Antara Hobby dan Kewajiban
3 mins read

Antara Hobby dan Kewajiban

Nama saya Pebri Hardi, Biasanya saya di panggil Pebri. Saya di lahirkan di desa kembang kerang tepatnya di kembang kerang lauk yaitu pada tanggal 18 Februari 2001, sejak kecil saya tinggal bersama dengan 2 orang kakak, yang pertama laki-laki dan yang kedua perempuan dan saya adalah anak bungsu dalam kluarga saya. Dalam hal ini saya sangat bersyukur terlahir dalam kluarga yang menyayangi diri saya. Selain itu keluarga ini juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai religius, sederhana, dan disiplin dalam segala hal.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi, saya dikenal sebagai anak yang cukup cerdas, aktif, mudah bergaul, dan sedikit nakal. Jujur saya adalah orang yang gak bisa diem dan kadang suka berbicara tanpa harus di saring dulu, contohnya pada saat saya masih smp kelas 1 saya pernah di hukum buat berdiri di depan banyak orang yang sedang upacara karna saya tidak bisa diam di saat orang sedang upacara dan itu adalah pengalaman terburuk yang pernah saya alami. Tapi dari itu saya mencoba buat memperbaiki semuanya walaupun kadang masih saja terulang sedikit-sedikit. Penilaian terhadap diri saya tersebut dilakukan oleh orang-orang di sekitar saya diantaranya ialah orang tua, kakak, sahabat, guru, dan lainnya.

Di masa sekolah baik SD, SMP, saya sering sekali ikut kejuaraan sepak bola. Entah mengapa saya sangat menggemari permainan sepak bola. Berkali-kali saya mengikuti kejuaraan sepak bola sampai lupa sudah berapa kali saya ikut kejuaraan tersebut. Namun sayangnya di MA saya gak pernah ikut kejuaraan lagi ,karna MA tempat saya sekolah tidak terlalu mementingkan prestasi dalam berolahraga, tapi itu tidak membuat saya berhenti dalam bermain sepak bola , saya berusaha membagi waktu buat paginya skolah dan sorenya bermain bola. Pernah pada saat itu pada saat saya kelas 1 dan kelas 3 MA saya pernah izin tidak masuk sekolah karna saya di ajak oleh sekolah lain buat bergabung untuk kejuaraan liga santri.

Tiga tahun sudah saya lalui di MA, kini waktunya untuk beranjak ke jenjang pendidikan selanjutnya. Saya tidak pernah mencoba test masuk SNMPTN ataupun SBMPTN karna saya teguh pada pendirian buat ngelanjutin di STAI saja, karna pada saat MA ada seorang yang menasehati saya, beliau berkata “Not about where but about how” maksudnya adalah bukan tentang dimana kita kuliah tapi tentang bagaimana cara kita buat bersungguh-sungguh dalam kuliah maka kita bisa mendapatkan apa yang akan kita inginkan. Dari itu saya satukan niat buat kuliah di STAI saja. Namun lagi-lagi bermain sepak bola selalu melekat di jiwa saya, saya sampai di tegur oleh dosen karna saya jarang masuk di jam beliau dan di ancam tidak bisa mengikuti pemebelajaran beliau. Karna pada saat itu saya mengikuti kejuaraan liga 2 lombok timur mewakili desa saya, sampai pada saat itu kami masuk semi final dan saya terancam tidak bisa ikut bermain karna sudah sering saya gak masuk , Tapi untung saja pengurus sepak bola di desa saya membuat surat izin agar saya bisa ikut bertanding, dan Alhamdulillahnya di izin kan oleh beliau.

Tapi dari saat itu saya mencoba untuk mengurangi kegiatan sepak bola saya, karna saya sadar bahwa pendidikan lebih penting dari itu. Puncaknya pada saat saya merasa tertampar di saat mendengar ceramah mamik na yang pada intinya beliau berkata “dek beka-beka hamak main bola yang penting dek hamak lupak solat ki kewajiban skolah atau kuliah” maksudnya adalah tidak apa-apa kalian bermain bola asalkan tidak lupa solat dan kewajiban buat skolah atau kuliah, Mulai dari itu saya merasa tertampar sekali karna terlalu mementingkan hobby dari pada kewajiban saya.

Pembelajaran yang dapat saya ambil dari kisah hidup saya adalah “lakukan apa yang membuat kamu bahagia tapi jangan pernah lupa bahwa ada kewajiban yang harus lebih kamu utamakan dari hanya sekedar hobby yang kamu senangkan”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *