SEMAKIN DROF
Sabtu, 25 sepetember 2021
Bukannya semakin membaik kondisi ayah justru semakin melemah, rasa sakit yang diderita semakin parah, sekarang ambeyen itu semakin banyak keluar disertai dengan darah, ayah sudah mencoba memasukknya namu itu tidak bisa lagi. Melihat kondisi ayah yang seperti itu semua keluarga merasa khawatir, merekapun bermusyawarah, setelah mengeluarkan pendapat masing-masing akhirnya di ambil keputusan bahwa ayah akan dibawa ke rumah sakit.
Awalnya ayah akan di bawa besok pagi ke rumah sakit, tapi salah satu kakak ayah yang perempuan bersi keras untuk membawa ayah malam ini juga, melihat kondisi ayah yang semakin lemah dan penyakit itu semakin parah, takutnya ambeyen nanti akan membengkak dan tak akan bisa di masukkan lagi. Setelah selesai sholat magrib kamipun sekeluarga membawa ayah ke rumah sakit di ikuti oleh bapak kadus yang akan mengurusi berkas-berkas ayah nantinya.
Beberapa puluh menit kemudian, kamipun sampai di rumah sakit, sampai di sana ayah di bantu oleh paman untuk berjalan dan ayahpun di bawa masuk ke ruang UGD, karena tidak ada pasien jadi kami tidak perlu menunggu nomor antrian, ayah langsung di suruh duduk oleh pearawat yang tugas piket malam ini. perawat itupun memeriksa tensi ayah sambil melontarkan beberapa pertanyaan kepada ayah, ayahpun menjawab sesuai dengan apa yang dirasakan. Karena dokter yang bertugas malam ini tidak datang, karena kebtulan juga malam minggu, jadi ayah hanya diberikan satu lembar obat, untuk penahan rasa sakit saja. Perawat itupun menyuruh kami untuk datang besok.
Kamipun semua keluar dari ruang UGD, saya pun berjalan paling belakang, secara tidak sengaja saya mendengar perawat ini berbicara sama temennya, berdasarkan keluhan yang disampaikan ayah perawat itu menyimpulkan bahwa penyakit ayah sudah stadium akhir dan jalan satu-satunya adalah operasi.
Mendengar perbindangan dari perawat itu, lagi-lagi air mata ini mengalir dengan deras tanpa aku pandu, teriris rasanya hati ini mendengar itu, perasaan khawatir untuk kehilangan ayah tiba-tiba muncul dalam benakku, rasanya aku tidak akan sanggup kehilangan beliau, aku sangat menyayanginya. Di dalam hatiku tak henti-hentinya ku panjatkan kepada yang maha kuasa supaya ayahku sembuh dan sehat seperti sediakala. “ Ya Allah selain kepadamu kepada siapa lagi aku berharap, tidak ada yang mampu menolongku selain engakau ya Allah, aku mohon kepadamu sembuhkanlah ayahku, aku tidak tega melihat beliau kesakitan seperti ini, kalau engkau mau pindahkanlah rasa sakit ayahku kepadaku aku rela, asal beliau tidak merasakan lagi sakit ini” (pintaku di dalam hatiku).
Setelah keluar dari ruang UGD kamipun menuju parkiran dan membawa ayah pulang, aku sudah tidak sabar lagi untuk menunggu hari esok supaya ayahku segera ditangani, supaya penyakit itu segera hilang dan ayahku bisa sehat seperti sedia kala.