
Kepemimpinan Demokratis
Pengertian Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan yang membantu mempengaruhi seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya. Istilah gaya sinonim dengan tipe atau cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Kepemimpinan suatu organisasi mengembangkan staf dan membangun organisasi yang menghasilkan tingkat kerja yang tinggi. Gaya Kepemimpinan perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mempengaruhi perilaku orang lain.Setiap pemimpin pada perilaku yang berbeda dalam memimpin pengikutnya. Perilaku pemimpin secara singkat disebut gaya kepemimpinan.
Greenberg dan Baron mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses suatu individu memengaruhi anggota kelompok lain menuju pencapaian tujuan kelompok atau organisasi. Sedangkan pemimpin adalah individu dalam kelompok atau organisasi yang paling berpengaruh terhadap orang lain.[1]
Sedangkan gaya kepemimpinan menurut Davis dan Newstrom merupakan suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu.[2]
Menurut Brooks, yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan membincangkan tentang bagaimana cara pemimpin memperlakukan orang lain, bagaimana energi yang dimiliki oleh pemimpin itu, bagaimana pula gairah pemimpin terhadap apa yang ia yakini, termasuk kemampuan pemimpin untuk mengilhami orang lain agar bersedia mengikutinya.[3]
Jadi Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk memengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian.
Gaya Kepemimpinan Demokratis
Menurut pendapat Indrawijaya dalam Rivai (2014: 267) “gaya kepemimpinan demokratis pada umumnya berasumsi bahwa pendapat orang banyak lebih baik dari pendapatnya sendiri dan adanya partisipasi akan menimbulkan tanggung jawab bagi pelaksanaannya. Asumsi lain bahwa partisipasi memberikan kesempatan kepada para anggota untuk mengembangkan diri mereka.[4]
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pemimpin yang demokratis mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan masukan dari seluruh anggota organisasi. Akan tetapi dalam setiap pengambilan keputusan pemimpin harus dapat mengacu pada tujuan organisasi dengan mengoptimalkan segala potensi sumber daya yang tersedia. Pemimpin yang demokratis selalu bersikap merakyat dengan seluruh anggota organisasi. Hubungannya dengan para anggota bukan seperti hubungan antara majikan dan bawahannya saja, melainkan sebagai pemimpin yang selalu bersikap kekeluargaan, dimana dapat menjadi kakak terhadap saudara-saudaranya.
Setiap tindakan yang dilakukan selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan bersama dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kemampuan setiap anggota organisasi. Setiap masukan ataupun kritikan dari para anggota organisasi selalu dijadikan umpan balik dan bahan pertimbangan dalam setiap pengambilan kebijakan guna mencapai tujuan organisasi.
Dengan demikian pemimpin yang demokratis dapat dikatakan memberikan kepercayaan penuh kepada bawahannya bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam melaksanakan setiap tugas ataupun pekerjaan yang diberikan.
Kepemimpinan gaya demokratis memiliki karateristik antara lain:[5]
- Gaya kepemimpinan yang demokratis memandang manusia sebagai mahluk yang mulia dan derajatnya sama.
- Pemimpin yang demokratis cenderung mementingkan kepentingan organisasi atau kepentingan golongan dibandingkan kepentingan pribadinya.
- Sangat mengutamakan kerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
- Menerima saran, pendapat, dan kritik bawahannya untuk pengembangan dan kemajuan organisasi.
- Berusaha mengembangan bawahan menjadi pegawai yang lebih berhasil dari sebelumnya.Pemimpin yang demokratik selalu berusaha untuk mengembangan kapasitanya menjadi pemimpin yang lebih baik untuk kemajuan organisasi.
Sedangkan menurut Rivai (2014: 20) Terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki seseorang dalam kepemimpinan demokratis, diantaranya:
- mengutamakan kerja sama dan teamwork dalam usaha pencapaian tujuan.
- selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.[6]
- Disamping itu, pemimpin yang demokratis selalu berusaha memupuk rasa
- kekeluargaan, persatuan dan solidaritas, serta selalu memberikan dorongan semangat dan motivasi kepada semua anggota organisasi dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya. Agar setiap anggota organisasi memiliki kecakapan dalam memimpin.
- pemimpin yang demokratis selalu memberikan kesempatan kepada semua anggota organisasi dengan jalan pendelegasian sebagian kekuasaannya dan sebagian tanggung jawabnya.
- Ciri-ciri kepemimpinan demokratis
Menurut Sudriamunawar dalam Ariani. Adapun ciri-ciri seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan demokratis antara lain:
- Semua kebijakan dirumuskan melalui musyawarah dan diputuskan oleh kelompok, sedangkan pemimpin mendorong.
- Ditetapkan kegiatan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan kelompok. Apabila diperlukan saran teknis, pemimpin mengajukan beberapa alternatif untuk dipilh.
- Setiap anggota bebas bekerja sama dengan siapapun dan pembagian tugas diserahkan kepada kelompok.[7]
Adapun indikator gaya kepemimpinan demokratis yang telah disesuaikan dengan ciri-cirinya menurut Pasolong dalam Ariani diantaranya adalah:
Keputusan dibuat bersama
Pemimpin yang demokratis tidak sungkan untuk terlibat bersama-sama dengan bawahan untuk membuat keputusan serta melakukan aktivitas kerja demi pencapaian tujuan organisasi.
Menghargai potensi setiap bawahannya
Kepemimpinan demokratis menghargai setiap potensi individu dan bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing, mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat dan kondisi yang tepat.
- Mendengar kritik, saran/pendapat dari bawahan Mendapat kritikan, saran/pendapat dari bawahan merupakan hal yang wajar dalam kehidupan organisasi. Dengan demikian akan ada kecenderungan untuk lebih meningkatkan potensi diri dan bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya serta belajar dari kesalahan yang telah dilakukan.
- Melakukan kerjasama dengan bawahannya.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu bekerja sama/ terlibat langsung secara bersama-sama dalam menjalankan tugas demi pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin juga tidak sungkan untuk terjun langsung kelapangan untuk menjalankan tugas.[8]
- Kelebihan dan kekurangan gaya kepemimpinan demokratis
- Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis
- Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapa tujuan organisasi
- Semua kebijaksanaan terjadi kepada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
- Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
- Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
- Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
- Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku.
- Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan saran.
- Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya.
- Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan.
- Kelemahan gaya kepemimpinan demokratis
- Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
- Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil secara musyawarah.
- Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karena pendapat setiap orang jelas berbeda.
- Sulitnya pencapaian kesepakatan.
- Proses pengambila keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
- Penerapan Gaya Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis ini sangat cocok pada karyawan yang mempunyai inisiatif atau kreatifitas yang tinggi sehingga tanpa komando dari pimpinan akan selalu muncul ide-ide yang berlian dari karyawan guna pengembangan organisasi tersebut. Selain itu juga cocok diterapkan pada karyawan yang mempunyai tanggung-jawab yang tinggi, karyawan yang patuh pada aturan, tidak suka berbuat onar, mempunyai rasa toleransi yang tinggi, dan yang paling penting mampu bekerjasama dalam satu tim.
[1] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014) hlm. 264
[2]Sudaryono, Leaderships : Teori dan Praktik Kepemimpinan, (Jakarta : Lentera Ilmu Cendekia, 2014), hlm. 200
[3] Jamalulail Yunus, Leadership Model Konsep Dasar, Dimensi Kinerja, dan Gaya Kepemimpinan, (Malang : UIN – Malang Press, 2009), hlm. 145
[4] Rivai, Veithzal dkk. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers, hlm.267
[5] Ibid, hlm. 51
[6] Rivai, Veithzal dkk. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 20.
[7] Ariani, Novi. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT.PP.London Sumatera Indonesia, Tbk. Wilayah Bulukumba. Makassar: Skripsi Administrasi Perkantoran FIS UNM, hlm. 9
[8] Ariani, Novi. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT.PP.London Sumatera Indonesia, Tbk. Wilayah Bulukumba. Makassar: Skripsi Administrasi Perkantoran FIS UNM, hlm. 10.