Ayah Sang Pejuang Sejati
Pada foto diatas, kita dapat melihat bagaimana perjuangan seorang ayah. Dia membawa anaknya yang masih berumur 9 bulan untuk berdagang. Karena ibu dari anak tersebut sudah meninggal sejak anak tersebut dilahirkan. Anak yang digendong sang ayah memiliki kembaran. Kembaran dari adek kecil yang mungil tersebut dirawat oleh neneknya, nenek yang merawatnya pun sudah tua, sehingga salah satu dari keduanya dibawa oleh bapaknya untuk berjualan karena kondisi nenek yang sudah tua. Bapak dan anak kecil tersebut diajak berdagang keliling demi memenuhi kebutuhan sang anak untuk membeli pampers. Tak jarang ia menemui hujan yang lebat, merasakan teriknya matahari. Ada hal penting yang harus diambil dari seorang Ayah yaitu perjuangannya. Kata perjuangan biasa dilontarkan ketika seseorang telah menaklukkan atau menyelesaikan sesuatu yang sulit. tak heran didalam Al-Qur’an ketika membahas tentang peperangan banyak menggunakan kata jaahada yang artinya berjuang. Yang mana untuk menyelasaikan sesuatu yang sulit menggunakan kata berjuang. Tak heran Allah SWT banyak memerintahkan manusia untuk mnghormati kedua orang tua, sebagaimana dalam Q.S An-Nisa’ (4):36, Q.S Al-Lukman (31):14 serta banyak lagi ayat-ayat pada surat yang berbeda yang memerintahkan seseorang untuk berbakti kepada orang tua.
Foto diatas diambil dari perjuang seorang ayah yagng ada di daerah Lombok, namanya Abdullah dan kisahnya nya seperti pada bagian awal. Sebagai saudara seiman, sebangsa, patut kiranya apabila kita mempunyai kelebihan rezeki, agar menyisihkan kepada bapak Abdullah dan kedua anaknya yang kembar. Yang mau menyumbang/membantu bisa langsung ke nomor rekening 470401026065539 atas nama Mario Satriadi atau bisa langsung kerumahnya untuk memberikan bantuan alamatnya Dusun Sangkerang RT 02, Desa Sangkerang, Kecamatan Sangkerang untuk info lebih lanjut bisa hubungi Nomor Handphonenya 081918415663 Atas nama Abdullah
Alangkah besarnya pengorbanan sang ayah… mari kita doakan ayah kita yang sudah memiliki banyak jasa kepada kita, memeras keringat di tengah teriknya matahari, menahan beban yang amat berat untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya sehingga kita bisa hidup dan besar sampai sekarang ini. Sudah mestinya kita berbakti kepada kedua orang tua. Jika ia sudah meninggalkan kita duluan maka doa dari anaknyalah yang sangat diharapkan. Jika ia masih hidup maka bantuan sang anaklah yang sangat diharapkan. Tak jarang saya harus meneteskan air mata jika disuruh menyanyi lagunya Ebiet G Ade yang judulnya “Titip Rindu Buat Ayah” yang didalamnya terdapat bait-bait lagu yang teramat dalam maknanya yang mengatakan “Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini”
“Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan”
“Bahumu yang dulu kekar legam terbakar Matahari”
“Kini kurus dan terbungkuk ehemm”
Lirik diatas ialah sebagian dari gambaran perjuangan seorang ayah untuk membahagiakan seorang anak yang menjadi pelipur hatinya. Yang diharapkan menjadi orang yang lebih baik darinya dimasa depan.
mengingaat jasa-jasa orang tua yang amat banyak, yang telah membiayai sekolah, sehingga bisa membaca Al-Qur’an, Mengenal Abjad. Lantas tanyakan kepada dirimu, Apakah aku sudah membalas jasanya ayahku ?