Berharap Pada STAI Darul Kamal: Antara Cita dan Fakta
8 mins read

Berharap Pada STAI Darul Kamal: Antara Cita dan Fakta

Perguruan tinggi di Indonesia masih menjadi “khayal” bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Mengenyam pendidikan sampai tingkat strata merupakan sebuah pencapaian prestisius. Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2020, bahwa jumlah penduduk Indonesia yang berhasil menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi hanya berjumlah 8,5%, jumlah ini tentu sangat sedikit untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia (Kompas, diunggah 4 Februari 2021) .

 

Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, oleh karena itu masyarakat Indonesia tumbuh dengan kebudayaan Islam. Dengan penduduk dengan mayoritas beragama Islam, maka pemerintah dituntut untuk menyediakan lembaga pendidikan yang bernuansa Islam. Dengan sebab itu, maka pemerintah menyediakan lembaga pendidikan yang khusus bagi umat Islam, pendidikan tertinggi bagi masyarakat muslim di Indonesia disebut dengan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI).

 

Menurut Ian G. Barbaur (Issues In Sciences and Religion, 1997), Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia memiliki empat aliran model berfikir. Pertama, mereka yang fokus dalam bidang ilmu-ilmu sekuler. Kedua, mereka yang fokus dalam studi fiqih klasik. Ketiga, mereka yang mengkombinasikan ilmu-ilmu sekuler dengan studi Islam klasik. Keempat, mereka yang mencoba membangun paradigma berfikir yang baru yang lebih modern yang kemudian kita kenal dengan studi Islam konservatif.

 

Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Kamal NW (STAI Darul Kamal NW) merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam swasta yang bernaung di bawah payung Pondok Pesantren Darul Kamal NW di desa Kembang Kerang Daya. Pondok pesantren ini masih senafas dengan pesantren bergaya klasik pada umumnya, mereka masih mempelajari kitab-kitab kuning klasik yang berpengaruh pada pembangunan filosofis intelektual pada STAI Darul Kamal. Keberadaan STAI Darul Kamal yang dekat dengan masyarakat tradisional juga membentuk gaya pendidikannya yang masih memegang budaya gotong royong, artinya STAI Darul Kamal tidak hanya dituntut untuk menyumbang sarjana-sarjana yang mumpuni dalam pengetahuan dari aspek kognitif, namun juga harus menghasilkan sarjana yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk menghadapi tantangan zaman di tengah-tengah masyarakat tradisionalis.

 

Profil dan Sejarah STAI Darul Kamal NW

Secara geografis Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Kamal NW berada di jalan segara anak km.02  desa Kembang Kerang Daya kabupaten Lombok Timur NTB.  Berdasarkan data PDDikti, STAI Darul Kamal didirikan pada tanggal 11 Februari 2007, hingga saat ini memiliki tiga program studi: Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI.

 

Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Kamal Nahdlatul Wathan Kembang Kerang memiliki latar historis yang cukup panjang. Ide pembangunanya berawal dari proses analisis yang mendalam meliputi dasar pemikiran dan bangunan filosofi pendidikan Islam yang dicita-citakan. Realisasi gagasan itu dimulai dengan pertemuan (syura) yang intens Ketua Yayasan Ponpes Darul Kamal NW Kembang Kerang Kecamatan Aikmel Kabupaten. Lombok Timur yaitu TGH. Muhammad Ruslan Zain An-Nahdy dengan beberapa intelektual muda NW antara lain: Dr. H. Harapandi, MA, Prof.  Jamaluddin, S, Ag, M.A, M. Habib Husnial Pardi, S, Pd, M.A, Dr.  Zulyadain, SS, MA Prof Lukamanul Hakim, M.Ag, (Alm)  dan lainnya pada bulan September 2005, dari pertemuan itu kemudian  menghasilkan dua (2) agenda besar sebagai berikut: (1) Kesepakatan untuk mendirikan perguruan tinggi Islam Nahdlatul Wathan di Kembang Kerang; (2) Pembentukan Tim Pelaksana.

 

Selanjutnya, dilakukan berbagai persiapan seperti: pembagian job description, mengumpulkan dan mempelajari semua aturan-aturan, prosedur pendirian perguruan tinggi Islam, undang-undang, analisis temuan survey tentang potensi input, output serta dukungan human resources (SDM) yang dimiliki. Kemudian melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dengan lembaga ini, diskusi ilmiah dengan beberapa civitas akademika perguruan tinggi lain, dan konsultasi dengan Kopertais Wilayah IV Surabaya. Dan memperoleh dukungan tertulis  dari beberapa instansi terkait seperti: Kepala Desa Kembang Kerang, Camat Kec. Aikmel, Bupati Kab. Lombok Timur, Gubernur Propinsi NTB, Kandepag Kab. Lotim, Kakanwil Propinsi NTB, Kepala Dikpora Propinsi NTB, dan dari beberapa Kepala Madrasah Aliyah.

 

Setelah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak kemudian baru dibuat proposal pendirian pergueuan tinggi yang dikirim ke Menteri Agama. Pada mulanya STAI Darul Kamal bernama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Darul Kamal NW Lotim dengan Prodi. Pendidikan Agama Islam (S1), Prodi. Tadris Matematika (S1), Prodi. Tadris Bahasa Inggris (S1), Prodi. PGMI (S1), Program Diploma IV dan Program Akta IV. Namun, setelah proposal tersebut dikaji oleh Tim Penilai di pusat (Dirjen Pendidikan Tinggi Islam) tepatnya bulan September 2006, kemudian tim dari pusat hanya menerima satu  prodi yaitu  Prodi Pendidikan Tinggi Agama Islam (PAI) jenjang Strata 1, dengan syarat harus memperbaiki proposal atau memenuhi beberapa kreteria yang belum lengkap pada proposal sebelumnya berdasarkan surat dari Dirjen Dj.II/Dt.II.III/I/PP.009/703/2006 tertanggal 8 Agustus 2006.

Gallery |

                                         Gambar: Penerimaan SK STAI Darul Kamal oleh TGH. M. Ruslan Zain An-Nahdly

 

Proses panjang pengesahan STAI Darul Kamal di akhiri dengan tawaran prodi alternatif yaitu Prodi Tafsir Hadits hal ini disebabkan karena Prodi PAI dinilai sudah ada di PTAIS lain di Lombok Timur. Secara etnografis-religious masyarakat Lombok dikenal dengan pulau seribu masjid dan memiliki banyak pondok pesantren, masyarakat yang agamis, maka Prodi Tafsir Hadits dinilai cocok dengan kondisi tersebut. Dengan adanya prodi Tafsir Hadits yang STAI Darul Kamal diyakini akan menjadikannya sebagai awal sejarah baru yang akan menjadi cikal bakal lahirnya Ulama-ulama besar di Lombok Nusa Tenggara Barat. Setelah proposal dikirim barulah Dirjen Pendidikan Tinggi Islam menyerahkan izin kepada Ketua Yayasan Ponpes Darul Kamal NW Kembang Kerang untuk mengelola dan menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan persetujuan Izin Oprasional dengan nama SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUL KAMAL NW KEMBANG KERANG PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS STRATA 1 (S-1) berdasarkan SK Dirjen Nomor, Dj. I/421/2007 tanggal 1 November 2007.

 

Berharap Pada STAI Darul Kamal NW

Hemat penulis ada dua faktor minimnya masyarakat di Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Pertama, karena faktor biaya untuk menempuh pendidikan tingkat strata. Biaya untuk berada di bangku kuliah bagi masyarakat Indonesia yang merupakan negara berkembang masih terbilang mahal, mulai dari angka 2.5 juta sampai 7 jt per semester,  dengan angka itu masyarakat Indonesia yang bisa merasakan pendidikan sebagai mahasiswa hanyalah orang-orang yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas.

 

Kedua, faktor adanya kesenjangan antar wilayah. Pendidikan yang ada di wilayah terpencil dan tertinggal masih jauh dari pendidikan yang ada di kota. Keberadaan perguruan tinggi di perkotaan menambah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa, termasuk biaya hidup di perkotaan yang mahal.

 

Dengan berdasar pada kedua faktor di atas, maka kehadiran STAI Darul Kamal yang berada di kampung repoq (terpencil) sangat membantu masyarakat yang tidak mampu untuk memenuhi biaya hidup di perkotaan. Tidak hanya itu, biaya pendidikan yang harus dikeluarkan di STAI Darul Kamal terjangkau (kisaran 500 ribu-1 juta rupiah ) untuk kalangan menengah ke bawah yang dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk mendapat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

 

Keberadaan STAI Darul Kamal akan membawa dampak positif, sehingga kita memiliki optimis tinggi untuk mencetak SDM yang unggul dan kompetitif. Meskipun dengan kondisi kampus yang berada jauh dari perkotaan dan dengan biaya yang relatif murah, namun dengan niat dan kerja keras STAI Darul Kamal akan mampu bersaing dengan kampus yang sudah mapan. Untuk memancing semangat kita dengan kehadiran STAI Darul Kamal, penulis ingin mengutip bait dari Mars STAI Darul Kamal sebagai berikut:

STAI Darul Kamal

Mendidik anak bangsa

STAI Darul Kamal

Mencetak insan yang paripurna

 

Salah satu cita-cita STAI Darul Kamal sebagai salah satu agen pembangunan bangsa yang disebutkan dalam larik Mars di atas adalah “mencetak insan (manusia) yang paripurna”. Dalam KBBI, paripurna dapat diartikan sebagai sesuatu yang lengkap, penuh dan rapat. Maka sarjana-sarjana yang dihasilkan oleh STAI Darul Kamal tidak hanya ahli di bidangnya saja, namun juga harus menajadi sarjana-sarjana yang multitalent-siap ditempatkan di mana saja.

Baru saja pada bulan November yang lalu, STAI Darul Kamal NW merayakan tasyakkurannya yang ke-14 tahun. Usia ini adalah usia remaja, dengan usia yang terhitung baru saja memasuki usia baligh, STAI Darul Kamal masih membutuhkan banyak belajar tentunya dengan terus melakukan komunikasi dan diskusi dengan instansi yang sudah lebih berpengalaman.

 

Dengan usia yang semakin matang, persiapan untuk menjadi perguruan tinggi yang lebih dewasa terus digalakkan. Salah satu gebrakan yang sedang dilakukan saat ini adalah meningkatkan level menuju institut tentunya dengan proses yang tidak mudah. Pada akhirnya, beberapa tahun ke depan kita akan menyaksikan sebuah universitas berdiri di tengah-tengah masyarakat yang sudah memiliki sumber daya yang unggul tanpa kehilangan identitasnya sebagai masyarakat yang bersahaja dan bergotong-royong.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *