Do’a untuk orang lain sama saja do’a untuk diri sendiri
Ada persahabatan dua orang remaja yg bernama andi dan budi mereka bermimpi meraih kesuksesan bersama, Disuatu hari budi mengajak andi untuk berangkat ke sekolah bersama dengan perasaan yang penuh bahagia, tak lama di tengah perjalanan tiba-tiba andi merasakan sakit perut.
Budipun menyuruh andi untuk pulang kerumah biar saya tunggu kamu di sini kata budi, andipun bergegas pulang kerumah tak lama kemudian 40 menit terlewatkan si budipun merasa kesal terhadap andi yang di tunggu begitulama, akhirnya budi meninggalkan andi.
Berselang waktu andipun datang dengan bahagia namun tidak ada budi di temukan ditempat tersebut, andi merasa kecewa di tinggalkan oleh budi, Saking kecewanya andi berdo’a supaya budi jatuh di tengah perjalanan.
Setelah itu andi melanjutkan perjalanan menuju sekolah, tiba-tiba di tengah perjalanan andi tidak memperhatikan mobil melaju dengan kecepatan tinggi menyerepet dirinya dari belakang, andipun di bawa kerumah sakit oleh mobil trsebut.
Setelah di periksa oleh dokter ternyata andi mengalami patah tulang di bagian kaki kanannya, mendegarkan kabar bahwa andi mengalami kecelakaan sampai tak sadarkan diri budi pun langsung menuju rumah sakit tersebut.
Tak lama kemudian andi menyadarkan diri dengan keadaan kakinya yang patah menahan sakit, andi menangis merasa menyesal telah mendo’akan yang buruk terhadap budi sahabat sejati nya , budi meneteskan airmata melihat kondisi andi yang terbaring takberdaya di rumah sakit tersebut.
“kita sebagai manusia harus saling mendo’a kan yang terbaik bukan mendo’akan kejelekan untuk orang lain , sebab memberi do’a kepada orang lain sama saja mendoakan diri kita sendiri”.
