13 mins read

SAATNYA KEMBALI KEPADA ALLAH

Dikisahkan ada pasangan suami istri yang bernama Lukman dan Nuzula, dimana keluarga mereka sedang ditimpa berbagai masalah, terutama masalah ekonomi. Semua usaha mereka sedang mengalami kerugian besar-besaran sampai mereka bangkrut akibat penipuan yang dilakukan oleh salah satu patner kerjanya, dimana sekarang perusahan mereka sudah ditutup, dan untuk memberikan gaji para karyawan yang dimilki terpaksa mereka menjual rumah, mobil, perhiasan serta barang-barang yang berharga yang mereka miliki. Sekarang keadaan mereka dalam keadaan yang sangat susah, tidak mempunyai tempat tinggal, dan sisa uang dari pembagian gaji karyawan hanya tinggal Rp. 500.000.

Malam ini adalah malam dimana mereka keluar dari rumah yang sudah dijual itu, karena pembelinya akan segera menempati rumah tersebut. Mereka berusaha untuk menghubungi teman-temannya untuk meminta bantuan supaya diizinkan menginap dirumahnya tetapi satupun dari temannya tidak ada yang mau menerima, karena mereka sudah mengetahui bahwa Lukman dan istrinya sudah bangkrut dan sekarang tidak mempunyai harta kekayaan lagi. Lukman dan istrinya sangat merasa berputus asa, ada keinginan di hati mereka untuk pulang kampung menemui keluarga mereka, tetapi uang yang dimiliki tidak cukup untuk membeli tiket mereka berdua. Tempat tinggal lukman ini adalah bukan kampung halaman mereka yang sebenarnya, karena mereka adalah warga pendatang yang merantau dan mendapatkan kesuksesan dan memutuskan untuk tinggal di tempat ini.

   Ahirnya mereka keluar dari rumah tersebut dan berjalan tanpa memiliki arah tujuan dengan membawa tas yang berisi pakaian dan sedikit barang-barang dari sisa yang sudah dijual. Di tengah perjalanan mereka, tiba-tiba turun hujan sangat deras disertai kilat seolah-olah mau menyambar mereka dan gemuruh dengan suara yang dapat menggentarkan hati. Pasangan suami istri inipun memutusan untuk mencari tempat berteduh, karena untuk melanjutkan perjalanan itu sangat tidak memungkinkan karena hujannya semangkin deras dan mereka juga belum tau kemana tujuan yang hendak dituju.

   Meraka terus mencari tempat untuk berteduh, dan kebetulan mereka menemukan sebuah masjid dan merekapun memutuskan berteduh disana untuk sementara waktu, sebelum mendapatkan kontrakan sebagai  temapat tinggal mereka. Ternyata di masjid tempat mereka berteduh tersebut sedang ada sebuah pengajian yang biasa dilakukan setiap satu kali seminggu. Lukman dan istrinya pergi ke toilet untuk mengganti baju mereka yang sudah basah kuyup, setelah itu merekapun masuk kemasjid dan mengikuti pengajian tersebut.

   Pengajian terus berlanjut, merekapun mendengarkan dengan penuh perhatian segala apa yang di sampaikan oleh ustadz tersebut. Mereka larut dengan apa yang di sampaikan oleh ustadz terutama ketika menjelaskan isi kandungan surah Asy-Syarah ayat 5-6 yang artinya:

  1. Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
  2. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

Ustadzpun menjelaskan isi kandungan dari surah tersebut dengan sangat rinci, dan dari sanalah hati mereka terketuk untuk mendekatkan diri kepada Allah, karena mereka yakin semua apa yang sedang mereka alami pada saat ini, itu sudah ketentuan dari Allah dan pasti ada hikmah dibalik semua kejadian ini. Dan lukman pun berkata dalam hatinya “badai pastilah berlalu, (after a strom comes a calm), setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.

            Sekarang tibalah masuk waktu untuk sholat isya, ahirnya pengajian tersebut ditutup oleh ustadz dengan diakhiri sebuah doa. Dan merekapun melakukan sholat berjama’ah. Hujan sudah mulai mereda dan suasana sangat terasa sejuk ditambah dengan angin yang membuat kulit agak merasa beku. Setelah selesai sholat semua jama’ah satu persatu pulang kerumah mereka masing-masing termasuk Ustadz yang mengisi pengajian tersebut. Lukman dan istrinya duduk di teras masjid, merekapun berdiskusi dan memutuskan untuk malam ini mereka akan tetap berada dimasjid.

