2 mins read

AKTUALISASI AL-QUR’AN DALAM BUKU “MUTIARA KEHIDUPAN BERBALUT SALJU”

Al-Qur’an adalah wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW yang diawali dengan Surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surat An-Nas sebagai petunjuk bagi manusia. Sesuai dengan salah satu fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk, jika manusia mengamalkan segala apa yang ada didalam Al-Qur’an maka ia akan mendapatkan ketentraman, kemakmuran, keamanan dan kemajuan dalam kehidupan. Lantas apakah bukti yang bisa dipaparkan penulis tentang statement diatas ?

Sebuah kumpulan kisah mutiara yang ditulis oleh seorang sarjana kimia Indonesia yang bernama “Elief Bakhtiar” di Hammerfest-Norwegia dalam sebuab buku yang berjudul “Mutiara Kehidupan Berbalut Salju”. Buku tersebut menceritakan pengalaman penulis saat berada di Hammerfest sebuah kota yang berada di dekat kutub tetapi menjadi sebuah kota yang menyimpan banyak kebaikan didalamnya. Mayoritas penduduknya menganut agama Kristen. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari penduduknya dalam pandangan Elief Bakhtiar banyak mengaktualisasikan ajaran Al-Qur’an.

Al-Qur’an menjadi kitab pedoman hidup yang sempurna bagi manusia. Didalamnya terkandug banyak tata cara hidup dengan baik, aturan, kepercayaan, kisah, dan lain sebagainya.

Didalam buku “Mutiara Kehidupan Berbalut Salju” menceritakan kisah pengalaman hidup penulis secara umum. Pengalaman-pengalaman yang diceritakan dalam bukunya tersebut terselip aktulisasi ajaran-ajaran Al-Qur’an di Hammerfest-Norwegia yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Ini menjadi suatu hal yang menarik untuk diceritakan kembali dan dicantumkan ayat-ayat Al-Qur’an yang mereka aktualisasikan. Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang diaktualisasikan oleh orang-orang Hammerfest-Norwegia sebagai berikut:

  1. Menghargai Milik Orang

Pada kisah 1, Elief Bakhtiar menceritakan tentang kisahnya di Hammerfest, Norwegia. Dia meninggalakan Handphonenya didalam bus yang selalu ditumpangi saat mau pergi ke perusahaan LNG. Satu, Dua hari dia tidak menemukan Handphonenya. Dia mengingat adanya kantor resepsionis. Dikantor tersebut dia menceritakan apa yang menimpanya pada saat itu. Pada akhitnya, telponnya dapat ditemukan ditempat tersebut. Seorang pegawai yang bertugas pada hari itu menceritakan bahwa ada yang datang membawa barang yang ditemukan didalam bus, orang tersebut berharap kalau barang yang ditemukan bisa dikembalikan kepada pemiliknya. (Bakhtiar, (2013), 1-3).

Dalam kisah pertama tersebut, dapat kita mengambil sebuah pelajaran bagaimana sikap kita apabila menemukan barang temuan dijalanan, dalam Islam disebut dengan Luqtahah.

Salah satu sifat terpuji yang diajarkan dalam Islam apabila menemukan barang temuan adalah mengembalikannya kepada pemiliknya. Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Zaid bin Khalid, Berkata: “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW menanyakan tentang barang temuan, maka beliau bersabda ‘Lihatlah kemasannya dan pengikatnya. Kemudian umumkan selama satu tahun hingga datang pemiliknya. kalau tidak datang, maka barang itu terserah kamu.’”

Dari kisah orang tersebut dapat kita simpulkan bahwa di Hammerfest orang-orang mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang luhur.

Hammerfest sangat menjujung tinggi nilai-nilai kehidupan yang baik seperti saling tolong-menolong, disiplin dalam segala perbuatan. Nilai-nilai tersebut termasuk sebagai nilai-nilai Qur’ani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *