Kunci Kesuksesan dalam Pandangan Syaikh Buthi dan Dalam Islam
5 mins read

Kunci Kesuksesan dalam Pandangan Syaikh Buthi dan Dalam Islam

Kunci Kesuksesan dalam Pandangan Syaikh Buthi dan Dalam Islam

Syaikh buthi adalah seorang ilmun suriah di bidang ilmu-ilmu agama islam, dan merupakan salah satu ulama rujukan tingkat dunia, dan dihormati oleh banyak ulama besar di dunia islam.

Suatu ketika, almarhum syeikh Al buty membesuk salah satu sahabatnya yang baru saja di operasi,sahabatnya itu berkata,“ Saya sangat menyayangkan waktu anda yang sangat berharga harus terbuang untk membesuk saya, karena waktu anda adalah milik umat.”

Dengan senyum syeikhna Al buty menjawab:

“Ada dua jenis amalan dalam hidup kita,amalan lahir dan amalan batin, keduannya saling membutuhkan, tak terpisahkan. Semua pengajian, perkuliahan, seminar yang saya berikan, serta buku yang saya karang, itu amalan lahi.”

Sedangkan (amalan  seperti ) menziarahi orang sakit adalah amalan batin, amalan batin inilah rahasia suksesnya amalan lahir, dan Amalan batinlah yang membuat amalan lahir berkah dan bermanfaat. Terkadang, saat saya tengelam dalam lautan buku dan tulisan, saya merasa ada sesuatu yang kurang, sepertinya saya harus melakukan amalan batin, akhirnya saya meletakkan buku, pena, kertas, kemudian saya menziarahi orang-orang sholeh. Kalau saya tidak melakukan itu, kebuntutan dan kekerasan aan merasuki hati saya,dan itu mempengaruhi pada fikiran, sehingga apa yang saya tulis terasa kering,kaku dan tidak ada manfaatnya.”

Itulah rahasia kenapa almarhumah syeikh Al buty memiliki perkataan oenuh hikmah yg mampu dipahami oleh berbagai lapis jamaah, yang hadir di pengajian dan khutbah beliau terdiri dari orang awam dan orang terpelajar, kata-kata beliau bisa dipahami oleh orang awam dan  tidak membosankan bagi yang terpelajar. Begitu juga tulisan-tulisan beliau.

Sebagaimana Resep Imam Syafi’I untuk menambah kecerdasan dan kesuksesan:

  1. Bergaul dengan ulama

Rasulullah SAW juga berwasiat kepada ummatnya tetap teguh kepad Al-Qur’an dan Hadis. Dan seperti yang tidak kita ketahui bersama bahwa ulama adalah pewaris Nabi.

Ulama adalah orang-orang yang mempertahankan perjuangan dakwah nabi melalui pendidikan yang bersandar kepada Al-Qur’an dan Hadis.

Dengan mencintai ulama pasti akan mendapatkan keberkahan dan kebaikan. Menziarahi dan duduk bersama ulama , bagaikan duduk bersama Rasulullah SAW.

“ Barangsiapa mengunjungi orang alim maka ia seperti mengunjungi aku,barang siapa berjabat tangan kepada kepada orang alim, ia seperti duduk denganku di dunia, dan barang siapa yang duduk bersamaku di dunia maka Allah mendudukkannya pada hari kiamat bersamaku.” (Kitab Lubabul Hadist).

  1. Bergaul dengan orang Sholeh

Nabi Muhammad Saw sering menganjurkan para sahabatnya untuk senantiasa bergaul dengan orang-orang Sholeh, tidak dengan orang-orang buruk. Karena dengan bagaimanapun juga prilaku buruk itu menular, sebagaimana juga perilaku baik.

Dalam Shahih  al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “ Seseoranng yang sholeh dan orang yang buruk, bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu, engkau bisa membeli (minyak wangi) darinnya atau minimal engkau mendapat baunya”.

Duduk dengan orang-orang sholeh, kapanpuun yang di bicarakan adalah ilmu serta ilmu, kebaikan, maka kecerdasan sedikit demi sedikit akan bertambah.

  1. Meninggalkan Ucapan yang tidak bermanfaat

Di antara tanda baiknya seorang muslim adalah ia meninggalkan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Waktunya diidi hanya dengan hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya.

Kata Ibnu Rajab rahimahullah, “ Mayoritas perkara yang tidak bermanfaat muncul dari lisan yang tidak dijaga dan sibuk dengan perkataan sia-sia”. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 290).

Manusia yang sukses dalam islam tidak hanya di ukur oleh harta dan posisi jabatannya saja melainkan ada standar lain yang Allah berikan.Sebagaimana disampaikan dalam Al-Qur’an dan hadist.

  • Sukses, Karena Bermanfaat: “ Sebaik-baik Manusia adalah manusia yang memberikan manfaatnya pada orang lain” (HR Bukhari)

Islam mengajarkan umatnya untuk bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Sebagai seorang yang beriman tentunya hal ini bukan lagi menjadi suatu yang harus dipermasalahkan, karena merupakan keharusan dan kewajiban. Apalagi jika seseorang tersebut memiliki banyak potensi dan segudang kemampuan,tentu saja akan lebih bermakna membantu orang lain.

  • Sukses , Karena Membangun Masyarakat

Jati diri kita sebagai seorang muslim adalah Khalifat Fil Ard. Sebagaimana disampaikan oleh Allah lewat QS Al-Baqarah:

Artinya: “ Bahwa Allah menciptakan manusia di muka bumi untuk menjadi Khalifah Fil Ard. Berarti kita memiliki tugas menjadi seorang pemimpin di muka bumi kita.

  • Sukses di Akhirat

Dalam Surah Al-An’Am:32 :

Artinya: “ Dan tiadalah kehidupan ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”.

Kehidupan kita di dunia bukanlah apa-apa . Ada Masa depan Akhirat yang akan kita hadapi nantinya. Jika di ukuran sukses kehidupan kita hanya di dunia, tentulah itu bukan sukses yang sebenarnya. Dan tentunya dengan berbekal amalan-amalan di dunia lah yang bisa menyelamatkan hidup di Akhirat.

Sebagaimana dalam pengajian Ma’had Aly Kalam Mamikna: “ walaupun kalian tidak menjadi apa-apa di dunia ini intinya Iman Taqwa, kerjakan perintah Allah sholat, mengaji, menjaga kebersihan di lingkungan sekitar, berdzikir, istiqamah dalam kebaikan”.

Dan sebuah Kalam yang sangat dalam dari Mamikna:

“ Barangsiapa mengerjakan perintah Allah, Allah yang akan membantu menjalankan pekerjaannya atau dimudahkan segalanya  bahwa Allah mengatur kita dengan seindah-indahnya.

Sumber by: Ustadz @saief_alemdar dan @ismaelalkholilie (santry-nahdhy-Tarimy)

Redaksi dalam islam

_By: Nurusshobah_

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *