SEGENGGAM HARAPAN
Selasa-22 november-2021
Aku bersimpuh menangis dan mengeluh sedalam-dalamnya kepada Tuhan yang maha kuasa, menderai air mata kepahitan demi memendam sebuah rasa, memendam sebuah perasaan yang menggelora tanpa bisa tersampaikan lewat suara hingga doa adalah jawaban dan solusi satu-satunya. Dada terasa sesak dan terasa sakit secara tiba-tiba ketika melihatnya bersama yang lainnya, aku bahkan tak tau mengapa rasa yang dulu pernah hadir dalam diam masih ada sampai sekarang hingga untuk bersuara mengungkapkan sebuah rasa kepadanyapun aku tak kuasa, iya aku tak mampu, mengapa rasa malu ini masaih ada dalam diriku. Hingga di atas sajadah biru, aku mengadu memelas dan berdoa dengan penuh pengharapan.
“Ya Allah Tuhan penggenggam langit dan bumi beserta segala isinya, Tuhan menggenggam segala hati anak manusia, engkaulah ya Allah yang maha membolak-balikkan hati umat manusia, hanya engkaulah yang bisa menyatukan dan memisahkan hati-hati anak manusia, hingga yang benci jadi suka begitupun sebaliknya yang suka menjadi benci. Ya Allah… ampunilah hambamu ini, ampunilah segala khilaf dan dosa, ampunilah segala dosa yang pernah hamba lakukan baik dosa yang kecil maupun dosa yang besar. Sesungguhnya engkaulah ya Allah yang maha mengetahui, engkaulah yang maha mendengar, engkaulah ya Allah yang maha penolong dan pelindung, hamba mohon ya Allah berikanlah pertolongan dan perlindungan kepada hamba, lindungilah hamba dari segala bisikan syaiton yang terkutuk, berikanlah hamba pertolongan agar selalu dala lindungan engkau ya Allah. Ya Allah sesungguhnya engkau maha menanamkan rasa yang ada di setiap umat manusia, engkaulah yang telah mengijinkan sebuah rasa cinta dan rindu kepada umat manusia. Ya Allah berikanlah hamba pertolongan dan solusi terhadap maslah yang menimpa hamba, hamba mohon ya Allah… kini rasa rindu dan cinta yang dulu pernah ada pada seorang pemuda yang hamba temukan di sebuah kampus tempat hamba menuntut ilmu, kini rasa itu kembali lagi hadir, hamba rindu padanya ya Allah, hamba sangat rindu. Hamba tak tau harus bagaomana lagi menyikapinya, berikanlah hamba pertolongan ya Allah. Aamiin ya robbal’alamin.
Astagfirullahal’adzim….aku menangis di atas sajadah biruku, kuembuskan nafasku sesaat. Tatapan mataku yang masih sendu ku coba untuk menghapusnya dengan muknah yang aku pakai, diatas meja kulihat kitab suci Al-Qur’an pemberian dan hadih dari seorang dosenku yang mengajariku di kampus tempatku menuntut ilmu. Al-Qur’an sebagai obat satu-satunya bila sebuah masalah besar yang menimpa dalam hidupku, Al-Qur’an yang selalu menemaniku dikala kesedihan dan kesusahan menghampiriku. Kubuka lembaran demi lembaran dan mencoba untuk memhami terjemahannya, hingga ayat demi ayat aku membacanya, hingga sampailah aku pada surah An-nur ayat 26 yang artinya bahwa: “perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula.”
Shodokallahul’adzim…. Aku menuntup lembaran kalamnya Tuhan yang suci, terasa aliran ketenangan dan ketentraman merasuki jiwa dan ragaku, rasa resah dan gelisah yang ada, rasa sakit dan rindu yang ada kini perlaan demi perlahan sudah memudar, kini hanya ketenangan yang merasuki jiwaku, ketentraman dan keyakinan kini aku dapatkan Alhamdulillah.
Usainya melaksanakan kewajiban yang berupa sholat, aku kemudian membereskan muknahku dan merapikannya ke tempat semula. Ku tengok di luar rumah dan kulihat dibalik jendela suasana embun pagi terlihat begitu adem dan kesejukan menyertaiku, terlihat cahaya mentari pagi tepatnya pukul 06.20 Wita. Kulangkahkan kakiku ke kamar kecil untuk mandi dan membereskan diri untuk memakai pakaian karena bertepatan hari ini adalah hari jumat pelaksanaan semester di sekolah tempatku bekerja.
Tepatnya di Tahun 2021 semester ganjil kembali dilaksanakan, kulangkahkan kakiku untuk berjalan ke sekolah tak lupa untuk melantunkan zikir pagi yang berbunyi “ Subhanallahi Wabihamdih yang artinya maha suci Allah dan segala puji baginya,” zikir tersebut dianjurkan diamalkan sebanyak 100 kali sehari. Keutamaan membaca zikir tersebut kesalahan dan dosa-dosa akan diampuni walaupun sebanyak buih di lautan, dalam langkah kaki berusaha aku lantunkan di perjalanan meski dalam diam. Hijaunya dedaunan di pematang persawahan membuat suasana hati semakin terasa adem dan menyejukkan, setelah subuh tadi rinai hujan sempat turun membasahi bumi.
“Sekolah nak”? “Iya nek” ucapku. “kenapa sendirian dan jalan kaki nak”? “iya nek, kebetulan hari ini adikku yang akan mengantarkanku pakai Honda sedang sakit dan tidak enak badan, makanya mumpung masih pagi aku putuskan untuk jalan kaki”. “oh…. Semoga sukses ya nak”, “ iya nek…Aamiin…Aamiin ya robbal’alamin”, ucapku.
Kulangkahkan kakiku sedikit demi sedikit hingga tak terasa sebentar lagi akan nyampai di sekolah. Sambil berzikir dan berzikir tak lupa untuk memperbanyak sholawat yang berbunyi “Allahummasholli’ala ala sayyidina Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad” seratus kali, dua ratus kali hingga berusaha untuk tetap aku lantunkan dalam perjalanan, mengingat hari ini adalah hari jumat yang lebih baik dari hari-hari lainnya. Mengingat sholawat adalah amalan yang sangat luar biasa sekali. Di hari jumat inilah aku mecoba untuk membacanya sebanyak-banyaknya dengan harapan semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan dan kemudahan urusan di dunia maupun urusan di akhirat.
Sekian lama aku berjalan akhirnya sampailah aku di depan gerbang sekolah, kulihat begitu banyak siswa dan siswi berdiri disana, entah apa yang terjadi. Sedikit demi sedikit langkah kakiku lebih mendekat dan mendekat kea rah mereka dan sampailah aku di depan gerbang. Ternyata siswa dan siswi yang kumpul tadi adalah yang terlambat datang ke sekolah. Karena tepat pukul 06.20 Wita seluruh siswa dan siswi kumpul dan berdoa di lapangan untuk melaksanakan kegiatan pagi membaca Al-Qur’an, berdoa dan berpidato. Yang merupakan aktifitas sehari-hari yang dilaksanakan di sekolah tempatku bekerja.
“Untuk siswa dan siswi yang terlambat jadi hukumannya tau kan?” ucanya siswa yang berproFesi sebagai osis di sekolah tersebut. Sambil mendengar dan menatap wajah osis tersebut siswa dan siswi yang terlambat serempak mengatakan “iya kak”. Nah… kalau kalian sudah mengetahui akibat bagi orang yang terlamabat, ya pulang, harus pulang!. Ucapnya osis tersebut. Akhirnya seluruh siswa dan siswi yang terlambat berjumlah kurang lebih 7 orang tersebut pun pulang.
*******
Mentari bersinar dengan terang menerangi sang bumi, desuhan angin pelan-pelan menggoyangkan pepohonan, di dalam kantor aku masih menyibukkan diri merangkai kata demi kata di depan laptopku, sambil mendengarkan musik kesukaanku dan sholawat-sholawat penyejuk qolbu, ketenangan, kedamaian, kebahagiaan kini aku rasakan. “teeeeeet”, bunyi bel bordering menandakan jam masuk pembelajaran dimulai, aku meripakan lapto beserta buku-bukuku dan kuambil buku pembelajaran lalu masuk kelas. “ ihtirooom… hayyu. Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh”, ucapnya seluruh siswa dan sisiwi di dalam kelas. Setelah menjawab salam mereka akhirnya kududuki kursi yang ada di depat dekat papan tulis. “ baik anak-anak sebelum pembelajaran dimulai terbelih dahulu, marilah kita berdoa bersama-sama”, “ iya bu”.. ucap mereka serentak. Selesai berdoa tak lupa untuk menyarankan seluruh siswa dan siiwi mwlantunkan sholawat sebanyak lima kali dengan ucapan “ Allahummasholli’ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad” seluruh siswa siswi akhirnya serentak melantunkannya. Hingga dimulaialah proses pembelajaran kami laksanakan di dalam kelas.
Segenggam harapan tertaut sudah menerapkan kebaikan demi kebaikan sekecil apapun, mencoba menerapkan dan mengaplikasikan di dalam kelas sebelum pembelajaran dimulai berharap suatu hari nanti berguna dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Segenggam harapan dimasa kini terhadap seluruh para siswa dan siswi semoga menjadi orang yang benar-benar bermangaat dan berguna suatu hari nanti. Saat di perkuliahan menjadi orang yang bukan hanya pintar dan cerdas namun juga beradab dan beretika, menjadi orang yang cerdas dunia maupun cerdas di bidang akhirat.
Segenggam harapan bagi guru-guru supaya mencoba untuk menerapkan dan menanamkan kebaikan demi kebaikan untuk murid-muridnya sedini mungkin, dimulai dari sebelum proses pembelajaran berlangsung yang dilaksankan di dalam kelas. Segenggam harapan penulis mencoba menerepkan dan mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan dan mencoba memberitahukan oranng lain supaya ikut melaksanakan meski kebaikan itu sedikit apapun, dengan niat suatu hari nanti menjadi bermanfaat dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain.