pasangan sebab bagaimana pun pasangan mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi.
Oleh karena kita begitu terfokus pada pemenuhan kebutuhan tertentu, kita pun luput melihat bahwa sesungguhnya terdapat banyak ketidakcocokan di antara kita. Kita menjadi terlalu senang karena apa yang kita cari sekarang telah kita temukan. Masalahnya adalah, di luar pemenuhan kebutuhan tersebut ada banyak ketidakcocokan di antara kita. Alhasil, kita pun terjerumus ke dalam pemilihan pasangan yang tidak tepat.
#semangatMenulis
#jurnalistik