            Marbot masjid mematikan semua lampu yang ada di dalam masjid, kecuali lampu-lampu yang berada di luar dan mengunci pintu masjid, tetapi untuk pintu gerbang masjid tetap dibiarkan terbuka, ini adalah rutinitas yang di lakukan setelah selesai sholat isya ketika tidak ada acara atau kegiatan. Setelah selesai mengunci pintu, marbot ini terkejut dengan keberadaan dua orang ini, ahirnya marbot ini menghampirinya sehingga terjadilah percakapan diantara mereka.

            Lukman menyampaikan keinginannya untuk bermalam di teras masjid kepada marbot masjid tersebut. “pak, bolehkah kami bermalam disini untuk malam ini saja?”, marbotpun menjawab “boleh-boleh saja, tapi kalau bapak mau didekat rumah saya ada disewakan kontrakatan, tapi ukurannya kecil”, lukman menjawab “wah kebetulan pk kami sedang mencari kontrakan untuk kami tempati, tapi berapa sewa kontrakannya? “, marbot menjawab “karena ukurannya yang sederhana dan kecil, jadi kontrakan itu disewakan pertahunnya hanya Rp. 500.000, kalau kalian mau sekarang saya langsung antarkan kesana sekalian saya pulang”. Lalu lukman berdiskusi dengan istrinya, karena lukman tau  bahwa uang yang di pegang pas Rp. 500.000 tidak ada lebihnya, setelah berdiskusi ahirnya mereka memutuskan untuk menyewa kontrakkan tersebut, mereka tanamkan keyakinan dalam hati mereka untuk keperluan besok diserahkan kepada Allah SWT. Lukman menjawab “ya pak, kami setuju”. Ahirnya mereka mereka mengikuti kemana langkah marbot tersebut dengan berjalan dibelakngnya.

            Sesampainya disana, marbot tersebut memanggil yang punya kontrakan dan menyampaikan keinginan lukamn dan istrinya, setelah diketahui maksud dan tujuan lukman dan istrinya datang kesana ahirnya terjadilah kesepakan untuk menyewa kontrakan, mereka langsung membayar dan dikasih kunci oleh yang punya kontrakan. Marbot tersebut pamit pulang, dan yang punya kontrakan masuk kerumahnya, sementara lukman dan istrinya berjalan menuju kontrakan tersebut.

            Sesampainya di  kontrakan sebelum mereka masuk, terbesit di hati mereka berdua dengan rumah mewah yang mereka miliki yang sudah di jual untuk membayar gaji karyawannya, memang rumah mereka yang dulu sangat berbanding terbalik dengan kontrakan yang mereka miliki sekarang, keadaannya sangat sederhana. Merekapun mebuka rumah tersebut dengan kunci yang sudah diberikan oleh yang punya kontrakan, didalam kontrakan tersebut Cuma ada dua ruangan dimana satu temapat kamar tidur dan satunya lagi dapur disertai dengan toilet, sementara untuk ruang tamunya tidak ada.

            Karena kontrakan tersebut sudah lama tidak ditempati, ada banyak debu yang menemper baik di lantai maupun di dinding-dindingnya, dan juga terdapat sarang laba-laba. Untuk kenyaman istirahat, mereka sama-sama membersihkan rumah tersebut, setelah berseh mereka ke kamar untuk istirahat. Sebelum tidur istri lukman membuka Handphone dan mencari ceramah-ceramah dan mendengarnya satu persatu, dan dia mendapat ilmu tentang ilmu tahajjud, sholawat sedekah dan membaca Al-Qur’an, dari ilmu yang telah didengarnya di sampaikanlah kepada suaminya sesuai dengan yang dia pahami, ahirnya mereka memutuskan untuk menjalankan beberapa ilmu yang sudah didengar tadi salah satunya adalah membaca. Karena seperti keinginan mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah.

            Hari berganti hari mereka berdua semakin rajin beribadah, terutama selalu istiqomah dalam mebaca Al-Qur’an. Mereka membaca Al-Qur’an setiap selesai sholat sebanyak 5 halaman, mereka istiqomah dan tidak pernah meninggalknnya sehingga itu menjadi kebiasaan mereka. Lukman dan istrinya memperdalam ilmu agama, sehingga semakin hari ilmu agama yang mereka miliki sangat luas terutama ilmu Al-Qur’an, dengan ilmu yang dimiliki lukman, ahirnya lukman dipercayakan untuk mengisi-mengisi ceramah ketika ada pengajian-pengajian yang diadakan di masjid-masjid tempat tinggal lukman, bahkan mengisi pengajian di luar juga. Karena dekat dengan Al-Qur’an segala kesusahan mereka dimudahkan oleh Allah,  lukman mendapat pekerjaan yang bagus, karena keuletan, kerajinan dan melaksanakan semua pekerjaanya denga penuh tanggung jawab akhirnya lukman diangkat menjadi direktur dalam perusahaan tersebut, bulan berganti bulan perusahaan yang dipimpin oleh lukman semakin maju, dan lukmanpun mampu membeli perusahan-perusaan baru, dan membeli rumah mewah yang jauh lebih bagus dari rumah mewah yang di yang pernah dimiliki dulu. Dan merekapun sudah pindah dari kontrakan dan menempati rumah yang di beli sekarang.

            Sekarang perusahaan lukman semakin maju pesat, perusahaannya semakin bertambah banyaknya, semakin banyak pekerjaan yang dilakukan oleh lukman sehingga kebiasaanya dalam mebaca Al-Qur’an 5 halaman setelah sholat pardu semakin hari semakin berkurang, pekerjaan bertambah banyak kebiasaan tersebut semakin terkikis, bahkan ketika selesai sholat lukaman tidak pernah membaca Al-Qur’an. Lukman hanya membaca ketika ada penyampain pada saat ceramah saja itupun sekarang, sudah jarang karena lukman lebih sibuk dengan dan lebih mementingkan pekerjaan yang ada diperusahaanya.

            Karena melihat suaminya yang sudah lama tidak membuka Al-Qur’an bahkan sekarang sudah tidak pernah lagi, terbesit di dalam hatinya  mengenai kelakuan suaminya tersebut dengan mengatakan “ jangan-jangan lukaman sudah lupa, seperti lupanya orang sudah diselamatkan Allah dan diberi nikmat olehnya”.  ketika mengetahui bahwa suaminya sudah pulang, karena mendengar suara mobil yang masuk ke garasi rumah, dia sudah hafat dengan suara mobil suaminya, seperti biasa sebagai istri yang solehah dia menunggu suaminya di depan pintu dengan menebar senyuman yang manis dan merekah seperti indahnya bunga mawar ketika bermekaran. Setelah itudia mengambil tas yang dibawa suaminya dan mempersilahkan suaminya untuk duduk, karena dia mau mencopot sepatu dan kaos akaki suaminya. Setelah itu dia menyiapkan air untuk suaminya mandi. Ketika suaminya mandi dia langsung kedapur untuk menyiapkan makanan karena dia tau bahwa suaminya pasti sedang lapar.

            Setelah semua siap diapun menunggu suaminya di meja makan, setelah selesai suaminyapun menghampirinya dan mereka makan bersama-sama. Setelah mereka selesai makan mereka mengobrol-ngobrol. Setelah suasana sudah hangat, terbesit di benaknya untuk menegur suaminya atas tingkah lakunya selama ini yang sudah jauh dengan al-qur’an. Untuk menjaga perasaan suaminya dia bicara dengan penuh kelembutan, dia mengajak suaminya untuk pindah dari meja makan menuju ruang tamu, merekapun pergi keruang tamu.

            Mereka sekarang sudah diruang tamu, lukman duduk di sofa. Lalu istrinya berkata “ abang tunggu sebentar, adeq ingin mengambil sesuatu”. Lukman berkata “ya silahkan deq”. Ahirnya diapun pergi ke kamar untuk mengambil Al-Qur’an, lalu keruang tamu menemui istrinya, sampai di ruang tamu dia duduk di dekat suaminya sambil berkata, “apakah abang sudah berada di zona?, dengan semua apa yang kita miliki sekarang ini” sambil memberikan suminya mushaf Al-Qur’an yang sudah diambil dari Kamar tadi,dia pun berkata lagi, sekarang adeq tidak pernah melihat abang melakukan kebiasaan yang kita lakukan setelah selesai sholat pardu yakni membaca al-qur’an 5 halaman, apakah abang sudah lupa?, ingett bang jangan sampai semua yang kita miliki yang sekarang ini menjadikan kita jauh dari Allah, seharusnya segala apa yang diberikah kepada kita, itu membuat kita semakin dekat denganya. Kehiduppan didunia ini hanya sementara bang, kalau kita tidak pergunakan dengan baik akan hanya mendatangkan kehancuran bagi kita. Berbeda dengan Al-Qur’an ketika kita semakin dekat dengannya, semakin kita menjaganya, maka Allah akan memberikan kita ketengan jasmani dan rohani, dan dia akan membuat kita bahagia bukan di dunia saja, tetapi sampai diAkhirat,dian akan datang menerangi kubur kita, menjadikan timbangan kita berat, memberikan kita naungan kelak dipadang mahsyar dan datang memberikan kita syafaat, maka dari itu setinggi apapun pangkat yang abang miliki, tetaplah jadikan Al-Qur’an nomor 1 dalam kehidupan abang, jangan pernah jauh dari Al-Qur’an.

            Mendengar penuturan dari istrinya, tak terasa air mata lukman mengucur dan membacahi pipinya, di dalam hati lukman membenarkan apa yang dikatakan oleh istrinya bahwa sekarang dia lebih sibuk mengurus perusahaannya dan sudah jauh dengan Al-Qur’an. Ia malu kepada istrinya, yang justru memiliki sikap istiqamah, terutama dalam urusan baca-membaca Al-Qur’an 5 lembar setiap selesai sholat pardu. Lukman langsung pergi ke toilet dan mengambil air wuduk, setelah itu dia mengambil Al-Qur’an yang diberikan oleh istrinya tadi dan langsung dibaca dan di hayati maknanya.

            Saat lukman membuka Al-Qur’an, kebetulan yang terpampang di hadapannya adalah surah al-hadiid, surah ke-57, ayat ke-16. Dalam ayat ini, terbentang dengan sangat jelas pertanyaan Allah, apakah belum saatnya manusia kemabali kepadanya? Apakah belum waktunya bagi manusia untuk segera mengingat Allah?.

“apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang ynag beriman untuk mengkhusukkan hati mereka, untuk mengingat Allah, dan mengingat apa yang diturunkan dari kebenaran?…” (QS. Al-Hadiid: 16).

            Air mata lukman mengalir semakin deras, bahkan dia sampai menangis tersedu-sedu. dia mengingat dan sadar bahwa dirinya sudah sangat jauh dengan Allah dan Al-Qur’an. Lukman menghela nafas sebentar. Ia merasa ayat ini begitu pas terasa. Adakah ini adalah teguran Allah untuknya?.

“pas betul ayat teguran Allah tersebut, bisik hati lukman”.

kembalilah dan mintalah dia hadir untuk menyembuhkan segala penyakit yang kita alami.

kembalilah kepada Allah dan mintalah dia hadir untuk menyembuhkan segala penyakit yang diderita oleh orang-orang yang berharga dan kita sangai dalam hidup kita. 

kembalilah kepada Allah dan mintalah dia hadir untuk membantu kita menyelesaikan semua permaslahan yang sedang kita alami.

kembalilah kepada Allah dan mintalah dia hadir untuk menghadirkan ketenangan, ketentraman dan keamanan di tengah-tengah kehidupan kita yang penuh dengan balutan dosa.

Setelah membaca ayat tersebut lukmanpun ahirnya sadar dan kembali melakukan kebiasaan yang dulu ia lakukan bersama istrinya yaitu membaca Al-Qur’an 5 halaman setiap selesai sholat fatdu. Melihat suaminya kembali berubah seperti dulu ia pun sangat bahagia dan bersyukur kepada Allah karena telah mengembalikan suaminya seperti dulu lagi. Dan mulai hari itu ibadah mereka semakin meningkat, mereka hidup penuh dengan keimanan kepada Allah dan rasa cinta kepada Al-Quran, semua harta yang mereka miliki dipergunakan di jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *