” Air Mata dan Mata Air Kawasan Hutan Lemor”
Suhu Panas yang sedang melanda diberbagai wilayah di Indonesia masih kita rasakan saat ini tak
terkecuali Pulau Lombok. Akibat dari suhu panas saat ini adalah banyak diberbagai daerah dan desa
kekurangan air bersih. Hal inipun terjadi di Kecamatan Suela. Di beberapa desa di Kecamatan Suela saat
ini mengalami kelangkaan air bersih. Sebut saja misalnya di Desa Perigi, dan Desa Puncak Jeringo yang
merupakan daerah yang terjauh dari akses sumber mata air, saat merasakan kelangkaan air bersih. Tak
jarang dari beberapa warga terpaksa turun gunung ke desa terdekat untuk mengambil air bersih sekedar
untuk minum saja.
Memang kasus kelangkaan air bersih ini sering terjadi, ketika tiba musim panas. Meskipun memang di
Kecamatan Suela kita kenal dengan Mata Air Lemor, namun karena debit air yang mengalami
penyusutan sehingga warga di sekitar lingkar mata air saja juga kekurangan walapun tak separah desa
perigi dan puncak jeringo. Kemudian yang menjadi pertanyaan kenapa bisa debit air ini menyusut ?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan debit air dilingkaran mata air lemor mulai menyusut :
1. Faktor Alam: Musim kemarau dan panas memang merupakan faktor alam yang secara alamiah
mengurangi ketersediaan air. Ini adalah tantangan alami yang harus dihadapi oleh masyarakat setiap
tahun. Masyarakat telah beradaptasi dengan periode musim kemarau ini, tetapi beberapa faktor
manusia juga berperan dalam memperparah situasi ini.
2. Faktor Luar:
a. Penebangan Pohon di Hutan Lemor: Salah satu penyebab penurunan debit air adalah penebangan
pohon di hutan Lemor. Meskipun dari luar hutan masih terlihat ada pohon besar, tapi ketika masuk ke
dalamnya, kita dapat menyaksikan degradasi lingkungan yang menyedihkan. Penebangan pohon-pohon
besar berdampak langsung pada siklus air, karena pohon berperan sebagai penyaring alami dan menjaga
kesuburan tanah.
b. Konversi Hutan Menjadi Lahan Pertanian: Di sisi timur hutan Lemor, kita bisa menyaksikan
pemandangan yang mengkhawatirkan. Bagian-bagian hutan pinggir yang digusur dari tahun ke tahun
untuk diubah menjadi lahan pertanian oleh warga. Langkah ini memiliki konsekuensi serius terhadap
lingkungan dan ketersediaan air. Penebangan hutan untuk perluasan pertanian menghilangkan tutupan
vegetasi dan mempengaruhi aliran air bawah tanah.
Dari beberapa faktor diatas, untuk mengatasi kelangkaan air bersih adalah tugas yang kompleks, dan
solusi perlu diarahkan pada aspek-aspek berikut:
1. Konservasi Hutan: Upaya pelestarian hutan Lemor adalah langkah kunci dalam mengembalikan
ekosistem alami. Perlindungan hutan dan penanaman kembali pohon-pohon yang telah ditebang adalah
cara untuk memastikan lingkungan tetap seimbang.
2. Pengelolaan Sumber Daya: Pengelolaan sumber daya air harus dilakukan dengan bijaksana, termasuk
pengawasan terhadap eksploitasi sumber air dan penggunaan lahan yang bertanggung jawab.
3. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik
tentang pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Kampanye edukasi tentang pengelolaan
air dan perlindungan lingkungan sangat diperlukan.
4. Diversifikasi Sumber Air: Mencari sumber air alternatif dan meningkatkan efisiensi penggunaan air
adalah langkah yang perlu diambil untuk mengatasi masalah kelangkaan air.
Menurut saya perlu kiranya kita melakukan upaya-upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan
LSM dalam pelestarian hutan, pengelolaan air yang bijaksana, edukasi masyarakat, dan diversifikasi
sumber air. Hanya dengan langkah-langkah ini, kita dapat mengatasi permasalahan serius ini dan
menjaga keberlanjutan sumber daya air untuk generasi mendatang. ( Muh. Rusli Umaini )