Bunuh Diri dalam Perspektif Islam
Akhir-akhir ini sosial media digemparkan dengan banyaknya kasus bunuh diri di
Indonesia. Yang lebih mengejutkan lagi, pelakunya rata-rata adalah mahasiswa yang
dikabarkan sedang depresi, ditambah pilunya skripsi. Lantaran itu, para mahasiswa
akhirnya rela mengakhiri hidupnya.
Hal ini membuat saya berfikir, apakah mati sebercanda itu? bukankah Islam melarang
umatnya untuk bunuh diri?
Yuk kita bahas!
Fenomena Bunuh Diri Mahasiswa
Seperti yang sudah kita ketahui, mahasiswa memiliki peran penting dalam dunia
pendidikan. Mereka diharapkan menjadi agent of change (agen pembawa perubahan).
Mahasiswa harus memiliki kesadaran untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi
pribadi yang intelektual, berilmu, dan expert (professional).
Namun, apa jadinya jika mahasiswa yang digadang-gadang menjadi agen perubahan justru
melakukan tindakan yang Islam sendiri melabelinya sebagai bentuk tindakan kriminal?
Menurut perspektif psikologi, lebih dari 90% orang yang sengaja mengakhiri hidupnya
dilatarbelakangi oleh gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, penyakit kronis,
trauma kekerasan, faktor ekonomi, hingga putus cinta.
Bunuh Diri dalam Pandangan Islam
Dalam Islam, segala sesuatu yang menyakiti diri sendiri atau self harm tidak diperbolehkan,
apalagi sampai bunuh diri.
Hal ini sebagaimana tersebut dalam surah an-Nisa; 29 yang berbunyi
ُكْم َر ِحي ًما ﴿
ِ
َكا َن ب
َّن ََّّللاَ
ِ
َس ُكْمۚ إ
فُ
نْ
َ
ُوا أ
ل
تُ
َو ٩٢﴾ ََل َتقْ
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang
kepadamu.”
Dalam buku Mistik, Seks, dan Ibadah, M. Quraisy Shihab menjelaskan bahwa,
“Nyawa manusia bahkan seluruh jiwa raganya adalah milik Allah SWT yang diamanatkan
kepada masing-masing manunsia. Kita tidak dapat menjualnya karena bukan milik kita.
Nyawapun tidak boleh dipisahkan dari badan kecuali atas izin-Nya.”
Apapun penyebabnya, bunuh diri bukanlah satu-satunya jalan yang bisa menyelesaikan
masalah, melainkan akan menambah polemik berikutnya.
Bagi umat Islam, mereka tentu percaya akan adanya kehidupan setelah kematian, yaitu
alam akhirat. Dikutip dari hadits Riwayat Bukhori, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang
membunuh dirinya dengan sesuatu, maka dia akan disiksa dengan benda tersebut di neraka
jahannam.”
Rasulullah saw juga bersabda; “Janganlah sekali-kali seorang dari kamu sekalian
menginginkan mati, karena ketika itu terputuslah amalnya, dan tidak dikembalikan lagi
(umurnya) untuk meminta keridhaan (taubat)”.
Dari beberapa dalil di atas, setidaknya kita mengetahui betapa dahsyatnya ancaman bagi
pelaku bunuh diri. Naasnya di zaman ini bunuh diri malah dijadikan sebagai ajang
perlombaan dan tren belaka. Padahal, mati tidak sebercanda itu?
Ada banyak hal yang tidak kita ketahui selepas kematian, seperti siksa kubur dan
sebagainya. Oleh karena itu, jangan cepat mau mati kawan!
Mari menikmati hidup dengan beribadah kepada Allah SWT. Jika ada masalah yang kita
rasa berat, mintalah pertolongan kepada-Nya, seperti yang terkandung dalam firman-Nya
QS. Al-Baqarah; 153
ي َن ﴿
ِ
ِر
َّن ََّّللاَ َم َع ال َّصاب
ِ
ِ َوال َّصََلِةۚ إ
ال َّصْبر
ِ
ِعينُىا ب
َمنُىا ا ْستَ
ِذي َن آ
َّ
يُّهَا ال
يَا أ ٣٥١﴾ َ
“Wahai orang-orang bariman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Adapun tips untuk meminimalisir terjadinya kasus bunuh diri ini, selain harus menguatkan
pondasi keimanan, juga tidak kalah penting untuk mengenali gejala-gejalanya, sehingga
tidak terjadi pada orang terdekat kita.
Diantara gejala-gejala tersebut adalah, seseorang kerapkali membicarakan kegelisahannya,
merasa putus asa atau tidak bergairah hidup, mudah marah secara sepontan, kehilangan
nafsu makan (yang pasti bukan karna diet yah), dan berbagai ciri lain yang tidak
semestinya.
Jika sudah ada tanda-tanda di atas maka siapkan bahu kita untuk mendengarkan keluhkesahnya, memotivasi, saling membantu dalam kebaikan, dan yakinkan bahwa bunuh diri
itu bukanlah hal yang dapat menyelesaikan masalah, melainkan akan tambah
memperumitnya.
Oleh karena itu, mari kita sayangi diri kita dan orang-orang di sekitar kita. (Baiq Arihni Rohiatul Jannah)