
TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR:Memoar Luka Seorang Muslimah
MENGULAS ISI BUKU DAN MENGAMBIL PELAJARAN DARI NOVEL
“TUHAN, IZINKAN AKU MENJAI PELACUR! Memoar Luka Seorang Muslimah”
Judul Buku : Tuhan, Izinkan Aku Menjai Pelacur! Memoar Luka Seorang Muslimah
Penulis : Mahmudin M. Dahlan
Diterbitkan : ScriPtamanent
Tahun Cetak : Yokyakarta 2005
Jumlah Hlm : 269 ;12×19 cm. (fiksi)
Cerita diawali dengan pengarag yang bercerita tentang pertemuanya dengan seorang wanita yang pernah dikagumi 4 tahun lalu, dengan mengunakan jubah besar sampai tanah dan selalu menunduk saat berjalan. Teman diskusi tentang islam, dan rencana membangun Negara Islam, (pengarang mengunakan kata Aku sebagai pemeran yang tahu segala), aku kaget bercampur heran, wanita itu langsung mengenalku, karena tak banyak yang berubah dariku, sementara dia, dimana baju jubah dan jilbabnya yang besar dulu, wajah yang tidak lagi bercahaya. Dalam 18 jam perhari dalam satu minggu, di tiga tempat; kampus Matahari Terbit, Kampus Biru, dan Kampus Wates, aku merekam semua kisahmu ku jadikan cerita yang ku beri title “Tuhan, Izinkan Aku Menjai Pelacur! Memoar Luka Seorang Muslimah”.
Cerita berlanjut pengarang mengunakan kata Aku sebagai orang yang mengisahkan ceritanya sebagai perempuan yang bernama Nidah Kirani, seorang wanita yang sedang semangat belajar agama dan mondok di Pondok Ki Ageng, dan memiliki teman yang bernama Rahmi, yang mengajarnya banyak tentang agama, sering berdiskusi agama denganya, sehingga suatu saat Rahmi harus pulang kampong, dan Kirani merasa harus mempunyai teman diskusi untuk tetap menambah pengetahuanya terhadap Islam, dan iya meminta membangun porum diskusi di Kampus Biru (kampusnya), dan saat itu dijadikan kesempatan pemuda yang bernama Dahriri (pemuda yang diawal cerita) iya menawarkan dan mengenalkan nya dengan Jamaah Darul Islam, yang ingin menegakan Negara Islam secara kafah, dan dia mengikuti jaamah tersebut, dia mulai keluar dari Pondok Ki Agung, dan mulai mengikuti jamaah itu, dia semangat dalam mendakwahi rang-rang yang iya temui, dan disa inilah dia merasa dia telah menjadi islam yang sesunguhnya.
Dalam Jamaah itu bahkan pernah ada senior dalam jamaah tersebut mengatakan “untuk berjihat dijalan Allah kita bisa menghalalkan banyak cara, seperti berbohong, mencuri, bahkan memelacuri diri”. Setelah hamper satu tahun di jamaah itu, iya mulai jarang mengerjakan ibadah-ibadah yang sering iya lakukan saat masih di Pondok, mulai dari tidak tidur malam karena sibuk ibadah dan sholat wajib tepat waktu. Semua sudah tidak lagi dilakukan, mungkin salah satu penyebabnya, perkataan s eniornya “Sholat tak wajib sebab semua waktu digunakan untuk berjuang, bukan untuk sembahyang?”. Hinga pada suatu ketika gerakan tersebut diketahi oleh polisi dan iya dikucikan oleh penduduk desanya, dan dia juga dikhianati oleh Jamaah itu, sehingga iya merasa sangat prustasi dan stress. Sehingga banyak pertanyaan yang muncul dalam otaknya, “Dosaku apa.?, Ujiankah ini.?”, dia tidak menerima semua yang dia alami saat ini.
Dan iya mulai menyalahkan Tuhan, dia merasa Tuhan juga mengecewakannya, dia mulai menanyakan kehendak dan kuasa Tuhan, dalam keadaan seperti itu dia mulai meniggalkan sholat, semua yang berhubungan dengan Tuhan, hingga kekecewaanya iya plempiaskan kepada teman laki-lakinya, dan kekecewaanya semkin bertambah, ketika laki-laki itu mengecewakannya, kehancurannya semakin bertambah, sehingga iya mengganggap kehancurannya disebabkan oleh Tuhan. Dan iya mempersembahkan kehancurannya kepada Tuhan, dia mulai banyak berhubungan dengan laki-laki, hingga dengan orang-orang yang dianggap suci oleh masyarakat, seperti Presiden kampus, dosen dan pejabat.
PEMBELAJARAN
Dalam proses hijrah itu ada salah satu Sunnatullah, yang semua orang yang berhijrah itu mengalaminya, orang yang tidak paham akan hal itu akan berputus asa dalam hijrahnya. Sehingga saat dia berputus asa dia akan kembali lagi kepada kesalahanya, sunatullah tersebuat ada dua masa yang pertama disebut Ibtilak (ketika berijrah maka aka nada ujian dari Allah SWT) sebagaimana pengertiab hijrah itu berpindah dari suatu keburukan kepada sesuatu kebaikan. Diawal hijrah pasti akan ada banyak tantangan seperti kisah para Nabi dan Sahabat. Seperti diawal surah Al-Ankabuut
((((( ((( (((((((( (((((((( ((( (((((((((((( ((( ((((((((((( (((((((( (((((( (( ((((((((((( (((
1. Alif laam miim[1144]
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
Imam syafii berkata “tidak akan mendapatkan kemudahan sebelum kalian diuji, sesungguhnya kemenangan itu setelah ujian”. Maka jika kita sabar dan Husnuzon kepada Allah, dan ketika kita yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita Allah SWT berfirman “Wahai Hambaku, jangan berputus asa dari rahmatKu, sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya”.
Dan dalam beribadah, jangan terlalu berlebih-lebihan, (jamak-jamak), jangan menganggap kita adalah manusia yang paling suci setelah melakukan Hjrah, apalagi samapi mengkafirkan sesama muslim, jika kita beranggapan kita paling suci, ketahuilah, kita adalah manusia paling buruk.
Allahuaklam
Nama : Nurul Ihsani
NIM : 2018.119.26.0050
Prodi : PGMI
Smester : V (Lima)
Dosen Pengampu : Nita Sunarya Herawati M.Pdk